PUPR Tingkatkan Kerja Sama Infrastruktur Indonesia-Timor Leste
A
A
A
JAKARTA - Tanggal 30 Agustus, tepat 20 tahun lalu, Timor Leste (dulu bernama Timor Timur) berpisah dari Indonesia. Meski telah berpisah, Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan bekas provinsi ke-27 tersebut. Salah satunya dengan peningkatan kerja sama di bidang infrastruktur.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kerja sama infrastruktur dengan Presiden Timor Leste, Francisco Guterres Lu Olo di Dili, Timor Leste.
Basuki mengatakan selama 3 tahun terakhir, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Timor Leste terus stabil dikisaran USD222 juta hingga USD229 juta. Kondisi ini mencerminkan hubungan baik dari pemerintah kedua negara dalam kerja sama perdagangan.
Sementara itu, nilai proyek konstruksi dan konsultasi Indonesia pada sejumlah proyek infrastruktur di Timor Leste terus mengalami peningkatan. Basuki menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur fisik memang sangat penting untuk kemajuan sebuah negara. Namun dalam pelaksanaannya perlu mendapat dukungan dari sumber daya manusia yang kompeten.
"Dalam hal ini, Indonesia juga ingin mendukung pengembangan sumber daya manusia Timor Leste melalui program kerja sama teknis di berbagai sektor," ujar Basuki dalam keterangan resmi, Jumat (30/8/2019).
Basuki menambahkan, sejauh ini kerja sama peningkatan kapasitas SDM Timor Leste yang telah dilaksanakan Kementerian PUPR antara lain pelatihan rehabilitasi dan rekonstruksi konstruksi jalan, program dan budgeting, dan pelatihan tenaga teknik operasional untuk operator buldozer dan alat-alat berat.
"Kami percaya kerjasama antar kedua negara akan membuat Timor Leste menjadi negara tangguh di Asia Tenggara dan mandiri secara ekonomi maupun politik," ucap Basuki.
Dan dalam acara perayaan 20 tahun Jajak Pendapat 30 Agustus 1999, turut mendampingi Menteri Basuki adalah Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus, Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Denny Abdi, Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang Esthi Marsono, Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto dan Direktur Operasi PT Wijaya Karya Agung Waskito.
Selain itu ada Ketua Tim Fasilitasi Kerjasama Pembangunan Indonesia-Timor Leste Ruchyat Deni Djakapermana, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri Trisasongko Widianto dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kerja sama infrastruktur dengan Presiden Timor Leste, Francisco Guterres Lu Olo di Dili, Timor Leste.
Basuki mengatakan selama 3 tahun terakhir, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Timor Leste terus stabil dikisaran USD222 juta hingga USD229 juta. Kondisi ini mencerminkan hubungan baik dari pemerintah kedua negara dalam kerja sama perdagangan.
Sementara itu, nilai proyek konstruksi dan konsultasi Indonesia pada sejumlah proyek infrastruktur di Timor Leste terus mengalami peningkatan. Basuki menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur fisik memang sangat penting untuk kemajuan sebuah negara. Namun dalam pelaksanaannya perlu mendapat dukungan dari sumber daya manusia yang kompeten.
"Dalam hal ini, Indonesia juga ingin mendukung pengembangan sumber daya manusia Timor Leste melalui program kerja sama teknis di berbagai sektor," ujar Basuki dalam keterangan resmi, Jumat (30/8/2019).
Basuki menambahkan, sejauh ini kerja sama peningkatan kapasitas SDM Timor Leste yang telah dilaksanakan Kementerian PUPR antara lain pelatihan rehabilitasi dan rekonstruksi konstruksi jalan, program dan budgeting, dan pelatihan tenaga teknik operasional untuk operator buldozer dan alat-alat berat.
"Kami percaya kerjasama antar kedua negara akan membuat Timor Leste menjadi negara tangguh di Asia Tenggara dan mandiri secara ekonomi maupun politik," ucap Basuki.
Dan dalam acara perayaan 20 tahun Jajak Pendapat 30 Agustus 1999, turut mendampingi Menteri Basuki adalah Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus, Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Denny Abdi, Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang Esthi Marsono, Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto dan Direktur Operasi PT Wijaya Karya Agung Waskito.
Selain itu ada Ketua Tim Fasilitasi Kerjasama Pembangunan Indonesia-Timor Leste Ruchyat Deni Djakapermana, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri Trisasongko Widianto dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja.
(ven)