China Panaskan Perang Dagang, Tarif Baru Bakal Hantam 5.000 Produk AS

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 05:31 WIB
China Panaskan Perang...
China Panaskan Perang Dagang, Tarif Baru Bakal Hantam 5.000 Produk AS
A A A
BEIJING - China kembali memanaskan tensi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), usai mempersiapkan tarif baru sebesar 10% atau senilai USD75 miliar terhadap produk-produk impor asal Negeri Paman Sam -julukan AS-. Hasil pertanian, minyak mentah, dan pesawat kecil merupakan beberapa produk yang akan jadi target terbaru Beijing kepada Washington.

Kebijakan tersebut merupakan balasan atas kebijakan Presiden Donald Trump yang berencana menerapkan bea 10% pada produk China senilai USD300 miliar. Langkah AS itu direspons China dengan mempersiapkan tarif baru berkisar antara 5% dan 10% yang bakal diberlakukan pada lebih dari 5.000 produk yang berasal dari AS

Beijing juga akan menghidupkan kembali tarif 25% untuk impor mobil AS yang dicabut sebelumnya pada 2019, lalu sebagai isyarat niat baik ketika kedua negara berusaha menegosiasikan perjanjian perdagangan. Produsen mobil memperingatkan bahwa bea tinggi akan menempatkan pekerjaan AS dalam risiko.

"Awal tarif ini diberlakukan oleh China pada tahun 2017, dampaknya ekspor kendaraan jadi Amerika turun 50%. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi pada pekerja Amerika," kata John Bozzella, yang mewakili produsen mobil.

Babak baru perang tarif antara kedua ekonomi terbesar dunia diyakini bakal menghantam saham di AS dan Eropa. Pada 1 Agustus, Presiden Donald Trump meluncurkan tarif 10% untuk produk-produk China senilai USD300 miliar usai menyalahkan Beijing karena tidak menepati janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari Amerika.

Tarif itu diperkirakan baru akan diberlakukan secara resmi pada 1 September, tetapi kurang dari dua minggu kemudian, Trump menunda kebijakan tersebut hingga 15 Desember. Sebagian besar alasannya karena kekhawatiran bakal berdampak kepada konsumen di hari Natal. China sendiri mengatakan, pihaknya berencana untuk memberlakukan tarif baru dalam dua tahap yakni pada 1 September dan 15 Desember.

Di sisi lain AS telah berusaha meredam kekhawatiran resesi keuangan dengan kebijakan pengurangan pajak penghasilan. Penasihat perdagangan Presiden Trump, Peter Navarro, mengatakan kepada CNN bahwa tarif China hanya sebuah sinyal, dimana Ia menambahkan: "Ini bukan berita baru."

Dia menerangkan, bahwa pembicaraan negosiasi perang dagang antara kedua negara sejauh ini masih sesuai jadwal dan berpendapat bahwa tarif itu tidak merugikan warga Amerika. "Konsumen tidak merasakan sakitnya (perang dagang) dan kami fokus untuk memastikan mereka (China) yang merasakan sakitnya bukan kami," tegas Navarro.

Sambung dia menambahkan, bahwa perlambatan ekonomi merupakan kesalahan Federal Reserve alias Bank Sentral AS, yang telah menuai kritik dari Trump karena tidak melakukan pemotongan suku bunga yang lebih besar. Navarro mengungkapkan, bank harus menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan.

Berita tentang tarif baru pecah sesaat sebelum ketua Fed Powell menyampaikan pidato yang sangat dinanti pada pertemuan para gubernur bank sentral di Jackson Hole, Wyoming. Pidato itu dibayangi ekonomi yang kompleks di AS saat pasar obligasi telah mengirim sinyal peringatan dari resesi.

Powell memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan memperburuk perlambatan ekonomi global, serta menambahkan bahwa The Fed tidak memiliki "buku peraturan" untuk menangani dampak tersebut. Namun, Trump menulis di Twitter pada Jumat pagi untuk mengklaim bahwa ekonomi AS "kuat dan baik".
(akr)
Berita Terkait
Ancaman Perang Dingin...
Ancaman Perang Dingin AS-China Lebih Besar Ketimbang Virus
China Menyerah? Xi Jinping...
China Menyerah? Xi Jinping Sebut Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang Melawan AS
Apakah Trump 2.0 Bikin...
Apakah Trump 2.0 Bikin Perang Dagang Memanas? China Cari Win-win Solusi
China Membalas Tarif...
China Membalas Tarif Impor AS, Mulai Berlaku 10 Februari 2025
Perusahaan China Makin...
Perusahaan China Makin Banyak Masuk Daftar Hitam AS
Tarif Tinggi AS Bakal...
Tarif Tinggi AS Bakal Menampar Impor dari China hingga Rp286,5 Triliun
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
5 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
6 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
8 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
8 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
8 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
8 jam yang lalu
Infografis
Pentagon: China Bisa...
Pentagon: China Bisa Hancurkan Semua Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved