Kiblat Fesyen Muslim Dunia, Jawa Barat Jadi Andalan Pemerintah

Rabu, 11 September 2019 - 00:09 WIB
Kiblat Fesyen Muslim...
Kiblat Fesyen Muslim Dunia, Jawa Barat Jadi Andalan Pemerintah
A A A
BANDUNG - Pemerintah mencanangkan Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada 2020 mendatang. Maka guna mencapai target tersebut, pemerintah mengandalkan Jawa Barat (Jabar) sebagai basis produk fesyen Tanah Air.

Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) E Ratna Utarianingrum mengatakan, pihaknya mengandalkan Jawa Barat menjadi basis munculnya produk fesyen muslim, menuju Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.

"Di Jabar ada Tasikmalaya, Bandung, dan daerah lainnya yang sudah cukup diakui produk fesyen muslimnya. Kami berharap banyak produk dan desain fesyen muslim baru yang dihasilkan oleh para pegiat fesyen ini," kata Ratna pada sosialiasi Road to MOFP 2019 di Hotel Moxy, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Selasa (10/9).

Menurut Ratna, Indonesia telah memiliki daya dukung yang memadai menjadi kiblat fesyen muslim. Di antaranya keberadaan industri manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT) dari hilir hingga hulu. Keberadaan perguruan tinggi pun cukup mendukung lahirnya para desainer fesyen.

"Tahun kemarin, Indonesia masuk 10 besar produsen pakaian muslim dunia, dan tahun ini kita sudah nomor dua setelah Uni Emirat Arab. Ini perkembangan yang cukup bagus. Saat ini, kontribusi industri kreatif terbesar di Indonesia telah ditopang kuliner, kerajinan, dan fesyen," pungkas dia.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri fesyen khususnya fesyen muslim tanah air menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspornya dan kontribusinya terhadap PDB nasional.

Berdasarkan data BPS nilai ekspor fesyen sampai periode Januari hingga Juni 2019 mencapai USD6,62 miliar. Terdiri dari USD4,06 miliar ekspor pakaian jadi dan USD2,56 miliar ekspor kulit, produk kulit dan alas kaki. Pada Triwulan I 2019 sektor industri fesyen tumbuh 23,21% dengan memberikan kontribusi 0,97% terhadap PDB nasional.

“Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Populasi umat muslim Indonesia mencapai 88% dari jumlah penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 283,83 juta jiwa. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan jumlah kebutuhan fesyen muslim nasional," beber dia.

Berdasarkan State of the Global Islamic Economic 2018-2019 kosumsi fesyen muslim Indonesia mencapai USD20 miliar, sementara konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD270 miliar. Hal ini menunjukkan peluang pasar yang besar yang bisa digarap oleh industri fesyen muslim dalam negeri.

Lebih lanjut Ratna menyebut, untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia, berbagai strategi dan program telah dilakukan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian. Salah satunya menggelar Kompetisi Modest Fashion Project (MOFP) 2019. MOFP merupakan sebuah kompetisi desain fesyen yang tidak hanya berfokus pada konsep desain produk fesyen muslim, namun juga pada konsep bisnis yang akan diterapkan.

Berbeda dengan kompetisi desain fesyen pada umumnya, Modest Fashion Project merupakan kompetisi yang para finalisnya akan mendapatkan coaching dan pelatihan tentang bisnis dan industri fesyen.

“Program ini telah kami laksanakan sejak tahun 2018 yang bertujuan untuk melahirkan startup IKM fesyen muslim. Kegiatan ini dirancang tidak hanya berupa kompetisi desain fesyen seperti pada umumnya, melainkan ada project yang harus dibuat oleh para peserta yaitu pembuatan konsep bisnis fesyen dari desain yang dibuat dan kemudian diaktualisasikan menjadi bentuk karya fesyen yang akan dipresentasikan dan diperagakan pada grand final," imbuh dia.

Nantinya, dari kompetisi ini, 20 finalis terbaik MOFP akan di-coaching selama 2 tahun sampai memiliki business plan dan marketing tools yang siap dipresentasikan di hadapan calon investor. Grand Final dan Pengumuman MOFP akan dilaksanakan pada bulan November 2019.

Sementara itu, salah seorang pemenang MOFP 2018, Dhiya mengaku, setelah menjadi finalis yang lolos MOFP, dia mendapat pendampingan dan pelatihan dari Kemenperin. Mereka didampingi untuk penyempurnaan produk. Juga diajarkan bagaimana memulai bisnis serta mengatur manajemen keuangannya.

"Banyak hal yang saya dapat dengan ikut program ini. Saya dibimbing sampai menghasilkan produk siap jual. Mereka juga ikut membantu mempromosikan produk saya, terdekat bakal ikut pameran di Dubai," kata Dhiya yang lebih mengedepankan kekuatan motif pada produk fesyennya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1077 seconds (0.1#10.140)