Mentan Pastikan Gudang Bulog Penuh
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Beras Bulog Subdivre Kediri, kemarin. Dalam kunjungannya, Mentan menjumpai gudang Bulog penuh. Saat ini posisi stok di gudang penyimpanan beras Bulog Kediri mencapai 87.981 ton dan akan terus bertambah karena masa panen masih berlangsung.
“Kami bersyukur beras sekarang kita stoknya melimpah. Bahkan kemarin kami terima laporan dari Dirut Bulog dan Direktur Pengadaan Bulog bahwa Bulog saat ini sudah menyewa gudang di enam provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur,” ungkap Amran dalam siaran persnya, kemarin.
Amran menegaskan, melimpahnya beras di gudang Bulog menunjukkan bahwa produksi padi tetap stabil saat musim kemarau. “Karena yang masuk gudang adalah limpasan atau berlebih,” ujarnya.
Dengan kondisi stok beras yang berlebih, Amran memastikan pemerintah tidak akan ada impor beras. Jika ada kenaikan harga, perlu dicurigai ada pihak yang bermain. “Hari ini masih ada pengadaan. Itu menandakan bahwa kalaupun musim kemarau produksi tetap bagus dan surplus. Jangan lagi ada berspekulasi bahwa beras kita kurang dan seterusnya. Hari ini kami ingin menyampaikan bahwa beras kita surplus,” katanya.
Produktivitas yang tetap tinggi saat musim kemarau, menurut Amran, tidak bisa dilepaskan dari sejumlah program terobosan yang dijalankan selama pemerintahan Jokowi-JK.
“Saat ini kita bangun polapikir bahwa tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa olah, dan tiada hari tanpa panen. Kita transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Kita juga perbaiki tata kelola air dan membangun embung. Jangan kita biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia mengalir ke lautan tanpa dimanfaatkan para petani kita,” kata Amran.
Amran menuturkan, kondisi stok beras yang melimpah menunjukkan Indonesia sudah swasembada beras. Sebagai perbandingan data, swasembada era 1984, produksi beras nasional 25,8 juta ton, konsumsi beras nasional 27 juta ton per tahun, dan masih ada impor beras 414.000 ton, untuk konsumsi penduduk 164 juta jiwa. Sementara swasembada 2019, dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini 267 juta jiwa dan konsumsi beras secara nasional 32,4 juta ton per tahun, pemerintah mampu produksi beras nasional 34.9juta ton dan tidak melakukan impor sepanjang 2019.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Serealia dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang Sugiharto menyebutkan stok beras saat ini mencapai 5,49 juta ton. Diprediksi stok beras pada akhir Desember 2019 masih di atas 5 juta ton. “Angka 5,49 juta ton itu diperoleh dari stok awal tahun 2019 ditambah dengan perkiraan surplus Januari-November 2019. Sementara tahun 2018 hanya 3,3 juta ton,” kata Bambang. (Sudarsono)
“Kami bersyukur beras sekarang kita stoknya melimpah. Bahkan kemarin kami terima laporan dari Dirut Bulog dan Direktur Pengadaan Bulog bahwa Bulog saat ini sudah menyewa gudang di enam provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur,” ungkap Amran dalam siaran persnya, kemarin.
Amran menegaskan, melimpahnya beras di gudang Bulog menunjukkan bahwa produksi padi tetap stabil saat musim kemarau. “Karena yang masuk gudang adalah limpasan atau berlebih,” ujarnya.
Dengan kondisi stok beras yang berlebih, Amran memastikan pemerintah tidak akan ada impor beras. Jika ada kenaikan harga, perlu dicurigai ada pihak yang bermain. “Hari ini masih ada pengadaan. Itu menandakan bahwa kalaupun musim kemarau produksi tetap bagus dan surplus. Jangan lagi ada berspekulasi bahwa beras kita kurang dan seterusnya. Hari ini kami ingin menyampaikan bahwa beras kita surplus,” katanya.
Produktivitas yang tetap tinggi saat musim kemarau, menurut Amran, tidak bisa dilepaskan dari sejumlah program terobosan yang dijalankan selama pemerintahan Jokowi-JK.
“Saat ini kita bangun polapikir bahwa tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa olah, dan tiada hari tanpa panen. Kita transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Kita juga perbaiki tata kelola air dan membangun embung. Jangan kita biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia mengalir ke lautan tanpa dimanfaatkan para petani kita,” kata Amran.
Amran menuturkan, kondisi stok beras yang melimpah menunjukkan Indonesia sudah swasembada beras. Sebagai perbandingan data, swasembada era 1984, produksi beras nasional 25,8 juta ton, konsumsi beras nasional 27 juta ton per tahun, dan masih ada impor beras 414.000 ton, untuk konsumsi penduduk 164 juta jiwa. Sementara swasembada 2019, dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini 267 juta jiwa dan konsumsi beras secara nasional 32,4 juta ton per tahun, pemerintah mampu produksi beras nasional 34.9juta ton dan tidak melakukan impor sepanjang 2019.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Serealia dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang Sugiharto menyebutkan stok beras saat ini mencapai 5,49 juta ton. Diprediksi stok beras pada akhir Desember 2019 masih di atas 5 juta ton. “Angka 5,49 juta ton itu diperoleh dari stok awal tahun 2019 ditambah dengan perkiraan surplus Januari-November 2019. Sementara tahun 2018 hanya 3,3 juta ton,” kata Bambang. (Sudarsono)
(nfl)