Ini Hasil Kolaborasi AP II dan Kemenhub di Sektor Kebandarudaraan
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam lima tahun terakhir berhasil mengembangkan sektor kebandarudaraan nasional, baik dari sisi pembangunan infrastruktur maupun peningkatan konektivitas penerbangan domestik dan internasional.
Salah satu pencapaian Angkasa Pura II dan Kemenhub yang paling berdampak signifikan bagi kebandarudaraan nasional adalah dibukanya Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Terminal termegah dan terluas di Indonesia dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahun itu dibuka perdana pada 9 Agustus 2016.
Selain Terminal 3, terminal baru yang diresmikan di era Kabinet Kerja Jilid I adalah terminal baru di Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Supadio (Pontianak), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Sultan Thaha II (Jambi).
Adapun sejak dibukanya Terminal 3, Angkasa Pura II dan Kemenhub pun semakin intensif berkoordinasi terkait dengan berbagai pengembangan lainnya di Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang utama Indonesia. Hasilnya sejumlah fasilitas kelas dunia kini bisa dinikmati di Soekarno-Hatta seperti Skytrain yang merupakan moda transportasi yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 serta stasiun kereta bandara.
Skytrain mulai melayani perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara sejak 17 September 2017. Ini sekaligus menandakan hadirnya moda transportasi yang dapat beroperasi tanpa awak pertama kali di Indonesia. Setelah Skytrain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Kereta Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Januari 2018.
Pengembangan lain di Soekarno-Hatta yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo adalah adanya low-cost carrier terminal (LCCT). Kemudian, pada 1 Mei 2019, Angkasa Pura II menetapkan bahwa Terminal 2F menjadi LCCT tersebut.
Keberadaan LCCT Terminal 2F tidak lepas dari peran Kemenhub dan juga Kementerian Pariwisata yang mendorong agar Indonesia memiliki terminal khusus bagi pesawat berbiaya murah (low-cost carrier/LCC).
"LCCT akan bersahabat dengan maskapai-maskapai berbiaya murah. Karena tidak akan memberatkan maskapai secara operasional. Dampaknya, wisatawan yang mereka bawa akan semakin bertambah. Strategi ini sudah banyak diterapkan negara lain. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada AP II yang selalu mendukung pariwisata. Termasuk menghadirkan LCCT," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Adapun pengembangan terbaru yang ada di Soekarno-Hatta adalah dibukanya runway ketiga untuk penerbangan pesawat komersial pada 15 Agustus 2019. Pengembangan sisi udara di Soekarno-Hatta juga mencakup pembangunan east connecting taxiway sehingga pergerakan pesawat dapat lebih cepat dan fleksibel.
Berbagai pengembangan yang dilakukan Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan itu berhasil membawa Soekarno-Hatta meraih berbagai penghargaan kelas dunia di antaranya adalah The World’s Most Improved Airport 2017 dari Skytrax. Soekarno-Hatta juga berhasil masuk sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia pada 2017 dan 2018.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan prestasi Soekarno-Hatta tidak lepas dari dukungan pemerintah. "Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah dalam pengembangan Soekarno-Hatta sehingga dapat menjadi kebanggaan masyarakat," ujar Awaluddin.
Selain pengembangan Soekarno-Hatta, Kemenhub dan Angkasa Pura II juga berkoordinasi terkait pengelolaan 4 bandara. Kemenhub telah menyerahkan pengelolaan 4 bandara ke Angkasa Pura II yakni Tjilik Riwut (Palangkaraya), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Radin Inten II (Lampung) dan Fatmawati Soekarno (Bengkulu).
Selain penyerahaan pengelolaan 4 bandara itu, Kemenhub juga mendukung Angkasa Pura II dalam pengelolaan Bandara Kertajati di Jawa Barat. Dukungan diberikan Kemenhub dari sisi regulasi dan kemudahan akses transportasi dari dan menuju bandara tersebut.
Pembangunan bandara baru juga tengah dilakukan Angkasa Pura II yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman ditargetkan rampung dan bisa beroperasi pada Mei 2020.
Kemudian, Kemenhub dan Kementerian Pariwisata juga mendukung pengembangan Bandara Internasional Silangit di Siborong-borong, Sumatera Utara. Pengembangan bandara ini tidak lain guna mendukung destinasi wisata Danau Toba sebagai salah satu dari lima Bali Baru. Di tahun 2018, bandara tersebut telah melayani 480.000 penumpang.
Selain membangun infrastruktur utama kebandarudaraan, Angkasa Pura II juga mengembangkan sejumlah fasilitas pendukung bandara, seperti yang dilakukan di Soekarno-Hatta.
