CEO & Founder Dicoding Narenda Wicaksono, Mencetak Talenta Unggul IT Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Ketertarikannya akan teknologi mengantarkan Narenda Wicaksono menuntut ilmu di Fakultas Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat di bangku kuliah Narenda aktif berorganisasi bahkan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika ITB.
Aktivitas itu kemudian mengantarkan millenial yang tech savvy tersebut menjadi Microsoft Student Partner yang di pilih oleh Developer Evangelist Microsoft. (Baca: 7 Millennial Heroes, Ajang Generasi Milenial Menentukan Pahlawannya)
Narenda bahkan memenangi Imagine Cup yang di adakan oleh Microsoft untuk regional Indonesia, kompetisi yang bertujuan mengembangkan keterampilan mahasiswa dari seluruh dunia di bidang teknologi. Bakat dan otak encernya memikat Microsoft Indonesia yang lantas mengajaknya bergabung sebagai Developer Relation.
Setelah meniti karir dengan Microsoft, Narenda melanjutkan karirnya di Nokia hingga mendapatkan penghargaan Intel Innovator. Saat usia 30 tahun, Narenda mendirikan sebuah perusahaan bernama Dicoding Indonesia yang resmi diluncurkan tanggal 5 Januari 2015.
Dicoding hadir untuk menjembatani developer Indonesia dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin kompetitif. Melalui ketiga pilar: challenge, event, academy, dan Jobs.
Dicoding giat mewujudkan misi menumbuhkan dan mengembangkan ekosistem industri IT di Indonesia dengan mengasah talenta terbaik yang menghasilkan produk teknologi unggul serta mampu bersaing di pasar lokal maupun global.
Dicoding telah berhasil memikat lebih dari 140.000 developer IT dari 454 kota di seluruh Indonesia. Di antara jumlah tersebut, sebanyak 800 merupakan startup members yang memanfaatkan program-program Dicoding untuk memotivasi, mendukung, dan meningkatkan kualitas karya digital startup-nya.
Dicoding mencatat puluhan ribu pengembang aplikasi lintas platform telah mendaftar untuk mengikuti 630 offline events. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dicoding dengan berkolaborasi bersama komunitas developer, pemerintah Indonesia, dan industri IT selama 2015-2018.
Semangat dan kerja keras para developer untuk mempersembahkan karya terbaik mereka terangkum dalam lebih dari 5.200 karya digital yang lahir dari 162 tantangan pada platform challenge dicoding. Karya digital tersebut meliputi game, aplikasi mobile, dan web dengan jumlah unduhan yang mencapai lebih dari 225 juta kali. Narenda berharap Dicoding mampu melahirkan lebih banyak developer bertalenta dan berdaya saing untuk masyarakat Indonesia.
Aktivitas itu kemudian mengantarkan millenial yang tech savvy tersebut menjadi Microsoft Student Partner yang di pilih oleh Developer Evangelist Microsoft. (Baca: 7 Millennial Heroes, Ajang Generasi Milenial Menentukan Pahlawannya)
Narenda bahkan memenangi Imagine Cup yang di adakan oleh Microsoft untuk regional Indonesia, kompetisi yang bertujuan mengembangkan keterampilan mahasiswa dari seluruh dunia di bidang teknologi. Bakat dan otak encernya memikat Microsoft Indonesia yang lantas mengajaknya bergabung sebagai Developer Relation.
Setelah meniti karir dengan Microsoft, Narenda melanjutkan karirnya di Nokia hingga mendapatkan penghargaan Intel Innovator. Saat usia 30 tahun, Narenda mendirikan sebuah perusahaan bernama Dicoding Indonesia yang resmi diluncurkan tanggal 5 Januari 2015.
Dicoding hadir untuk menjembatani developer Indonesia dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin kompetitif. Melalui ketiga pilar: challenge, event, academy, dan Jobs.
Dicoding giat mewujudkan misi menumbuhkan dan mengembangkan ekosistem industri IT di Indonesia dengan mengasah talenta terbaik yang menghasilkan produk teknologi unggul serta mampu bersaing di pasar lokal maupun global.
Dicoding telah berhasil memikat lebih dari 140.000 developer IT dari 454 kota di seluruh Indonesia. Di antara jumlah tersebut, sebanyak 800 merupakan startup members yang memanfaatkan program-program Dicoding untuk memotivasi, mendukung, dan meningkatkan kualitas karya digital startup-nya.
Dicoding mencatat puluhan ribu pengembang aplikasi lintas platform telah mendaftar untuk mengikuti 630 offline events. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dicoding dengan berkolaborasi bersama komunitas developer, pemerintah Indonesia, dan industri IT selama 2015-2018.
Semangat dan kerja keras para developer untuk mempersembahkan karya terbaik mereka terangkum dalam lebih dari 5.200 karya digital yang lahir dari 162 tantangan pada platform challenge dicoding. Karya digital tersebut meliputi game, aplikasi mobile, dan web dengan jumlah unduhan yang mencapai lebih dari 225 juta kali. Narenda berharap Dicoding mampu melahirkan lebih banyak developer bertalenta dan berdaya saing untuk masyarakat Indonesia.
(fjo)