Wall Street Mendaki Diterpa Harapan Kesepakatan Perdagangan AS-China

Jum'at, 11 Oktober 2019 - 08:34 WIB
Wall Street Mendaki...
Wall Street Mendaki Diterpa Harapan Kesepakatan Perdagangan AS-China
A A A
NEW YORK - Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat berakhir mendaki seiring harapan yang datang dari negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China. Para pelaku pasar menyakini setidaknya dapat mencapai beberapa kesepakatan, meski tidak secara keseluruhan dalam babak baru pembicaraan dagang antar dua negara ekonomi terbesar dunia.

Sentimen positif tersebut membuat saham Apple melompat serta mendorong pasar mencetak hasil positif. Negosiator top kedua negara baik AS dan China bertemua pada hari Kamis, untuk pertama kalinya sejak akhir Juli sebagai upaya mencari jalan keluar dari perang dagang yang sudah berlarut-larut dalam 15 bulan terakhir.

Pada awal sesi, indeks S&P melaju nyaman di zona hijau dengan dorongan sekitar 1%, saat Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan dengan China berjalan "sangat baik hari ini". Sebelumnya dalam tweetnya, Trump dijadwalkan bertemu dengan negosiator China Liu He di Gedung Putih pada hari Jumat. Menurut kantor berita negara China Xinhua, para pejabat pemerintahan telah menyatakan kesediaan untuk negosiasi.

Negosiator AS dan China sedang bekerja menuju sebuah "awal" perjanjian yang bakal membangun kepercayaan diri, salah satunya termasuk untuk menghindari manipulasi mata uang. Beberapa sektor termasuk energi, keuangan, industri dan material mencetak kinerja terbaik dengan rata-rata transportasi Dow Jones melonjak 1,3%. Saham Apple Inc (AAPL. O) melonjak 1,3% setelah LONGBOW Research mengupgrade saham perusahaan menjadi "Buy", dengan mengutip permintaan iPhone 11 yang lebih tinggi.

Dow Jones Industrial Average terpantau mengalami peningkatan hingga 150,66 poin atau 0,57% ke level 26.496,67 untuk mengiringi lesatan indeks S&P 500 dengan tambahan 18,73 poin yang setara 0,64%, untuk bertengger di level 2.938,13. Selanjutnya komposit Nasdaq meningkat 47,04 poin atau 0,6% menjadi 7.950,78.

Volatile saham terjadi dalam beberapa pekan terakhir karena indikator ekonomi yang melemah seperti menunjukkan kontraksi dalam manufaktur AS dan proyeksi suram pada aktivitas bisnis. Hal itu mendorong perkiraan adanya pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve alias Bank Sentral AS untuk memerangi perlambatan global.

Data pada hari Kamis menunjukkan harga konsumen AS tidak berubah pada bulan September, sementara inflasi mundur. Antara lain saham, Delta Air Lines Inc (DAL. N) jatuh 1,5% setelah operator memperkirakan keuntungan kuartal bakal mengecewakan. Fokus akan bergeser lebih jauh lagi kepada periode laporan kuartalan yang dimulai pekan depan.

Analis meramalkan terjadi penurunan sebesar 3,1% dalam penghasilan di kuartal ketiga dibandingkan tahun lalu, berdasarkan data IBES dari Refinitiv. Hal ini diyakini dapat menandai titik rendah baru secara year to year. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 6,16 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata sekitar 7,0 miliar dalam sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9900 seconds (0.1#10.140)