IHSG Berakhir Jatuh, Bursa Asia Mixed Diterpa Perang Tarif AS-China
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Senin (2/9/2019) ditutup jatuh untuk melanjutkan tren negatif sejak pembukaan pagi tadi. Hingga akhir sesi, IHSG berbalik merosot hingga -37.92 poin atau -0.60% ke level 6.290,55.
Sebelumnya pada sesi pembukaan, bursa sahan Tanah Air bertengger pada posisi 6.295,07 usai kehilangan 33,400 poin yang setara 0,528%. Sebelumnya IHSG pada akhir pekan kemarin, melesat untuk menyentuh level 6.328,47.
Sektor saham hingga perdagangan sore mayoritas berada dalam jalur negatif. Pelemahan terdalam menimpa sektor consumer usai menyusut -1,69% diikuti aneka industri dengan kejatuhan mencapai 1,55% sedangkan kenaikan tertinggi dicetak pertambangan yang melompat 1,75%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp7,81 triliun dengan 15,52 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp98,90 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp1,91 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,82 triliun. Tercatat sebesar 161 saham menguat, 292 melemah dan 148 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT XL Axiata Tbk. (EXCL) naik Rp140 menjadi Rp3.620, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) bertambah Rp100 menjadi Rp4.370 dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) meningkat Rp85 menjadi Rp990.
Sementara, beberapa saham yang melemah yakni PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp125 menjadi Rp6.550, PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) turun Rp60 menjadi Rp750 serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berkurang Rp55 menjadi Rp1.530.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, pasar saham Asia ditutup mixed alias bervariasi pada awal pekan setelah diterpa putaran terbaru perang tarif antara Amerika Serikat (AS) versus China. Sementara investor masih mencoba mencerna data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan.
Saham China Daratan melonjak pada hari ini seiringi dengan penambahan yang terjadi Komposit Shanghai sebesar 1,31% untuk menjadi 2.924,11 dan Komposit Shenzhen juga naik 2,259% ke pisisi 1.614,92. Saham teknologi mendapatkan dorongan, seiring meningkatnya minat investasi dalam sektor tersebut.
Namun indeks Hang Seng di Hong Kong hingga sesi perdagangan sore masih tergelincir mencapai -0,38%. Ketegangan yang memburuk antara pengunjuk rasa dan pemerintah membuat saham operator kereta api MTR anjlok lebih dari 3%, dengan infrastruktur di beberapa stasiun rusak dalam beberapa hari terakhir.
Selanjutnya Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,41% hingga ditutup pada posisi 20.620,19 untuk kemudian indeks Topix juga turun 0,44% untuk menutup sesi perdagangan awal pekan. Indeks Kospi, Korea Selatan justru berbanding terbalik usai sukses menanjak naik 0,07% menjadi 1,969.19.
Bursa patokan Australia yakni ASX 200 Australia tergelincir 0,38% untuk berada di level 6.579,40 pada akhir sesi. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang turun 0,32%.
Sebelumnya pada sesi pembukaan, bursa sahan Tanah Air bertengger pada posisi 6.295,07 usai kehilangan 33,400 poin yang setara 0,528%. Sebelumnya IHSG pada akhir pekan kemarin, melesat untuk menyentuh level 6.328,47.
Sektor saham hingga perdagangan sore mayoritas berada dalam jalur negatif. Pelemahan terdalam menimpa sektor consumer usai menyusut -1,69% diikuti aneka industri dengan kejatuhan mencapai 1,55% sedangkan kenaikan tertinggi dicetak pertambangan yang melompat 1,75%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp7,81 triliun dengan 15,52 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp98,90 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp1,91 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,82 triliun. Tercatat sebesar 161 saham menguat, 292 melemah dan 148 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT XL Axiata Tbk. (EXCL) naik Rp140 menjadi Rp3.620, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) bertambah Rp100 menjadi Rp4.370 dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) meningkat Rp85 menjadi Rp990.
Sementara, beberapa saham yang melemah yakni PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp125 menjadi Rp6.550, PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) turun Rp60 menjadi Rp750 serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berkurang Rp55 menjadi Rp1.530.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, pasar saham Asia ditutup mixed alias bervariasi pada awal pekan setelah diterpa putaran terbaru perang tarif antara Amerika Serikat (AS) versus China. Sementara investor masih mencoba mencerna data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan.
Saham China Daratan melonjak pada hari ini seiringi dengan penambahan yang terjadi Komposit Shanghai sebesar 1,31% untuk menjadi 2.924,11 dan Komposit Shenzhen juga naik 2,259% ke pisisi 1.614,92. Saham teknologi mendapatkan dorongan, seiring meningkatnya minat investasi dalam sektor tersebut.
Namun indeks Hang Seng di Hong Kong hingga sesi perdagangan sore masih tergelincir mencapai -0,38%. Ketegangan yang memburuk antara pengunjuk rasa dan pemerintah membuat saham operator kereta api MTR anjlok lebih dari 3%, dengan infrastruktur di beberapa stasiun rusak dalam beberapa hari terakhir.
Selanjutnya Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,41% hingga ditutup pada posisi 20.620,19 untuk kemudian indeks Topix juga turun 0,44% untuk menutup sesi perdagangan awal pekan. Indeks Kospi, Korea Selatan justru berbanding terbalik usai sukses menanjak naik 0,07% menjadi 1,969.19.
Bursa patokan Australia yakni ASX 200 Australia tergelincir 0,38% untuk berada di level 6.579,40 pada akhir sesi. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang turun 0,32%.
(akr)