Dukung Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya, PUPR Akan Sterilisasi 500 Perlintasan Jalan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan sterilisasi 500 perlintasan jalan dan kereta untuk mendukung proyek The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta Surabaya.
Proyek ini merupakan kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, dimana Kementerian Perhubungan sebagai executing agency dan Kementerian PUPR sebagai implementing agency
"Kami ditugasi memperbaiki atau mensterilkan sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kami akan membangun fly over dan underpass hingga jembatan penyebrangan orang (JPO) termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Basuki mengatakan dalam pembangunannya akan menggunakan teknologi dan produk dalam negeri. Penggunaan produk lokal lebih hemat dalam biaya pengerjaan dan lebih cepat waktu penyelesaiannya.
"Misalnya pembangunan Flyover Antapani yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) terbukti bisa menghemat 40% dibandingkan beton biasa dan lebih cepat selesai 6 bulan. Produk lokal lainnya yang akan digunakan yakni precast concrete girder yang diproduksi oleh pengusaha lokal. Jadi nanti akan banyak produk dalam negeri yang akan kita manfaatkan," jelas Menteri Basuki.
Menurut Basuki, pengerjaan underpass, flyover, dan JPO akan dimulai tahun 2020 setelah Feasibility Study (FS) kereta semi cepat diselesaikan pihak Jepang. Direncanakan pembangunan flyover akan diterapkan pada perlintasan sebidang di wilayah perkotaan dan untuk wilayah perdesaan underpass.
"Setelah studi ini selesai, kita mulai konstruksi fisik selama mungkin 2-3 tahun. Konektivitas di Jawa akan menjadi lebih lancar karena Merak, Jakarta, Demak, Semarang, Kudus hingga Surabaya sudah tersambung, termasuk juga nanti dari Cileunyi, Garut, Tasikmalaya kemudian Cilacap, Yogyakarta dan Solo. Semua kita hubungkan. Sekarang saja dengan kondisi tersambungnya Tol Trans Jawa sudah merubah perilaku dunia usaha dan masyarakat," kata Basuki.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan kereta semi cepat. Proyek ini suatu lompatan bagi layanan perkeretaapian di Indonesia.
Menurut Budi Karya, nilai investasi pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan Rp60 triliun. Biaya pembangunan berasal dari JICA dan biaya pembebasan lahan dari Pemerintah Indonesia.
Pemerintah menargetkan kereta tersebut dapat beroperasi hingga Cirebon pada 2024 dan beroperasi menyeluruh hingga Surabaya pada 2025. "Kami berharap waktu tempuh Jakarta-Surabaya menjadi 5,5 jam atau berkurang 3,5 jam dari saat ini," ujarnya.
Survei pembangunan kereta semi cepat sudah berjalan sejak bulan Juni 2019, dan direncakan selesai Oktober 2020. Sementara kajian pembangunannya telah dilakukan Pemerintah Indonesia dengan tim konsultan JICA sejak tahun 2017.
Proyek ini merupakan kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, dimana Kementerian Perhubungan sebagai executing agency dan Kementerian PUPR sebagai implementing agency
"Kami ditugasi memperbaiki atau mensterilkan sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kami akan membangun fly over dan underpass hingga jembatan penyebrangan orang (JPO) termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Basuki mengatakan dalam pembangunannya akan menggunakan teknologi dan produk dalam negeri. Penggunaan produk lokal lebih hemat dalam biaya pengerjaan dan lebih cepat waktu penyelesaiannya.
"Misalnya pembangunan Flyover Antapani yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) terbukti bisa menghemat 40% dibandingkan beton biasa dan lebih cepat selesai 6 bulan. Produk lokal lainnya yang akan digunakan yakni precast concrete girder yang diproduksi oleh pengusaha lokal. Jadi nanti akan banyak produk dalam negeri yang akan kita manfaatkan," jelas Menteri Basuki.
Menurut Basuki, pengerjaan underpass, flyover, dan JPO akan dimulai tahun 2020 setelah Feasibility Study (FS) kereta semi cepat diselesaikan pihak Jepang. Direncanakan pembangunan flyover akan diterapkan pada perlintasan sebidang di wilayah perkotaan dan untuk wilayah perdesaan underpass.
"Setelah studi ini selesai, kita mulai konstruksi fisik selama mungkin 2-3 tahun. Konektivitas di Jawa akan menjadi lebih lancar karena Merak, Jakarta, Demak, Semarang, Kudus hingga Surabaya sudah tersambung, termasuk juga nanti dari Cileunyi, Garut, Tasikmalaya kemudian Cilacap, Yogyakarta dan Solo. Semua kita hubungkan. Sekarang saja dengan kondisi tersambungnya Tol Trans Jawa sudah merubah perilaku dunia usaha dan masyarakat," kata Basuki.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan kereta semi cepat. Proyek ini suatu lompatan bagi layanan perkeretaapian di Indonesia.
Menurut Budi Karya, nilai investasi pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan Rp60 triliun. Biaya pembangunan berasal dari JICA dan biaya pembebasan lahan dari Pemerintah Indonesia.
Pemerintah menargetkan kereta tersebut dapat beroperasi hingga Cirebon pada 2024 dan beroperasi menyeluruh hingga Surabaya pada 2025. "Kami berharap waktu tempuh Jakarta-Surabaya menjadi 5,5 jam atau berkurang 3,5 jam dari saat ini," ujarnya.
Survei pembangunan kereta semi cepat sudah berjalan sejak bulan Juni 2019, dan direncakan selesai Oktober 2020. Sementara kajian pembangunannya telah dilakukan Pemerintah Indonesia dengan tim konsultan JICA sejak tahun 2017.
(ven)