Kaum Perempuan Diajak Lihat Peluang Usaha dari Produk Kecantikan
A
A
A
JAKARTA - Bisnis produk kecantikan terus meningkat seiring banyaknya orang yang datang ke klinik, maupun salon kecantikan untuk mendapatkan perawatan khusus. Semuanya demi terlihat cantik di hadapan banyak orang.
Rupa-rupa produk skincare pun kian variatif ditawarkan dengan jenis dan keunggulan yang sangat kompetitif. Nah ketatnya persaingan di bidang personal care itu menjadi celah bisnis tersendiri bagi PT Multi Prestasi Mas (MPM), produsen produk skincare dan kosmetik MPM Beauty yang telah eksis selama 20 tahun terakhir di Indonesia.
Melalui produk kecantikan dan kosmetik, perusahaan menciptakan peluang berwirausaha dengan sistem penjualan langsung (direct selling) yang menyasar kaum hawa (80%) sebagai pelaku usahanya.
Studi bertema “Women Career Advancement in Public Service” (2012) terhadap perempuan Indonesia mencatat, perempuan Indonesia cenderung memilih untuk tetap dekat dengan rumah karena adanya tanggung jawab keluarga. Mereka juga diklaim cenderung menolak pekerjaan jika pekerjaan tersebut menjauhkan mereka dari rumah.
Studi lain berjudul “Women’s Leadership in Indonesia: Current Discussion, Barriers and Existing Stigma” (2016) menyatakan, rerata perempuan Indonesia menjaga komitmen domestik sebelum terlibat dalam kegiatan lain. Dalam survei itu juga disebut 39% perempuan Indonesia berhenti kerja kantoran karena ingin waktu kerja yang lebih fleksibel, serta 35% melepas karier di kantor karena ingin mencari uang lebih banyak.
“Karena itu, MPM membuka peluang usaha, terutama untuk perempuan dengan produk kecantikan yang diproduksi menggunakan bahan alami, selain juga mengandalkan teknologi pada setiap produknya,” ucap Chief Marketing Officer PT Multi Prestasi Mas Raphael Michael saat temu media di pameran Cosmobeaute Indonesia 2019 di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Michael mengatakan, pabriknya siap menyuplai rangkaian produk skincare mulai dari whitening day cream, night cream, serum, facial wash dan toner. Juga ragam produk kosmetik seperti lipstick, lipcream dan bedak. Perusahaan sudah dipercaya sejak puluhan tahun lalu oleh beberapa brand klinik ternama seperti BeautyLab, Animate, Local dan lain masih banyak lainya.
“Banyak dokter spesialis kulit yang bekerja sama dengan perusahaan kami dalam pembuatan paketan skincare. Setiap lini produksi produk menggunakan teknologi terkini dan proses yang ketat, termasuk uji mikrobiologi untuk memastikan end user mendapatkan produk sehat dan berkualitas,” klaim Michael.
Disebutkannya, untuk memulai usaha, rangkaian skincare senilai Rp30 juta bisa menjadi langkah awalnya. “Sistemnya beli putus. Kami memberikan harga pabrik, pricing silakan ditentukan sendiri disesuaikan dengan target pasar dan spesifikasi produknya,” ujarnya.
Peluang ini terbuka bagi siapapun khususnya pelaku bisnis produk kecantikan (pemilik brand), distributor, klinik, dan salon. Menariknya, konsumen bebas menentukan merek produk sendiri.
Pabrikan menargetkan sekitar 3-6 bulan pemilik usaha sudah bisa memiliki brand skincare ataupun kosmetiknya sendiri. “Bedanya kami dengan yang lain, setiap partner boleh menggunakan merek sendiri dengan izin BPOM. Terkait izin edar BPOM kami akan bantu hingga tuntas dan clear, sehingga produknya legal,” janjinya.
