Menteri Basuki Bangun Hunian Vertikal Terintegrasi Pasar Tradisional
A
A
A
JAKARTA - Rusunawa Pasar Rumput saat ini merupakan proyek hunian vertikal terintegrasi pasar tradisional terbesar yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Rusunawa ini dibangun sebanyak tiga tower masing-masing 25 lantai yang terdiri 1.984 unit hunian dan 1.314 unit kios.
"Tinggal di Rusun akan mengubah cara hidup kita. Harus banyak empati agar tinggal di rusun juga nyaman," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Pembangunan Rusunawa dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2016 lalu. Anggaran pembangunan Rusunawa Pasar Rumput adalah Rp961,367 Milyar dari dana DIPA Kementerian PUPR.
“Selama ini banyak dibangun mall dengan apartemen di bagian atasnya. Tentu pasar tradisional juga bisa dibangun Rusunawa di bagian atasnya. Sekaligus modernisasi pasar tradisional dan menyediakan hunian yang layak dan mempermudah akses serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid
Kelebihan lain dari Rusunawa ini adalah terintegrasi dengan moda transportasi umum yakni Bus Transjakarta. Peresmian Rusunawa ini akan dilakukan tahun ini. “Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya untuk memindahkan para pedagang yang berada di Tempat Penampungan Sementara ke dalam pasar. Jadi kami bisa segera menyelesaikan penataan landscape taman di bagian depan Rusunawa ini,” kata Khalawi.
Rusunawa Pasar Rumput, imbuh Khalawi, merupakan salah satu pilot project pemanfaatan lahan pasar tradisional yang sangat baik dan menjadi implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Pembangunan hunian vertikal di kawasan perkotaan yang mengusung konsep mixed use dengan pasar tentunya dapat menjadi solusi untuk menyikapi perkembangan perkotaan dan kawasan permukiman yang semakin padat.
“Lantai satu sampai tiga nantinya akan dimanfaatkan sebagai pasar, sedangkan lantai empat keatas akan dimanfaatkan sebagai hunian masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Khalawi juga berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membangun di lokasi sejumlah pasar tradisional lainnya di Ibukota Jakarta. Khalawi juga mendorong Pemerintah Daerah lainnya juga dapat mengikuti menggunakan konsep hunian vertikal terintegasi dengan pasar khususnya pasar tradisional. "Pemanfaatan lahan secara mixed use juga banyak dilaksanakan di berbagai negara lainnya seperti di Singapura dan Malaysia," jelasnya.
"Tinggal di Rusun akan mengubah cara hidup kita. Harus banyak empati agar tinggal di rusun juga nyaman," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Pembangunan Rusunawa dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2016 lalu. Anggaran pembangunan Rusunawa Pasar Rumput adalah Rp961,367 Milyar dari dana DIPA Kementerian PUPR.
“Selama ini banyak dibangun mall dengan apartemen di bagian atasnya. Tentu pasar tradisional juga bisa dibangun Rusunawa di bagian atasnya. Sekaligus modernisasi pasar tradisional dan menyediakan hunian yang layak dan mempermudah akses serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid
Kelebihan lain dari Rusunawa ini adalah terintegrasi dengan moda transportasi umum yakni Bus Transjakarta. Peresmian Rusunawa ini akan dilakukan tahun ini. “Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya untuk memindahkan para pedagang yang berada di Tempat Penampungan Sementara ke dalam pasar. Jadi kami bisa segera menyelesaikan penataan landscape taman di bagian depan Rusunawa ini,” kata Khalawi.
Rusunawa Pasar Rumput, imbuh Khalawi, merupakan salah satu pilot project pemanfaatan lahan pasar tradisional yang sangat baik dan menjadi implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Pembangunan hunian vertikal di kawasan perkotaan yang mengusung konsep mixed use dengan pasar tentunya dapat menjadi solusi untuk menyikapi perkembangan perkotaan dan kawasan permukiman yang semakin padat.
“Lantai satu sampai tiga nantinya akan dimanfaatkan sebagai pasar, sedangkan lantai empat keatas akan dimanfaatkan sebagai hunian masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Khalawi juga berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membangun di lokasi sejumlah pasar tradisional lainnya di Ibukota Jakarta. Khalawi juga mendorong Pemerintah Daerah lainnya juga dapat mengikuti menggunakan konsep hunian vertikal terintegasi dengan pasar khususnya pasar tradisional. "Pemanfaatan lahan secara mixed use juga banyak dilaksanakan di berbagai negara lainnya seperti di Singapura dan Malaysia," jelasnya.
(akr)