Cetak SDM Unggul, PII: Inovasi Hebat Tak Lahir dari Medioker
A
A
A
JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) siap menyambut baik visi Indonesia dalam lima tahun ke depan yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasuki periode kedua. Dimana pemerintah menyatakan bakal fokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) setelah agresif menggenjot proyek infrastruktur lima tahun belakangan.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengamini pernyataan Presiden yang mengungkapkan bahwa perubahan ke depan semakin cepat, dan revolusi teknologi bergerak melesat. Menurutnya tidak ada pilihan lain bagi Indonesia, selain mengikuti perubahan yang berlangsung dengan cepat.
“Tidak ada pilihan, Indonesia harus berlari kencang mengejar gelombang perubahan. Kami menyadari sumber daya manusia unggul menjadi kunci penting dari perubahan itu, karena inovasi yang hebat tidak akan lahir dari para medioker. Ini bukan hal mudah,” ujar Heru Dewanto di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Ditambah menurutnya upaya pengembangan SDM merupakan panggilan kepada para insinyur untuk berkarya lebih besar lagi. Tegas dia menyatakan, karya-karya keinsinyuran harus menjadi manfaat bagi orang lain.
“Ketika ruas jalan tol bisa membuat seorang ayah lebih cepat pulang ke rumah, ketika sebuah bendungan bisa membuat ribuan petak sawah tak lagi kekurangan air, ketika kereta cepat bisa mempermudah hidup jutaan penggunanya,” sambungnya.
Heru, yang juga Chairman ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) ini menyadari mencetak SDM unggul harus dimulai dari sebuah data base sehingga peta kekuatan diketahui, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama. “Bukankah data lebih mahal dari minyak?” kata Heru menyitir Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi pada 16 Agustus lalu.
Sambung dia melaporkan, PII sedang membuat database keinsinyuran, setelah Presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsiyuran.
“Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa. Tentu nama bapak Ir. Joko widodo ada di dalamnya, lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya,” jelas Heru.
Database ini, kata Heru, diharapkan bisa menjadi sumbangsih PII yang nantinya bisa disinergikan dengan pusat manajemen talenta yang akan dibuat pemerintah. “Jadi yang bagian SDM keinsinyuran, kami siap rampungkan, Pak,” katanya.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengamini pernyataan Presiden yang mengungkapkan bahwa perubahan ke depan semakin cepat, dan revolusi teknologi bergerak melesat. Menurutnya tidak ada pilihan lain bagi Indonesia, selain mengikuti perubahan yang berlangsung dengan cepat.
“Tidak ada pilihan, Indonesia harus berlari kencang mengejar gelombang perubahan. Kami menyadari sumber daya manusia unggul menjadi kunci penting dari perubahan itu, karena inovasi yang hebat tidak akan lahir dari para medioker. Ini bukan hal mudah,” ujar Heru Dewanto di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Ditambah menurutnya upaya pengembangan SDM merupakan panggilan kepada para insinyur untuk berkarya lebih besar lagi. Tegas dia menyatakan, karya-karya keinsinyuran harus menjadi manfaat bagi orang lain.
“Ketika ruas jalan tol bisa membuat seorang ayah lebih cepat pulang ke rumah, ketika sebuah bendungan bisa membuat ribuan petak sawah tak lagi kekurangan air, ketika kereta cepat bisa mempermudah hidup jutaan penggunanya,” sambungnya.
Heru, yang juga Chairman ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) ini menyadari mencetak SDM unggul harus dimulai dari sebuah data base sehingga peta kekuatan diketahui, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama. “Bukankah data lebih mahal dari minyak?” kata Heru menyitir Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi pada 16 Agustus lalu.
Sambung dia melaporkan, PII sedang membuat database keinsinyuran, setelah Presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsiyuran.
“Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa. Tentu nama bapak Ir. Joko widodo ada di dalamnya, lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya,” jelas Heru.
Database ini, kata Heru, diharapkan bisa menjadi sumbangsih PII yang nantinya bisa disinergikan dengan pusat manajemen talenta yang akan dibuat pemerintah. “Jadi yang bagian SDM keinsinyuran, kami siap rampungkan, Pak,” katanya.
(akr)