Destinasi Super Prioritas Pacu Kunjungan Wisman dan Devisa Pariwisata
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata dipandang sebagai sektor yang kian menjanjikan ke depan. Melalui pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas, pemerintah berharap dapat mendulang lebih banyak devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Sesuai arahan presiden Joko Widodo (Jokowi), kelima destinasi super prioritas tersebut yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang, akan dipacu pembangunannya dengan melibatkan seluruh stakeholder.
Dalam kunjungannya ke 5 destinasi tersebut, presiden Jokowi mendapati masih ada beberapa persoalan yang harus segera dibenahi. Diantaranya adalah persoalan pengaturan dan pengendalian tata ruang pariwisata, akses menuju destinasi wisata, peningkatan fasilitas kebutuhan wisatawan di lokasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan masih kurangnya pameran kebudayaan, pasar seni dan promosi.
Untuk itulah, pemerintah memutuskan untuk melakukan percepatan pengembangan wisata nasional karena industri pariwisata juga merupakan sektor yang menjanjikan untuk mendongkrak devisa.
Tahun 2018, devisa dari sektor pariwisata mencapai USD17 miliar atau setara Rp2,3 triliun. Sedangkan di tahun 2019 ini, pemerintah menargetkan perolehan devisa mencapai Rp2,8 triliun dari sektor pariwisata.
Dalam semangat percepatan pengembangan desinasi wisata super prioritas ini, pemerintah telah menganggarkan Rp2,98 triliun, dan dalam APBN 2020 pemerintah menambahkan anggaran sebesar Rp6,34 triliun.
Beberapa destinasi wisata prioritas pun telah mendapatkan kucuran dana yang fantastis. Diantaranya untuk danau Toba Rp2,2 triliun, Borobudur Rp2,1 triliun, Labuan Bajo Rp6,3 triliun, dan Mandalika Rp1,9 triliun.
Dengan pengembangan destinasi super prioritas, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membidik peningkatan kunjungan wisman ke 5 destinasi wisata super prioritas. Kemenpar menargetkan penambahan kunjungan sampai dengan 6 juta wisman dengan target untuk Danau Toba sebanyak 1 juta wisman, Borobudur 2 juta wisman, Mandalika 2 juta wisman, Labuan Bajo 500.000 wisman, dan Likupang 500.000 wisman.
Berdasarkan perhitungan Kemenpar, tambahan 6 juta kunjungan wisman akan membawa tambahan devisa sekitar USD7,3 miliar. Perhitungan tersebut mengacu pada rerata pengeluaran atauspendingwisman di Indonesia sekitar USD1.220 per kunjungan.
Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Hengky Manurung mengatakan, dalam RPJMN 2020-2024 target utama menghasilkan masyarakat dari pariwisata dengan target utama devisa pariwsata. Jumlah dan keterampilan SDM pariwisata serta memberikan nilai tambah sektor pariwisata.
“Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan wisman 67,6% di 2014-2018, ini akan kita genjot. Investasi lima tahun terakhir meningkat target sampai akhir 2019 sebesar USD20 miliar dolar AS,” ungkap Hengky dalam acara IDX Channel Outlook Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Turut hadir dalam seminar ini Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Mochamad Rizaldi, Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu, dan pengamat kebijakan public Agus Pambagyo.
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, Kementerian PUPR memberikan dukungan untuk pengadaan infrastruktur di kawasan pariwisata. Prioritas Kementerian saat ini adalah meningkatkan fasilitas kepada 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas.
“Hari ini kita bicara kawasan destinasi wisata di Indonesia, bukan hanya 10 kawasan destinasi, jumlahnya masih banyak. Terlebih jika RPJMN 2024 disetujui, akan semakin banyak destinasi wisata yang akan muncul,” ucapnya.
Direktur Operasional IDX Channel Apreyvita Wulansari, mengatakan saat ini pemerintah mengganggarkan dana sebesar USD17 miliar setara Rp23 Triliun. Selain itu pada 2019 target perolehan dari sektor pariwisata mencapai Rp2,8 triliun. Pemerintah juga menetapkan program 10 destinasi Bali baru dan menetapkan 5 destinasi super prioritas.
“Energi yang diberikan pemerintah Jokowi pada pemerintahan pertama, semoga pada pemerintahan periode kedua ini dukungan terhadap pariwisata tetap sama dan koordinasi dengan kementerian terkait,” ucap Apreyvita.
Sementara itu Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Mochamad Rizaldi mengatakan pariwisata merupakan salah satu sektor yang menguntungkan. Untuk itu, Bank Mandiri tertarik masuk dan membiayai sektor pariwisata.
Mandiri mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per Agustus 2019 mencapai 2,48 triliun atau sekitar 16,5% dari total KUR Mandiri yang mencapai Rp15,03 Triliun. “KUR Ini kita gunakan untuk membaiayai kapal dan lainnya yang terkait dengan sektor pariwisata,” ucap Rizaldi.
Sementara itu dukungan Mandiri untuk pembiayaan industri penunjang pariwisata per September 2019 mencapai Rp9,2 triliun. Sedangkan pembiayaan infrastruktur dasar mencapai Rp198,5 triliun, diantaranya Rp20,4 triliun untuk jalan dan Rp39,6 triliun untuk transportasi.
Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu mengaprisiasi kinerja pemerintah yang memberikan aksesibilitas sehingga semua akses pariwisata bisa terbuka.
“Adanya destinasi 10 Bali baru dan terlebih 5 destinasi super prioritas ini akan mendorong jumlah kunjungan wisata dan ini juga akan menguntungkan kami karena mereka akan mengakses ke platform kami,” ujarnya.
