Kehadiran Esemka Bisa Picu Industri Komponen
A
A
A
BOYOLALI - Peresmian pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, diharapkan memberikan efek berantai bagi industri lain terutama komponen automotif. Kehadiran mobil tersebut juga harus bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak utamanya pada industri yang terkait rantai pasok.
Kendati demikian, Esemka diperkirakan tidak akan mudah bersaing di pasar mengingat banyaknya prinsipal luar negeri yang bermain di pasar automotif Tanah Air. Namun, kehadiran Esemka yang dikembangkan oleh pabrikan lokal PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) itu menjadi indikasi semakin kompetitifnya industri kendaraan bermotor di Indonesia.
“Tidak mudah bagi mobil Esemka masuk ke pasar. Namun sebagai sebuah bangsa yang mau menghargai karya, brand dan principal sendiri, saya yakin Esemka bakal laku. Banyak yang bertanya kepada saya kenapa mau meresmikan pabrik Esemka. Karena saya ingin mendukung pengembangan industri automotif nasional,” kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik mobil Esemka di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, kemarin.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mencoba Esemka yang diberi nama Bima. Mobil jenis pik-up yang menggunakan mesin berkapasitas 1.200 cc itu dinilai cukup baik dari segi kualitas.
"Saya melihat harga kompetitif, saya tanya harganya Rp95 juta off the road. Feeling saya laku keras," ujar Presiden.
Optimistis Jokowi didasarkan pada harga mobil Esemka yang dianggap cukup kompetitif dibanding kendaraan lain di pasaran. Dia pun menegaskan, tidak ada bantuan pemerintah untuk pengembangan mobil yang sudah dirintis sejak 10 tahun silam itu.
Terkait konten dalam negeri, Presiden menilai Esemka sudah cukup baik menerapkannya meski belum mencapai 80%. “Tetapi sebagai sebuah usaha pertama dalam memulai industri automotif dengan brand dan principle Indonesia, maka patut diacungi jempol atas keberanian PT Solo Manufaktur Kreasi,” tegasnya.
Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya menegaskan, Esemka merupakan perusahaan swasta nasional yang 100% dimiliki oleh swasta. Dia juga menegaskan bahwa Esemka bukan mobil nasional seperti informasi yang berkembang selama ini.
“Lebih tepatnya ini adalah mobil buatan Indonesia karya anak bangsa sendiri,” ucap Eddy.
Esemka, kata dia, mengikuti setiap aturan yang ditetapkan dalam industri automotif. Dia berharap Esemka dapat merintis kemajuan industri automotif buatan Indonesia, sekaligus satu langkah maju dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang unggul melalui pemberdayaan siswa lulusan SMK.
“Inilah hasil kerja kami. Kami berharap dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Boyolali pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” imbuh Eddy.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pabrikan mobil Esemka telah bekerja sama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen automotif lokal. Perusahaan itu juga sudah melakukan persiapan untuk produksi massal.
Dia mengemukakan, banyak industri komponen kendaraan di dalam negeri telah menjadi bagian dari pemasok rantai automotif global. Secara nasional, saat ini terdapat 1.500 perusahaan komponen automotif di Indonesia yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kekuatan industri automotif di Indonesia juga terlihat dari capaian ekspor produk automotif dan komponennya yang terus menunjukkan peningkatan. Pada 2018 lalu, ekspor kendaraan utuh (completely build up/CBU) mencapai 265.000 unit, kemudian completely knock down (CKD) sekitar 82.000 set, serta komponen lebih dari 86,6 juta pieces.
Airlangga menambahkan, pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up Bima-Esemka. Adapun kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.
Dia juga memastikan, peresmian pabrik tersebut dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian, seperti membuka lapangan kerja baru. “Pada tahap awal akan menyerap 300 tenaga kerja untuk satu shift. Kalau kapasitasnya bertambah, tentu bertambah juga jumlah tenaga kerjanya. Ini untuk tenaga kerja lokal,” ungkapnya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyambut baik kehadiran mobil Esemka sebagai pemain automotif baru di Indonesia.
