Serangan Drone ke Fasilitas Minyak Aramco Jadi Sentimen Utama Bursa
A
A
A
JAKARTA - Serangan drone ke fasilitas minyak Aramco di Kuraish dan Abqaiq, Arab Saudi pada hari Sabtu (14/9) kemarin menjadi sentimen utama, baik di bursa saham maupun pasar mata uang. Imbas serangan tersebut yang mempengaruhi investor, menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga kehilangan 1,95%.
"Serangan di Aramco ini menyebabkan kenaikan harga minyak hingga 11%, ini berdampak terhadap melemahnya IHSG," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada Sindonews di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Sambung Hans menjelaskanm bahwa serangan tersebut berimbas pada harga minyak berjangka, yaitu WTI dan Brent masing-masing melesat dari USD6,4 dan USD7,89 menjadi USD61,23(11,67%) dan USD68,7 (13,3%) per barel.
Dilansir dari CNN Business, serangan ini diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi dari Yaman. Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada hari Minggu(15/9) bahwa akibat serangan drone tersebut, produksi gas dan minyak Arab Saudi menurun hingga lebih dari 5,7 juta barel setiap harinya.
Saat ini, Aramco sedang berupaya untuk memulihkan kuantitas minyak yang hilang dan akan memberitahu updatenya kepada publik dalam 2 hari ini. Ia menjelaskan, "serangan ini tidak hanya ditujukan kepada instalasi vital di kerajaan Arab Saudi, tetapi juga terhadap cadangan minyak global dan keamanannya. Tentunya ini mengancam perekonomian global."
"Serangan di Aramco ini menyebabkan kenaikan harga minyak hingga 11%, ini berdampak terhadap melemahnya IHSG," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada Sindonews di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Sambung Hans menjelaskanm bahwa serangan tersebut berimbas pada harga minyak berjangka, yaitu WTI dan Brent masing-masing melesat dari USD6,4 dan USD7,89 menjadi USD61,23(11,67%) dan USD68,7 (13,3%) per barel.
Dilansir dari CNN Business, serangan ini diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi dari Yaman. Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada hari Minggu(15/9) bahwa akibat serangan drone tersebut, produksi gas dan minyak Arab Saudi menurun hingga lebih dari 5,7 juta barel setiap harinya.
Saat ini, Aramco sedang berupaya untuk memulihkan kuantitas minyak yang hilang dan akan memberitahu updatenya kepada publik dalam 2 hari ini. Ia menjelaskan, "serangan ini tidak hanya ditujukan kepada instalasi vital di kerajaan Arab Saudi, tetapi juga terhadap cadangan minyak global dan keamanannya. Tentunya ini mengancam perekonomian global."
(akr)