Sesuai arahan presiden Joko Widodo (Jokowi), kelima destinasi super prioritas tersebut yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang, akan dipacu pembangunannya dengan melibatkan seluruh stakeholder.
Dalam kunjungannya ke 5 destinasi tersebut, presiden Jokowi mendapati masih ada beberapa persoalan yang harus segera dibenahi. Diantaranya adalah persoalan pengaturan dan pengendalian tata ruang pariwisata, akses menuju destinasi wisata, peningkatan fasilitas kebutuhan wisatawan di lokasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan masih kurangnya pameran kebudayaan, pasar seni dan promosi.
Untuk itulah, pemerintah memutuskan untuk melakukan percepatan pengembangan wisata nasional karena industri pariwisata juga merupakan sektor yang menjanjikan untuk mendongkrak devisa.
Tahun 2018, devisa dari sektor pariwisata mencapai USD17 miliar atau setara Rp2,3 triliun. Sedangkan di tahun 2019 ini, pemerintah menargetkan perolehan devisa mencapai Rp2,8 triliun dari sektor pariwisata.
Dalam semangat percepatan pengembangan desinasi wisata super prioritas ini, pemerintah telah menganggarkan Rp2,98 triliun, dan dalam APBN 2020 pemerintah menambahkan anggaran sebesar Rp6,34 triliun.
Beberapa destinasi wisata prioritas pun telah mendapatkan kucuran dana yang fantastis. Diantaranya untuk danau Toba Rp2,2 triliun, Borobudur Rp2,1 triliun, Labuan Bajo Rp6,3 triliun, dan Mandalika Rp1,9 triliun.
Dengan pengembangan destinasi super prioritas, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membidik peningkatan kunjungan wisman ke 5 destinasi wisata super prioritas. Kemenpar menargetkan penambahan kunjungan sampai dengan 6 juta wisman dengan target untuk Danau Toba sebanyak 1 juta wisman, Borobudur 2 juta wisman, Mandalika 2 juta wisman, Labuan Bajo 500.000 wisman, dan Likupang 500.000 wisman.
Berdasarkan perhitungan Kemenpar, tambahan 6 juta kunjungan wisman akan membawa tambahan devisa sekitar USD7,3 miliar. Perhitungan tersebut mengacu pada rerata pengeluaran atauspendingwisman di Indonesia sekitar USD1.220 per kunjungan.
Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Hengky Manurung mengatakan, dalam RPJMN 2020-2024 target utama menghasilkan masyarakat dari pariwisata dengan target utama devisa pariwsata. Jumlah dan keterampilan SDM pariwisata serta memberikan nilai tambah sektor pariwisata.
“Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan wisman 67,6% di 2014-2018, ini akan kita genjot. Investasi lima tahun terakhir meningkat target sampai akhir 2019 sebesar USD20 miliar dolar AS,” ungkap Hengky dalam acara IDX Channel Outlook Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Turut hadir dalam seminar ini Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Mochamad Rizaldi, Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu, dan pengamat kebijakan public Agus Pambagyo.
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, Kementerian PUPR memberikan dukungan untuk pengadaan infrastruktur di kawasan pariwisata. Prioritas Kementerian saat ini adalah meningkatkan fasilitas kepada 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas.
“Hari ini kita bicara kawasan destinasi wisata di Indonesia, bukan hanya 10 kawasan destinasi, jumlahnya masih banyak. Terlebih jika RPJMN 2024 disetujui, akan semakin banyak destinasi wisata yang akan muncul,” ucapnya.
Direktur Operasional IDX Channel Apreyvita Wulansari, mengatakan saat ini pemerintah mengganggarkan dana sebesar USD17 miliar setara Rp23 Triliun. Selain itu pada 2019 target perolehan dari sektor pariwisata mencapai Rp2,8 triliun. Pemerintah juga menetapkan program 10 destinasi Bali baru dan menetapkan 5 destinasi super prioritas.
“Energi yang diberikan pemerintah Jokowi pada pemerintahan pertama, semoga pada pemerintahan periode kedua ini dukungan terhadap pariwisata tetap sama dan koordinasi dengan kementerian terkait,” ucap Apreyvita.
Sementara itu Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Mochamad Rizaldi mengatakan pariwisata merupakan salah satu sektor yang menguntungkan. Untuk itu, Bank Mandiri tertarik masuk dan membiayai sektor pariwisata.
Mandiri mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per Agustus 2019 mencapai 2,48 triliun atau sekitar 16,5% dari total KUR Mandiri yang mencapai Rp15,03 Triliun. “KUR Ini kita gunakan untuk membaiayai kapal dan lainnya yang terkait dengan sektor pariwisata,” ucap Rizaldi.
Sementara itu dukungan Mandiri untuk pembiayaan industri penunjang pariwisata per September 2019 mencapai Rp9,2 triliun. Sedangkan pembiayaan infrastruktur dasar mencapai Rp198,5 triliun, diantaranya Rp20,4 triliun untuk jalan dan Rp39,6 triliun untuk transportasi.
Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu mengaprisiasi kinerja pemerintah yang memberikan aksesibilitas sehingga semua akses pariwisata bisa terbuka.
“Adanya destinasi 10 Bali baru dan terlebih 5 destinasi super prioritas ini akan mendorong jumlah kunjungan wisata dan ini juga akan menguntungkan kami karena mereka akan mengakses ke platform kami,” ujarnya.
(ind)