"Ini membuat masyarakat punya tambahan pilihan kendaraan yang ingin dibeli," ujarrnya. (Dita Angga/Ary Wahyu Wibowo/Oktiani Endarwati)
Kendati demikian, Esemka diperkirakan tidak akan mudah bersaing di pasar mengingat banyaknya prinsipal luar negeri yang bermain di pasar automotif Tanah Air. Namun, kehadiran Esemka yang dikembangkan oleh pabrikan lokal PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) itu menjadi indikasi semakin kompetitifnya industri kendaraan bermotor di Indonesia.
“Tidak mudah bagi mobil Esemka masuk ke pasar. Namun sebagai sebuah bangsa yang mau menghargai karya, brand dan principal sendiri, saya yakin Esemka bakal laku. Banyak yang bertanya kepada saya kenapa mau meresmikan pabrik Esemka. Karena saya ingin mendukung pengembangan industri automotif nasional,” kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik mobil Esemka di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, kemarin.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mencoba Esemka yang diberi nama Bima. Mobil jenis pik-up yang menggunakan mesin berkapasitas 1.200 cc itu dinilai cukup baik dari segi kualitas.
"Saya melihat harga kompetitif, saya tanya harganya Rp95 juta off the road. Feeling saya laku keras," ujar Presiden.
Optimistis Jokowi didasarkan pada harga mobil Esemka yang dianggap cukup kompetitif dibanding kendaraan lain di pasaran. Dia pun menegaskan, tidak ada bantuan pemerintah untuk pengembangan mobil yang sudah dirintis sejak 10 tahun silam itu.
Terkait konten dalam negeri, Presiden menilai Esemka sudah cukup baik menerapkannya meski belum mencapai 80%. “Tetapi sebagai sebuah usaha pertama dalam memulai industri automotif dengan brand dan principle Indonesia, maka patut diacungi jempol atas keberanian PT Solo Manufaktur Kreasi,” tegasnya.
Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya menegaskan, Esemka merupakan perusahaan swasta nasional yang 100% dimiliki oleh swasta. Dia juga menegaskan bahwa Esemka bukan mobil nasional seperti informasi yang berkembang selama ini.
“Lebih tepatnya ini adalah mobil buatan Indonesia karya anak bangsa sendiri,” ucap Eddy.
Esemka, kata dia, mengikuti setiap aturan yang ditetapkan dalam industri automotif. Dia berharap Esemka dapat merintis kemajuan industri automotif buatan Indonesia, sekaligus satu langkah maju dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang unggul melalui pemberdayaan siswa lulusan SMK.
“Inilah hasil kerja kami. Kami berharap dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Boyolali pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” imbuh Eddy.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pabrikan mobil Esemka telah bekerja sama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen automotif lokal. Perusahaan itu juga sudah melakukan persiapan untuk produksi massal.
Dia mengemukakan, banyak industri komponen kendaraan di dalam negeri telah menjadi bagian dari pemasok rantai automotif global. Secara nasional, saat ini terdapat 1.500 perusahaan komponen automotif di Indonesia yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kekuatan industri automotif di Indonesia juga terlihat dari capaian ekspor produk automotif dan komponennya yang terus menunjukkan peningkatan. Pada 2018 lalu, ekspor kendaraan utuh (completely build up/CBU) mencapai 265.000 unit, kemudian completely knock down (CKD) sekitar 82.000 set, serta komponen lebih dari 86,6 juta pieces.
Airlangga menambahkan, pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up Bima-Esemka. Adapun kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.
Dia juga memastikan, peresmian pabrik tersebut dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian, seperti membuka lapangan kerja baru. “Pada tahap awal akan menyerap 300 tenaga kerja untuk satu shift. Kalau kapasitasnya bertambah, tentu bertambah juga jumlah tenaga kerjanya. Ini untuk tenaga kerja lokal,” ungkapnya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyambut baik kehadiran mobil Esemka sebagai pemain automotif baru di Indonesia.
"Ini membuat masyarakat punya tambahan pilihan kendaraan yang ingin dibeli," ujarrnya. (Dita Angga/Ary Wahyu Wibowo/Oktiani Endarwati)
(nfl)