Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II Diproyeksi Tumbuh 5,11%

Selasa, 24 September 2019 - 20:54 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II Diproyeksi Tumbuh 5,11%
Pertumbuhan Ekonomi RI Semester II Diproyeksi Tumbuh 5,11%
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 tumbuh sebesar 5,08%. Angka tersebut jauh di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah direvisi menjadi sebesar 5,2%.

Melihat hal tersebut, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di semester II-2019 di kisaran 5,11% hingga 5,12%. Pada semester I-2019, realisasi pertumbuhan ekonomi melempem di posisi 5,06%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut prediksi kami tahun 2019 setahunnya kemungkinan akan mencapai 5,08%. Berarti di semester kedua itu (tambahan pertumbuhan ekonomi) sekitar 0,11-0,12%," ujar Suahasil di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Dia menambahkan, meski lebih baik ketimbang capaian di semester sebelumnya, namun perekonomian Indonesia masih dihantui oleh bayang-bayang ketidakpastian dan pelemahan perekonomian global. Salah satu sektor yang tertekan ialah penerimaan perpajakan dari perusahaan-perusahaan ekspor-impor.

"Maklum, perlambatan perekonomian global menekan permintaan impor dari barang-barang asal Indonesia. Alhasil, jumlah dan transaksi ekspor Indonesia ke luar negeri mengalami kontraksi," jelasnya

Dia merinci pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pertengahan September 2019. Nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2019 mengalami penurunan, baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun periode yang sama di tahun lalu.

Di Agustus 2019, realisasi nilai ekspor RI tercatat sebanyak USD14,28 miliar. Capaian ini melorot 7,6 persen ketimbang Juli 2019 sebesar USD15,45 miliar dan menyusut 9,99 persen dibandingkan Agustus 2018 dengan nilai ekspor sebanyak USD15,87 miliar.

"Dengan pertumbuhan ekspor yang menurun, maka penerimaan kita dari ekspor akan menurun, penerimaan dari perusahaaan yang biasa ekspor juga menurun. Perusahaan-perusahaan itu kemudian mulai meminta penyesuaian (perpajakannya), maka kemudian muncul dalam bentuk penerimaan pajak yang pertumbuhannya menurun. Global challenge inilah yang berdampak ke perekonomian kita, memengaruhi gerak perekonomian kita secara langsung," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8714 seconds (0.1#10.140)