CSIS: Kemampuan Bekerja SDM Indonesia Masih Kalah dengan Vietnam
CSIS: Kemampuan Bekerja SDM Indonesia Masih Kalah dengan Vietnam
A
A
A
JAKARTA - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan, kemampuan bekerja orang Indonesia masih kalah dengan Vitenam. Hal ini dikarenakan, kualitas sumber daya manusia Indonesia masih belum menguasai kemampuan critical thinking, innovative thinking dan creative thinking.
"Masalah basic seperti ini dibandingkan Vietnam saja Indonesia masih kalah," ujar Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Dia mengatakan, berdasarkan penelitian, jumlah orang berkemampuan tinggi di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara lain. Dalam kurun waktu 2-3 tahun, Indonesia hanya menghasilkan 15.000 orang berkemampaun tinggi sementara di Korea Selatan jumlahnya mencapai 160.000. "Padahal kita sesumbar kalau orang pintar di Indonesia itu banyak, padahal di negara lain orang pintarnya jauh lebih banyak," jelasnya.
Yose menambahkan, di masa depan diprediksi akan banyak pekerjaan yang hilang. Di sisi lain, akan lebih banyak lagi pekerjaan baru yang lahir. Masalahnya, kata dia, di Indonesia banyak orang yang terus bekerja di bidang yang sama sementara pekerjaan itu nantinya sudah tidak dibutuhkan lagi.
"Masalah basic seperti ini dibandingkan Vietnam saja Indonesia masih kalah," ujar Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Dia mengatakan, berdasarkan penelitian, jumlah orang berkemampuan tinggi di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara lain. Dalam kurun waktu 2-3 tahun, Indonesia hanya menghasilkan 15.000 orang berkemampaun tinggi sementara di Korea Selatan jumlahnya mencapai 160.000. "Padahal kita sesumbar kalau orang pintar di Indonesia itu banyak, padahal di negara lain orang pintarnya jauh lebih banyak," jelasnya.
Yose menambahkan, di masa depan diprediksi akan banyak pekerjaan yang hilang. Di sisi lain, akan lebih banyak lagi pekerjaan baru yang lahir. Masalahnya, kata dia, di Indonesia banyak orang yang terus bekerja di bidang yang sama sementara pekerjaan itu nantinya sudah tidak dibutuhkan lagi.
(fjo)
Explore More