Tangani Tumpahan Minyak, Penutupan Sumur YYA1 Ditarget Akhir September 2019
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akan segera memulai penutupan sumur Lapangan YY, Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang merupakan sumber tumpahan minyak di laut Jawa. Perseroan menargetkan penutupan sumur akan dilakukan akhir September 2019 mendatang.
“Kami telah memasuki tahap sangat penting yaitu fase penutupan dari sumur YYA1 yang merupakan sumber dari tumpahan minyak. Secara teknis kami optimistis penutupan melalui relief well bisa dilakukan akhir September,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu, saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Menurut dia selain melakukan penutupan sumur, Pertamina juga terus melakukan upaya penanggulangan terhadap dampak sosial dan lingkungan akibat tumpahan minyak. Pertamina bersama pihak-pihak terkait dari unsur lembaga pemerintah dan masyarakat terdampak terus melakukan pembersihan pantai.
“Penanggulangan dampak lingkungan dan sosial terus dilakukan dengan tiga prinsip yakni segera, secepatnya dan tanpa lelah. Kami yakin dengan upaya ini dapat segera diselesaikan,” paparnya.
Terkait Investigasi penyebab adanya gelembung gas dan semburan minyak hingga kemiringan anjungan hingga 13 derajat akan dilakukan setelah aktivitas semburan minyak berakhir. “Setelah sumur bisa disumbat, maka investigasi akan diteruskan. Jadi kami pastikan investigasi dilakukan setelah sumur bisa diisolasi dan aman untuk dinaikan,” kata dia.
Sementara Direktur Operasi Produksi PHE Taufik Adityawarman menyatakan, rencana penutupan sumur lebih cepat dari target yakni pada Oktober 2019. Untuk saat ini pengeboran relief well telah mencapai kedalaman 2730 meter atau 8957 feet tinggal tersisa 0,46 meter. “Jadi ini perlu kehati-hatian jangan sampai ceroboh karena titiknya sudah dekat, supaya target akhir September ini bisa kita capai,” ujar dia.
“Kami telah memasuki tahap sangat penting yaitu fase penutupan dari sumur YYA1 yang merupakan sumber dari tumpahan minyak. Secara teknis kami optimistis penutupan melalui relief well bisa dilakukan akhir September,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu, saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Menurut dia selain melakukan penutupan sumur, Pertamina juga terus melakukan upaya penanggulangan terhadap dampak sosial dan lingkungan akibat tumpahan minyak. Pertamina bersama pihak-pihak terkait dari unsur lembaga pemerintah dan masyarakat terdampak terus melakukan pembersihan pantai.
“Penanggulangan dampak lingkungan dan sosial terus dilakukan dengan tiga prinsip yakni segera, secepatnya dan tanpa lelah. Kami yakin dengan upaya ini dapat segera diselesaikan,” paparnya.
Terkait Investigasi penyebab adanya gelembung gas dan semburan minyak hingga kemiringan anjungan hingga 13 derajat akan dilakukan setelah aktivitas semburan minyak berakhir. “Setelah sumur bisa disumbat, maka investigasi akan diteruskan. Jadi kami pastikan investigasi dilakukan setelah sumur bisa diisolasi dan aman untuk dinaikan,” kata dia.
Sementara Direktur Operasi Produksi PHE Taufik Adityawarman menyatakan, rencana penutupan sumur lebih cepat dari target yakni pada Oktober 2019. Untuk saat ini pengeboran relief well telah mencapai kedalaman 2730 meter atau 8957 feet tinggal tersisa 0,46 meter. “Jadi ini perlu kehati-hatian jangan sampai ceroboh karena titiknya sudah dekat, supaya target akhir September ini bisa kita capai,” ujar dia.
(akr)