Perusahaan Rokok, British American Tobacco Akan Pangkas 2.300 Pekerja

Jum'at, 13 September 2019 - 04:12 WIB
Perusahaan Rokok, British...
Perusahaan Rokok, British American Tobacco Akan Pangkas 2.300 Pekerja
A A A
LONDON - Perusahaan raksasa asal Inggris yang menghasilkan berbagai produk rokok yakni British American Tobacco mengumumkan rencana merampingkan pegawai dengan memangkas 2.300 pekerja. Hal ini ketika perusahaan yang berbasis di London tersebut mulai efisiensi setelah beralih dari rokok tradisional.

British American Tobacco (BAT) mengatakan, bakal menciptakan perusahaan yang "lebih efisien, gesit dan fokus". Dimana BAT mulai mengalihkan fokus mereka terhadap e-rokok dan kategori produk baru lainnya.

Perusahaan mengatakan lapisan manajemen akan dikurangi dan disederhanakan di bawah rencana yang akan selesai secara substansial pada Januari tahun depan. Seorang juru bicara BAT menolak memberikan rincian terkait pengurangan para pekerja tersebut.

BAT yang memiliki kantor pusat di London, saat ini tercatat memiliki 55.000 karyawan di seluruh dunia, dengan 55 pabrik di 48 negara. Saham BAT sendiri mengalami kenaikan 2,5% pada perdagangan Kamis pagi di bursa London.

"Dengan fokus pada penyederhanaan dan penghapusan lapisan manajemen, diharapkan bahwa lebih dari 20% peran karyawan senior dalam organisasi akan terpengaruh," katanya.

Kepala eksekutif baru Jack Bowles, yang telah berperan selama lima bulan, mengatakan ingin memastikan budaya masa depan yang sehat. "Tujuan saya adalah untuk mengawasi perubahan langkah dalam pertumbuhan 'kategori baru' dan secara signifikan menyederhanakan cara kerja dan proses bisnis kami saat ini," jelasnya.

Sambung Jack menambahkan, sembari memberikan pengembalian jangka panjang yang berkelanjutan bagi pemegang saham British American Tobacco. Langkah ini menurutnya menjadi permulaan yang penting dalam membantu mencapai tujuan perusahaan.

Vaping

Di antara produk kategori baru yang dihasilkan BAT yakni Vype e-cigarette yang diluncurkan pada 2013. Penekanan BAT pada "kategori baru" muncul di tengah tanda-tanda bahwa regulator AS sedang bersiap untuk mengambil sikap lebih keras terhadap e-rokok.

Pada hari Rabu, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan melarang e-rokok beraroma setelah serentetan kematian terkait vaping. Sekretaris Kesehatan AS Alex Azar mengatakan, Food and Drug Administration (FDA) akan menyelesaikan rencana untuk menghilangkan semua rasa non-tembakau dari pasar.

Awal minggu ini, Ibu Negara AS Melania Trump lewat tweeted menyatakan "sangat prihatin dengan meningkatnya epidemi penggunaan e-rokok pada anak-anak kita".

"Tekanan peraturan pada industri tembakau baru saja meningkat," kata Russ Mold, direktur investasi di AJ Bell. Dia mengatakan, perusahaan-perusahaan tembakau telah mengalihkan perhatian mereka ke e-rokok karena penurunan jumlah perokok dan aturan yang lebih ketat di negara-negara berkembang.

"Apa yang diumumkan di seberang Atlantik bisa membuat rencana itu membara, terutama mengingat besarnya pasar. Lagi pula, bukan hanya anak muda yang memilih produk vaping beraroma," tambahnya.

"Pengumuman hari ini merupakan langkah pertama yang berani untuk kepala eksekutif baru Jack Bowles, tetapi dia harus berharap tindakan keras pada vaping tidak membuat ambisi pertumbuhannya habis."

Sebagai informasi British American Tobacco merupakan sebuah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai produk Rokok. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1902. Merek rokok yang diproduksi di perusahaan ini ialah Dunhill, Lucky Strike dan Pall Mall. Pada Juni 2009, perusahaan ini mengakuisisi 60% saham Bentoel Group, produsen rokok terbesar kedua di Indonesia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2609 seconds (0.1#10.140)