Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp820 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk, Panji Irawan, mengemukakan bahwa penyaluran kredit secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 9,5% menjadi Rp820 triliun pada semester I 2019.
Kenaikan penyaluran kredit ini berasal dari segmen corporate, dimana pembiayaan corporate secara bank only tumbuh 21,2% secara tahunan (year on year), dan pembiayaan ritel, yaitu micro dan consumer tumbuh 23,6% year on year.
"Pertumbuhan kredit 9,5% ini diikuti oleh perbaikan kualitas aset, ditunjukan oleh penurunan Rasio Gross NPL menjadi 2,6%, atau turun 54 basis points dibandingkan periode yang sama tahun 2018," ujar Panji di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tumbuh 6,8% year on year, menjadi sebesar Rp 827,8 triliun, dengan komposisi dana murah yaitu tabungan sebesar 62,4% dari total DPK.
"Bank Mandiri memang mengutamakan pertumbuhan DPK terutama bersumber dari tabungan masyarakat," jelasnya.
Selain itu, Bank Mandiri dalam mencari sumber dana juga terus membangun kapabilitas untuk mendapatkan dana wholesale, dalam penerbitan obligasi, baik domestik maupun global, dan pinjaman bilateral dari bank asing.
Dari sisi laba-rugi, pendapatan bunga bersih tumbuh 9,1% year on year menjadi Rp14,4 triliun pada semester I tahun 2019. Sementara itu, pendapatan non-bunga inti tumbuh 5,9% year on year, terutama diperoleh dari tranksaksi valas dan transaksi ritel.
Dengan pengendalian biaya yang ketat, biaya operasional Bank Mandiri juga dapat terjaga sehingga tumbuh hanya sebesar 5% year on year. "Pada akhirnya, laba bersih Bank Mandiri dapat tumbuh dua digit ditopang oleh perbaikan kualitas kredit," terangnya.
Kenaikan penyaluran kredit ini berasal dari segmen corporate, dimana pembiayaan corporate secara bank only tumbuh 21,2% secara tahunan (year on year), dan pembiayaan ritel, yaitu micro dan consumer tumbuh 23,6% year on year.
"Pertumbuhan kredit 9,5% ini diikuti oleh perbaikan kualitas aset, ditunjukan oleh penurunan Rasio Gross NPL menjadi 2,6%, atau turun 54 basis points dibandingkan periode yang sama tahun 2018," ujar Panji di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tumbuh 6,8% year on year, menjadi sebesar Rp 827,8 triliun, dengan komposisi dana murah yaitu tabungan sebesar 62,4% dari total DPK.
"Bank Mandiri memang mengutamakan pertumbuhan DPK terutama bersumber dari tabungan masyarakat," jelasnya.
Selain itu, Bank Mandiri dalam mencari sumber dana juga terus membangun kapabilitas untuk mendapatkan dana wholesale, dalam penerbitan obligasi, baik domestik maupun global, dan pinjaman bilateral dari bank asing.
Dari sisi laba-rugi, pendapatan bunga bersih tumbuh 9,1% year on year menjadi Rp14,4 triliun pada semester I tahun 2019. Sementara itu, pendapatan non-bunga inti tumbuh 5,9% year on year, terutama diperoleh dari tranksaksi valas dan transaksi ritel.
Dengan pengendalian biaya yang ketat, biaya operasional Bank Mandiri juga dapat terjaga sehingga tumbuh hanya sebesar 5% year on year. "Pada akhirnya, laba bersih Bank Mandiri dapat tumbuh dua digit ditopang oleh perbaikan kualitas kredit," terangnya.
(ven)