Gubernur BI Ramal Defisit Transaksi Berjalan di Kisaran 2,5%-3%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) meramal defisit transaksi berjalan alias current account defisit (CAD) di triwulan III-2019 berada di kisaran 2,5% hingga 3% dan bahkan sampai akhir tahun. Pada triwulan II sendiri, Neraca Pembayaran Indonesia sempat mengalami defisit sebesar USD2 miliar.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, angka ini masih tetap berada dalam batas aman dan sesuai dengan prediksi dari Bank Indonesia. Ditambah lagi, dirinya memperkirakan penilaian mengenai stabilitas eksternal masih terjaga.
“CAD masih perkiraan 2,5-3% dan bulan lalu surplus neraca dagang, kami masih menunggu perhitungan akhir dari BPS,” ujar Perry Warjiyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Dia menambahkan, masih terjagannya CAD di kisaran 2,5% hingga 3% tidak terlepas dari rapor positif neraca perdagangan pada Agustus 2019, dimana mencetak surplus sebsar USD85,1 juta. Sementara itu, neraca perdagangan pada September masih baru akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada tanggal 15 Oktober 2019 mendatang.
Perry berharap, neraca perdagangan pada Oktober 2019 mengalami surplus kembali. “Kita tunggu, tapi secara keseluruhan itu masih menujukkan triwulan III 2,5-3% dan konsisten dengan assment kita terhadap stabilitas eksternal terjaga ,dengan indikator terlihat dari pembiayaan atau pendanaan CAD masih memadai terutama didukung PMA dan investasi porotofolo ke SBN,” jelasnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, angka ini masih tetap berada dalam batas aman dan sesuai dengan prediksi dari Bank Indonesia. Ditambah lagi, dirinya memperkirakan penilaian mengenai stabilitas eksternal masih terjaga.
“CAD masih perkiraan 2,5-3% dan bulan lalu surplus neraca dagang, kami masih menunggu perhitungan akhir dari BPS,” ujar Perry Warjiyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Dia menambahkan, masih terjagannya CAD di kisaran 2,5% hingga 3% tidak terlepas dari rapor positif neraca perdagangan pada Agustus 2019, dimana mencetak surplus sebsar USD85,1 juta. Sementara itu, neraca perdagangan pada September masih baru akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada tanggal 15 Oktober 2019 mendatang.
Perry berharap, neraca perdagangan pada Oktober 2019 mengalami surplus kembali. “Kita tunggu, tapi secara keseluruhan itu masih menujukkan triwulan III 2,5-3% dan konsisten dengan assment kita terhadap stabilitas eksternal terjaga ,dengan indikator terlihat dari pembiayaan atau pendanaan CAD masih memadai terutama didukung PMA dan investasi porotofolo ke SBN,” jelasnya.
(akr)