Calon pebisnis sebelumnya juga akan dibekali ragam informasi produk. Selanjutnya, kreativitas Anda dalam memasarkan produk kecantikan akan menentukan keberhasilan berwirausaha di bidang kecantikan ini.
Rupa-rupa produk skincare pun kian variatif ditawarkan dengan jenis dan keunggulan yang sangat kompetitif. Nah ketatnya persaingan di bidang personal care itu menjadi celah bisnis tersendiri bagi PT Multi Prestasi Mas (MPM), produsen produk skincare dan kosmetik MPM Beauty yang telah eksis selama 20 tahun terakhir di Indonesia.
Melalui produk kecantikan dan kosmetik, perusahaan menciptakan peluang berwirausaha dengan sistem penjualan langsung (direct selling) yang menyasar kaum hawa (80%) sebagai pelaku usahanya.
Studi bertema “Women Career Advancement in Public Service” (2012) terhadap perempuan Indonesia mencatat, perempuan Indonesia cenderung memilih untuk tetap dekat dengan rumah karena adanya tanggung jawab keluarga. Mereka juga diklaim cenderung menolak pekerjaan jika pekerjaan tersebut menjauhkan mereka dari rumah.
Studi lain berjudul “Women’s Leadership in Indonesia: Current Discussion, Barriers and Existing Stigma” (2016) menyatakan, rerata perempuan Indonesia menjaga komitmen domestik sebelum terlibat dalam kegiatan lain. Dalam survei itu juga disebut 39% perempuan Indonesia berhenti kerja kantoran karena ingin waktu kerja yang lebih fleksibel, serta 35% melepas karier di kantor karena ingin mencari uang lebih banyak.
“Karena itu, MPM membuka peluang usaha, terutama untuk perempuan dengan produk kecantikan yang diproduksi menggunakan bahan alami, selain juga mengandalkan teknologi pada setiap produknya,” ucap Chief Marketing Officer PT Multi Prestasi Mas Raphael Michael saat temu media di pameran Cosmobeaute Indonesia 2019 di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Michael mengatakan, pabriknya siap menyuplai rangkaian produk skincare mulai dari whitening day cream, night cream, serum, facial wash dan toner. Juga ragam produk kosmetik seperti lipstick, lipcream dan bedak. Perusahaan sudah dipercaya sejak puluhan tahun lalu oleh beberapa brand klinik ternama seperti BeautyLab, Animate, Local dan lain masih banyak lainya.
“Banyak dokter spesialis kulit yang bekerja sama dengan perusahaan kami dalam pembuatan paketan skincare. Setiap lini produksi produk menggunakan teknologi terkini dan proses yang ketat, termasuk uji mikrobiologi untuk memastikan end user mendapatkan produk sehat dan berkualitas,” klaim Michael.
Disebutkannya, untuk memulai usaha, rangkaian skincare senilai Rp30 juta bisa menjadi langkah awalnya. “Sistemnya beli putus. Kami memberikan harga pabrik, pricing silakan ditentukan sendiri disesuaikan dengan target pasar dan spesifikasi produknya,” ujarnya.
Peluang ini terbuka bagi siapapun khususnya pelaku bisnis produk kecantikan (pemilik brand), distributor, klinik, dan salon. Menariknya, konsumen bebas menentukan merek produk sendiri.
Pabrikan menargetkan sekitar 3-6 bulan pemilik usaha sudah bisa memiliki brand skincare ataupun kosmetiknya sendiri. “Bedanya kami dengan yang lain, setiap partner boleh menggunakan merek sendiri dengan izin BPOM. Terkait izin edar BPOM kami akan bantu hingga tuntas dan clear, sehingga produknya legal,” janjinya.
Calon pebisnis sebelumnya juga akan dibekali ragam informasi produk. Selanjutnya, kreativitas Anda dalam memasarkan produk kecantikan akan menentukan keberhasilan berwirausaha di bidang kecantikan ini.
(akr)