Budi Karya Beberkan Kinerja 5 Tahun Kemenhub, Ini Daftar Capaiannya
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa program Indonesia Sentris yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) telah berhasil membuka akses keterisolasian serta dapat meningkatkan perekonomian suatu daerah. Hal itu menjadi inti capaian lima tahun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama periode pemerintahan Jokowi-JK 2014-2019.
Menhub menyatakan, dalam kurun waktu lima tahun tersebut, dilakukan pembangunan infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia Sentris untuk membuka keterisolasian, yaitu dengan memberikan dukungan aksesibilitas terhadap daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan). Diantaranya melalui penyediaan prasarana yaitu 18 rute tol laut dengan tujuan menekan disparitas harga di Indonesia Timur; 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara); dan pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan dan terisolir.
"Filosofi Indonesia sentris itu menjadi tekanan dari apa yang kita lakukan, baik berupa pembangunan maupun kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dengan memperhatikan daerah-daerah terluar terdepan, tertinggal dan di perbatasan," jelas Menhub dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu (19/10/2019).
Tol laut, tegas dia, begitu intensif di mana dalam lima tahun ini sudah ada 18 rute. Hal itu memungkinkan disparitas harga bisa ditekan dan memastikan pasokan sembilan bahan pokok bisa didapatkan masyarakat di bagian indonesia timur. Lalu, ada pula 891 angkutan perintis yang meliputi beragam moda transportasi.
Selanjutnya, Menhub menungkapkan, Kemenhub telah melaksanakan program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah-daerah pedalaman, terpencil dan pulau terluar untuk pemerataan serta kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar wilayah di Indonesia bagian Timur.
"Kemenhub juga membuat jembatan udara atau konektivitas logistik ke daerah-daerah pegunungan, ada 39 rute yang dilalui, mereka adalah di daerah pedalaman, terpencil, terluar dan bisa dibayangkan mereka hanya mendapatkan suplai logistiknya dari angkutan-angkutan logistik tersebut," ucap Menhub.
Menhub menambahkan, pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan juga agar membuka ruang ekonomi baru di daerah-daerah. Seperti misalnya, melalui dukungan atas pengembangan kawasan wisata dengan penyediaan akses transportasi dari dan menuju kawasan wisata, baik sarana maupun prasarana pendukung.
"Karena pariwisata berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif, dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Presiden ingin bahwa segala kegiatan perhubungan pada dasarnya harus memberikan suatu ruang ekonomi baru atau potensi baru," ungkapnya.
Secara lebih detail, Menhub menyampaikan adanya lima Bali baru yang menjadi destinasi wisata super prioritas yaitu di Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado. "Sehingga untuk kelima daerah tersebut kami telah fokus melakukan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, kereta api, jalan dan sebagainya," jelasnya.
Lebih lanjut Menhub menuturkan dalam lima tahun pemerintahan Kabinet Kerja, telah banyak capaian yang dilakukan oleh Kemenhub baik itu di sektor transportasi darat, laut, udara maupun kereta api. Untuk sektor Perhubungan Darat capaiannya yaitu pembangunan Bus Rapid Transit (BRT), rehabilitasi terminal, pembangunan pelabuhan penyeberangan dan pembangunan kapal.
Kemenhub juga telah melakukan pengembangan transportasi perkotaan. Pengembangan angkutan massal di wilayah perkotaan mampu memindahkan sebagian pengguna kendaraan pribadi untuk berpindah ke angkutan umum. Di Jabodetabek, proporsi perjalanan dengan angkutan umum terus meningkat seiring perbaikan layanan angkutan umum yang ada. Saat ini sudah ada MRT dan KRL yang mampu menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
"Dalam hal transportasi perkotaan jelas angkutan massal menjadi pilihan, sehingga akhirnya kita memiliki MRT dan LRT. Suatu hasil yang membanggakan untuk semuanya. LRT Jabodebek nanti pada 2021. Angkutan massal kita itu cukup intensif. Kita akan tingkatkan okupansinya menjadi 60-80% seperti Tokyo, Singapura. Oleh karenanya ke depan kita sudah merancang MRT dengan panjang yang lebih signifikan bahkan kita rencanakan sampai 200 km. Begitu juga LRT kerja sama dengan pemda DKI dan di 5-6 kota lain kita akan bangun LRT atau sejenisnya," tambahnya.
Mengenai capaian sektor perhubungan laut yaitu pembangunan pelabuhan non komersial sebanyak 118 lokasi dan pengembangan pelabuhan diantaranya pengembangan Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kuala Tanjung dan proyek tol laut. Untuk meningkatkan bidang logistik, Kemenhub juga akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional. Hal tersebut dilihat dari arus bongkar muat (troughput) petikemas di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2018 yang mencapai 7,5 juta TEUs dan diharapkan dapat terus bertambah menjadi 8 hingga 12 juta TEUs di tahun 2019. Sehingga kedepan perdagangan ke luar negeri dari Indonesia dapat ditangani oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Pada sektor Perhubungan Udara capaiannya antara lain pembangunan bandara baru di 15 lokasi untuk peningkatan konektivitas antarwilayah dan peningkatan pariwisata 5 Bali Baru Indonesia. "Di sektor Perhubungan Udara kita membangun di 15 lokasi. Dan konektivitas wilayah bertambah baik. Juga kita akan dukung untuk usaha pariwisata yang kita sampaikan yakni 5 Bali baru," paparnya.
