Potensi Ekspor Tinggi, Inovasi Desain Produk IKM Bali Makin Dipacu
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar memacu daya saing industri kecil dan menengah (IKM), termasuk dalam upaya peningkatan inovasi dan kreasi desain produk. Guna mewujudkannya, Kemenperin akan menggelar Indonesia Good Design Selection (IGDS) Award 2019, yaitu ajang penghargaan tertinggi dalam bidang desain industri dan desain produk di Tanah Air.
“Penyelenggaraan IGDS bertujuan mengapresiasi para perusahan, pelaku industri maupun desainer yang telah berkontribusi dalam peningkatan kualitas produk industri nasional, serta turut meningkatkan nilai kompetitif produk dari inovasi desain produk yang dilakukannya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Guna mengenalkan gelaran IGDS Award 2019 tersebut, Kemenperin sedang aktif melakukan kegiatan sosialisasi di beberapa daerah. “Hingga saat ini, sudah empat kota yang kami kunjungi, yakni Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Bali. Nantinya juga digelar di Jakarta,” sebutnya.
Acara sosialisasi yang bertajuk Indonesian Design Goes Global tersebut dikemas dengan konsep milenial dan sesi diskusi santai. Ketika memberikan sambutan di Bali, Sabtu (24/8), Dirjen IKMA menjelaskan, alasan Bali dipilih sebagai salah satu kota yang disambangi, karena melihat potensi Pulau Dewata yang dipenuhi oleh insan kreatif dengan berbagai produknya yang bernilai seni tinggi.
Menurutnya, upaya mendorong daya saing sektor industri kreatif, diyakini memberikan efek yang luas. Selain meningkatkan jumlah wirausaha baru, diharapkan juga akan berperan penting dalam meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Minat generasi muda di Bali dalam berwirausaha cukup berkontribusi besar hingga 12,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau berada di posisi kedua tertinggi di Indonesia setelah Yogyakarta sebesar 16,12%,” ungkap Gati.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, hingga Agustus 2018, jumlah IKM di Bali mencapai 15.134 unit usaha. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 sebanyak 14.922 unit usaha.
“Melihat data tersebut, artinya terjadi pertumbuhan sebesar 17% dari tahun 2016 yang hanya 12.730 unit. Pada 2017, keberadaan IKM di Bali mampu menyerap tenaga kerja melampaui 104 ribu orang,” paparnya.
Pengembangan IKM di Bali dinilai masih prospektif, karena berbagai produknya berpotensi tinggi menembus pasar ekspor. Namun, masih perlu pembenahan lainnya, termasuk sistem manajemen mutu, sistem manajemen keamanan pangan, GMP, dan good packaging yang memenuhi standar.
“Penyelenggaraan IGDS bertujuan mengapresiasi para perusahan, pelaku industri maupun desainer yang telah berkontribusi dalam peningkatan kualitas produk industri nasional, serta turut meningkatkan nilai kompetitif produk dari inovasi desain produk yang dilakukannya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Guna mengenalkan gelaran IGDS Award 2019 tersebut, Kemenperin sedang aktif melakukan kegiatan sosialisasi di beberapa daerah. “Hingga saat ini, sudah empat kota yang kami kunjungi, yakni Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Bali. Nantinya juga digelar di Jakarta,” sebutnya.
Acara sosialisasi yang bertajuk Indonesian Design Goes Global tersebut dikemas dengan konsep milenial dan sesi diskusi santai. Ketika memberikan sambutan di Bali, Sabtu (24/8), Dirjen IKMA menjelaskan, alasan Bali dipilih sebagai salah satu kota yang disambangi, karena melihat potensi Pulau Dewata yang dipenuhi oleh insan kreatif dengan berbagai produknya yang bernilai seni tinggi.
Menurutnya, upaya mendorong daya saing sektor industri kreatif, diyakini memberikan efek yang luas. Selain meningkatkan jumlah wirausaha baru, diharapkan juga akan berperan penting dalam meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Minat generasi muda di Bali dalam berwirausaha cukup berkontribusi besar hingga 12,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau berada di posisi kedua tertinggi di Indonesia setelah Yogyakarta sebesar 16,12%,” ungkap Gati.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, hingga Agustus 2018, jumlah IKM di Bali mencapai 15.134 unit usaha. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 sebanyak 14.922 unit usaha.
“Melihat data tersebut, artinya terjadi pertumbuhan sebesar 17% dari tahun 2016 yang hanya 12.730 unit. Pada 2017, keberadaan IKM di Bali mampu menyerap tenaga kerja melampaui 104 ribu orang,” paparnya.
Pengembangan IKM di Bali dinilai masih prospektif, karena berbagai produknya berpotensi tinggi menembus pasar ekspor. Namun, masih perlu pembenahan lainnya, termasuk sistem manajemen mutu, sistem manajemen keamanan pangan, GMP, dan good packaging yang memenuhi standar.
(akr)