Sri Mulyani Bersiap Hadapi Kejatuhan Ekonomi RI di Kuartal II/2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bersiap menghadapi kejatuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 imbas dari wabah pandemi corona atau Covid-19. Meski begitu Ia cukup yakin pada kuartal pertama tahun ini ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 4%.
"Kalau kita lihat, bisa kompensasi kuartal dua yang memang akan mengalami tekanan cukup dalam akibat pelaksanaan berbagai macam langkah-langkah pembatasan sosial," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Sedangkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 diperkirakan sepanjang periode tersebut ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4% meskipun ditengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Masih positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tersebut dikarenakan dua bulan pertama tahun 2020 kondisi perekonomian nasional baik-baik saja belum ada tanda-tanda penyebaran virus corona.
"Sampai Maret BPS belum keluar (angka pertumbuhan ekonomi) yang tadi now casting kita 4,5 sampai 4,7% kalau dibandingkan AS yang sudah kontraksi Insya Allah kita di atas 4 itu cukup baik," katanya.
Belum terlihat pada awal tahun, namun memasuki bulan Maret ketika kasus pasien positif Covid-19 yang pertama diumumkan oleh pemerintah barulah sektor-sektor keuangan mulai terganggu. "Bulan Maret kemarin adalah masa yang luar biasa sangat menantang karena eskalasi dan tindakan disebut kepanikan akibat menjalarnya pandemi ini telah menyebabkan reaksi yang sangat irasional di sektor keuangan," pungkasnya.
"Kalau kita lihat, bisa kompensasi kuartal dua yang memang akan mengalami tekanan cukup dalam akibat pelaksanaan berbagai macam langkah-langkah pembatasan sosial," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Sedangkan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 diperkirakan sepanjang periode tersebut ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4% meskipun ditengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Masih positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tersebut dikarenakan dua bulan pertama tahun 2020 kondisi perekonomian nasional baik-baik saja belum ada tanda-tanda penyebaran virus corona.
"Sampai Maret BPS belum keluar (angka pertumbuhan ekonomi) yang tadi now casting kita 4,5 sampai 4,7% kalau dibandingkan AS yang sudah kontraksi Insya Allah kita di atas 4 itu cukup baik," katanya.
Belum terlihat pada awal tahun, namun memasuki bulan Maret ketika kasus pasien positif Covid-19 yang pertama diumumkan oleh pemerintah barulah sektor-sektor keuangan mulai terganggu. "Bulan Maret kemarin adalah masa yang luar biasa sangat menantang karena eskalasi dan tindakan disebut kepanikan akibat menjalarnya pandemi ini telah menyebabkan reaksi yang sangat irasional di sektor keuangan," pungkasnya.
(akr)