Aplikasi Kudo Dipakai Bobol Dana Nasabah Rp16 Miliar, Ini Modusnya
A
A
A
JAKARTA - Aplikasi kudo telah digunakan untuk membobol dana nasabah bank BUMN total senilai Rp16 miliar. Terkait dengan modusnya, Kanit I Ditsiber Bareskrim Mabes Polri, Kompol, Ronald Sipayung menjelaskan, aksi pembobolan bank ini ini dilakukan oleh beberapa komplotan.
Saat ini terang dia yang sudah berhasil ditangkap dua orang. Kedua pelaku yang berinisial YA (24) dan RF (23) dan berstatus mahasiswa itu di tangkap di Palembang, Sumatera Selatan."Yang kemarin kami tangkap membobol Bank BUMN dengan total kerugian Rp1,3 miliar," ujar Ronald Sipayung dalam keterangan resminya.
Modus yang dilakukan oleh para tersangka yaitu melakukan top up dan transfer menggunakan aplikasi Kudo yang merupakan salah satu perusahaan yang diakusisi Grab pada tahun 2017 dengan menggunakan virtual account bank BUMN.
"Namun saldo yang ada dalam akun Kudo tersangka tidak berkurang atau tidak terpotong, sementara dalam virtual account bank tercatat bahwa top up dan transfer tersebut sukses/berhasil," paparnya.
Kudo atau Kios Untuk Dagang Online merupakan platform pembayaran dengan konsep online to offline (O2O). Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan yang didirikan Albert Lucius dan Agung Nugroho pada bulan Juli 2014 menggandeng sejumlah e-commerce seperti Lazada, Elevenia, Berrybenka, Hijabenka, Sociolla, Lakupon, dan Pesona Nusantara.
Pasca akusisi oleh Grab, platform Kudo kemudian diintegrasikan secara penuh ke dalam ekosistem pembayaran milik Grab, yaitu Ovo. Nilai akuisisi Kudo ditaksir mencapai sekitar USD 100juta. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah perusahaan berumur 3 tahun.
Dibawah kendali Grab, Kudo juga digunakan ojol Malaysia itu untuk menjaring driver. Sebagai pemanis, setiap agen Kudo yang dapat merekrut driver Grab bakal mendapatkan komisi.
Setelah tergabung dengan Grab, berbagai perubahan terjadi di struktur Kudo. Akhir tahun lalu Albert Lucius, melepaskan jabatannya sebagai CEO Kudo dan bergabung sebagai eksekutif di Ovo. Platform pembayaran ini dikuasai Grab setelah mengambil alih saham Grup Lippo di Ovo.
Posisi CEO Kudo digantikan oleh Agung Nugroho, yang sebelumnya jadi Chief Operations Officer (COO). Pasca masuknya Albert, aliansi Ovo dan Kudo semakin membesar. Dua platform pembayaran itu saling berbagi peran untuk menjaring konsumen. Misalnya kepada Mitranya, KUDO menjanjikan seluruh fitur OVO Cash.
Terkait kasus pembobolan bank, Kudo menyatakan bahwa tak ada masalah keamanan pada aplikasi Kudo untuk melakukan transaksi. "Kudo telah melakukan pengecekan kembali kepada Direktorat Siber Bareskrim Polri dan menyimpulkan bahwa tidak ada pernyataan dari Direktorat Siber Bareskrim Polri yang menyebutkan kesalahan atau pun masalah keamanan pada aplikasi Kudo," ungkap Communications Specialist Kudo Purinta Nira Diani, dalam keterangan resmi.
Saat ini terang dia yang sudah berhasil ditangkap dua orang. Kedua pelaku yang berinisial YA (24) dan RF (23) dan berstatus mahasiswa itu di tangkap di Palembang, Sumatera Selatan."Yang kemarin kami tangkap membobol Bank BUMN dengan total kerugian Rp1,3 miliar," ujar Ronald Sipayung dalam keterangan resminya.
Modus yang dilakukan oleh para tersangka yaitu melakukan top up dan transfer menggunakan aplikasi Kudo yang merupakan salah satu perusahaan yang diakusisi Grab pada tahun 2017 dengan menggunakan virtual account bank BUMN.
"Namun saldo yang ada dalam akun Kudo tersangka tidak berkurang atau tidak terpotong, sementara dalam virtual account bank tercatat bahwa top up dan transfer tersebut sukses/berhasil," paparnya.
Kudo atau Kios Untuk Dagang Online merupakan platform pembayaran dengan konsep online to offline (O2O). Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan yang didirikan Albert Lucius dan Agung Nugroho pada bulan Juli 2014 menggandeng sejumlah e-commerce seperti Lazada, Elevenia, Berrybenka, Hijabenka, Sociolla, Lakupon, dan Pesona Nusantara.
Pasca akusisi oleh Grab, platform Kudo kemudian diintegrasikan secara penuh ke dalam ekosistem pembayaran milik Grab, yaitu Ovo. Nilai akuisisi Kudo ditaksir mencapai sekitar USD 100juta. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah perusahaan berumur 3 tahun.
Dibawah kendali Grab, Kudo juga digunakan ojol Malaysia itu untuk menjaring driver. Sebagai pemanis, setiap agen Kudo yang dapat merekrut driver Grab bakal mendapatkan komisi.
Setelah tergabung dengan Grab, berbagai perubahan terjadi di struktur Kudo. Akhir tahun lalu Albert Lucius, melepaskan jabatannya sebagai CEO Kudo dan bergabung sebagai eksekutif di Ovo. Platform pembayaran ini dikuasai Grab setelah mengambil alih saham Grup Lippo di Ovo.
Posisi CEO Kudo digantikan oleh Agung Nugroho, yang sebelumnya jadi Chief Operations Officer (COO). Pasca masuknya Albert, aliansi Ovo dan Kudo semakin membesar. Dua platform pembayaran itu saling berbagi peran untuk menjaring konsumen. Misalnya kepada Mitranya, KUDO menjanjikan seluruh fitur OVO Cash.
Terkait kasus pembobolan bank, Kudo menyatakan bahwa tak ada masalah keamanan pada aplikasi Kudo untuk melakukan transaksi. "Kudo telah melakukan pengecekan kembali kepada Direktorat Siber Bareskrim Polri dan menyimpulkan bahwa tidak ada pernyataan dari Direktorat Siber Bareskrim Polri yang menyebutkan kesalahan atau pun masalah keamanan pada aplikasi Kudo," ungkap Communications Specialist Kudo Purinta Nira Diani, dalam keterangan resmi.
(akr)