Sedangkan capaian pada sektor perkeretaapian yaitu pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), reaktiviasi jalur KA, pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.
Menhub menyatakan, dalam kurun waktu lima tahun tersebut, dilakukan pembangunan infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia Sentris untuk membuka keterisolasian, yaitu dengan memberikan dukungan aksesibilitas terhadap daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan). Diantaranya melalui penyediaan prasarana yaitu 18 rute tol laut dengan tujuan menekan disparitas harga di Indonesia Timur; 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara); dan pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan dan terisolir.
"Filosofi Indonesia sentris itu menjadi tekanan dari apa yang kita lakukan, baik berupa pembangunan maupun kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dengan memperhatikan daerah-daerah terluar terdepan, tertinggal dan di perbatasan," jelas Menhub dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu (19/10/2019).
Tol laut, tegas dia, begitu intensif di mana dalam lima tahun ini sudah ada 18 rute. Hal itu memungkinkan disparitas harga bisa ditekan dan memastikan pasokan sembilan bahan pokok bisa didapatkan masyarakat di bagian indonesia timur. Lalu, ada pula 891 angkutan perintis yang meliputi beragam moda transportasi.
Selanjutnya, Menhub menungkapkan, Kemenhub telah melaksanakan program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah-daerah pedalaman, terpencil dan pulau terluar untuk pemerataan serta kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar wilayah di Indonesia bagian Timur.
"Kemenhub juga membuat jembatan udara atau konektivitas logistik ke daerah-daerah pegunungan, ada 39 rute yang dilalui, mereka adalah di daerah pedalaman, terpencil, terluar dan bisa dibayangkan mereka hanya mendapatkan suplai logistiknya dari angkutan-angkutan logistik tersebut," ucap Menhub.
Menhub menambahkan, pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan juga agar membuka ruang ekonomi baru di daerah-daerah. Seperti misalnya, melalui dukungan atas pengembangan kawasan wisata dengan penyediaan akses transportasi dari dan menuju kawasan wisata, baik sarana maupun prasarana pendukung.
"Karena pariwisata berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif, dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Presiden ingin bahwa segala kegiatan perhubungan pada dasarnya harus memberikan suatu ruang ekonomi baru atau potensi baru," ungkapnya.
Secara lebih detail, Menhub menyampaikan adanya lima Bali baru yang menjadi destinasi wisata super prioritas yaitu di Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado. "Sehingga untuk kelima daerah tersebut kami telah fokus melakukan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, kereta api, jalan dan sebagainya," jelasnya.
Lebih lanjut Menhub menuturkan dalam lima tahun pemerintahan Kabinet Kerja, telah banyak capaian yang dilakukan oleh Kemenhub baik itu di sektor transportasi darat, laut, udara maupun kereta api. Untuk sektor Perhubungan Darat capaiannya yaitu pembangunan Bus Rapid Transit (BRT), rehabilitasi terminal, pembangunan pelabuhan penyeberangan dan pembangunan kapal.
Kemenhub juga telah melakukan pengembangan transportasi perkotaan. Pengembangan angkutan massal di wilayah perkotaan mampu memindahkan sebagian pengguna kendaraan pribadi untuk berpindah ke angkutan umum. Di Jabodetabek, proporsi perjalanan dengan angkutan umum terus meningkat seiring perbaikan layanan angkutan umum yang ada. Saat ini sudah ada MRT dan KRL yang mampu menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
"Dalam hal transportasi perkotaan jelas angkutan massal menjadi pilihan, sehingga akhirnya kita memiliki MRT dan LRT. Suatu hasil yang membanggakan untuk semuanya. LRT Jabodebek nanti pada 2021. Angkutan massal kita itu cukup intensif. Kita akan tingkatkan okupansinya menjadi 60-80% seperti Tokyo, Singapura. Oleh karenanya ke depan kita sudah merancang MRT dengan panjang yang lebih signifikan bahkan kita rencanakan sampai 200 km. Begitu juga LRT kerja sama dengan pemda DKI dan di 5-6 kota lain kita akan bangun LRT atau sejenisnya," tambahnya.
Mengenai capaian sektor perhubungan laut yaitu pembangunan pelabuhan non komersial sebanyak 118 lokasi dan pengembangan pelabuhan diantaranya pengembangan Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kuala Tanjung dan proyek tol laut. Untuk meningkatkan bidang logistik, Kemenhub juga akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional. Hal tersebut dilihat dari arus bongkar muat (troughput) petikemas di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2018 yang mencapai 7,5 juta TEUs dan diharapkan dapat terus bertambah menjadi 8 hingga 12 juta TEUs di tahun 2019. Sehingga kedepan perdagangan ke luar negeri dari Indonesia dapat ditangani oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Pada sektor Perhubungan Udara capaiannya antara lain pembangunan bandara baru di 15 lokasi untuk peningkatan konektivitas antarwilayah dan peningkatan pariwisata 5 Bali Baru Indonesia. "Di sektor Perhubungan Udara kita membangun di 15 lokasi. Dan konektivitas wilayah bertambah baik. Juga kita akan dukung untuk usaha pariwisata yang kita sampaikan yakni 5 Bali baru," paparnya.
Sedangkan capaian pada sektor perkeretaapian yaitu pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), reaktiviasi jalur KA, pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.
(fjo)