Olah Lahan dengan Alsintan, Cegah Kebakaran Hutan

Minggu, 01 September 2019 - 18:26 WIB
Olah Lahan dengan Alsintan,...
Olah Lahan dengan Alsintan, Cegah Kebakaran Hutan
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis lahan rawa punya potensi luar biasa untuk dikembangkan mendukung program swasembada nasional. Melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Sumatra Selatan (Sumsel), diharapkan mampu menekan kebakaran lahan.

"Petani tidak akan membakar lagi untuk membuka lahan. Kami dorong olah tanah dengan alat mesin pertanian, yaitu menggunakan rotavator. Kami gunakan teknologi modern. Kami menggunakan excavator, menggunakan traktor roda 4 dan seterusnya," tutur Amran, Minggu (1/9/2019).

Amran mengatakan, saat musim kering penting bagi masyarakat untuk menekan kebakaran lahan tidur di area rawa. Kementan mendorong agar lahan tidur tersebut digarap, dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatra Selatan.

"Pak Presiden mendorong agar pencegahan kebakaran lahan rawa dengan modernisasi pertanian kita. Menghentikan kebiasaan mereka membakar lahan sebelum bertani. Alsintan akan sangat membantu bagi mereka," kata Amran.

Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menurunkan 1.700 alat mesin pertanian, excavator sebanyak 118 unit dan tambahan 10 unit.

"Itu sudah 120 unit dan nilainya Rp300 miliar-Rp400 miliar. Tidak tanggung-tanggung ini untuk kesejahteraan petani dan sekaligus menekan kebakaran. Alhamdulillah kami dengar langsung dari Pak Gubernur (Sumsel), kebakaran hari ini sudah jauh menurun," ujar Mentan.

Selama ini lahan di Sumatra Selatan, rawan kebakaran dan ekspor asap ke negara tetangga sewaktu musim kemarau, namun Mentan optimis apabila ditanami komoditas pertanian memanfaatkan alat modern, produksi akan meningkat.

"Kami menargetkan meningkatkan kesejahteraan petani kita yang dulu menanam satu kali sekarang menjadi tiga kali. Kan bisa meningkat pendapatannya dua kali atau tiga kali lipat. Kalau ini nanti berhasil target 200 ribu hektar lahan, bisa meningkatkan pendapatan Sumatra Selatan Rp14 triliun. Kalau nanti dua kali lipat luas tanam, tahun depan, tambah meningkat Rp30 triliun. Ini luar biasa mendorong kesejahteraan petani dan menekan kemiskinan," pungkas Amran.

Diketahui, penyebab kebakaran hutan ada dua hal, yaitu faktor alam dan ulah manusia. Kebakaran akibat ulah manusia paling sering terjadi akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar. Namun ada juga akibat masyarakat membuang puntung rokok sembarangan di lahan hutan.

Menurut data yang tercatat di Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, alsintan traktor roda 4 yang telah didistribusikan ke petani sejak tahun 2015 sampai 2018 sebanyak 9.605 unit, traktor roda 2 sebanyak 130.097 unit, dan excavator mini dan standar sebanyak 869 unit.

"Dengan disediakan alsintan pengolah tanah dapat menekan kebakaran hutan. Kami telah mendorong petani agar proses pengolahan tanah dilakukan dengan alsintan excavator, traktor roda 4, dan alsintan lainnya," kata Dirjen PSP, Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, pengolahan tanah dengan menggunakan alsintan, yaitu traktor roda 4, traktor roda 2, excavator, dan alsintan lainnya, selain dapat menekan risiko kebakaran juga dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

"Pengolahan tanah dengan alsintan diharapkan dapat meningkatkan IP yang awalnya hanya satu kali tanam menjadi dua atau tiga kali tanam dalam setahun. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dua sampai tiga kali lipat," kata Sarwo Edhy.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7116 seconds (0.1#10.140)