Fasilitas pendukung di Soekarno-Hatta yang telah diresmikan yaitu Stasiun Kereta Bandara, Stasiun Skytrain, Depo Skytrain, Airport Operation Control Center dan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 KV, serta Power Station 2 dan Power Station 3.
Salah satu pencapaian Angkasa Pura II dan Kemenhub yang paling berdampak signifikan bagi kebandarudaraan nasional adalah dibukanya Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Terminal termegah dan terluas di Indonesia dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahun itu dibuka perdana pada 9 Agustus 2016.
Selain Terminal 3, terminal baru yang diresmikan di era Kabinet Kerja Jilid I adalah terminal baru di Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Supadio (Pontianak), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Sultan Thaha II (Jambi).
Adapun sejak dibukanya Terminal 3, Angkasa Pura II dan Kemenhub pun semakin intensif berkoordinasi terkait dengan berbagai pengembangan lainnya di Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang utama Indonesia. Hasilnya sejumlah fasilitas kelas dunia kini bisa dinikmati di Soekarno-Hatta seperti Skytrain yang merupakan moda transportasi yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 serta stasiun kereta bandara.
Skytrain mulai melayani perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara sejak 17 September 2017. Ini sekaligus menandakan hadirnya moda transportasi yang dapat beroperasi tanpa awak pertama kali di Indonesia. Setelah Skytrain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Kereta Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Januari 2018.
Pengembangan lain di Soekarno-Hatta yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo adalah adanya low-cost carrier terminal (LCCT). Kemudian, pada 1 Mei 2019, Angkasa Pura II menetapkan bahwa Terminal 2F menjadi LCCT tersebut.
Keberadaan LCCT Terminal 2F tidak lepas dari peran Kemenhub dan juga Kementerian Pariwisata yang mendorong agar Indonesia memiliki terminal khusus bagi pesawat berbiaya murah (low-cost carrier/LCC).
"LCCT akan bersahabat dengan maskapai-maskapai berbiaya murah. Karena tidak akan memberatkan maskapai secara operasional. Dampaknya, wisatawan yang mereka bawa akan semakin bertambah. Strategi ini sudah banyak diterapkan negara lain. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada AP II yang selalu mendukung pariwisata. Termasuk menghadirkan LCCT," jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Adapun pengembangan terbaru yang ada di Soekarno-Hatta adalah dibukanya runway ketiga untuk penerbangan pesawat komersial pada 15 Agustus 2019. Pengembangan sisi udara di Soekarno-Hatta juga mencakup pembangunan east connecting taxiway sehingga pergerakan pesawat dapat lebih cepat dan fleksibel.
Berbagai pengembangan yang dilakukan Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan itu berhasil membawa Soekarno-Hatta meraih berbagai penghargaan kelas dunia di antaranya adalah The World’s Most Improved Airport 2017 dari Skytrax. Soekarno-Hatta juga berhasil masuk sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia pada 2017 dan 2018.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan prestasi Soekarno-Hatta tidak lepas dari dukungan pemerintah. "Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah dalam pengembangan Soekarno-Hatta sehingga dapat menjadi kebanggaan masyarakat," ujar Awaluddin.
Selain pengembangan Soekarno-Hatta, Kemenhub dan Angkasa Pura II juga berkoordinasi terkait pengelolaan 4 bandara. Kemenhub telah menyerahkan pengelolaan 4 bandara ke Angkasa Pura II yakni Tjilik Riwut (Palangkaraya), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Radin Inten II (Lampung) dan Fatmawati Soekarno (Bengkulu).
Selain penyerahaan pengelolaan 4 bandara itu, Kemenhub juga mendukung Angkasa Pura II dalam pengelolaan Bandara Kertajati di Jawa Barat. Dukungan diberikan Kemenhub dari sisi regulasi dan kemudahan akses transportasi dari dan menuju bandara tersebut.
Pembangunan bandara baru juga tengah dilakukan Angkasa Pura II yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman ditargetkan rampung dan bisa beroperasi pada Mei 2020.
Kemudian, Kemenhub dan Kementerian Pariwisata juga mendukung pengembangan Bandara Internasional Silangit di Siborong-borong, Sumatera Utara. Pengembangan bandara ini tidak lain guna mendukung destinasi wisata Danau Toba sebagai salah satu dari lima Bali Baru. Di tahun 2018, bandara tersebut telah melayani 480.000 penumpang.
Selain membangun infrastruktur utama kebandarudaraan, Angkasa Pura II juga mengembangkan sejumlah fasilitas pendukung bandara, seperti yang dilakukan di Soekarno-Hatta.
Fasilitas pendukung di Soekarno-Hatta yang telah diresmikan yaitu Stasiun Kereta Bandara, Stasiun Skytrain, Depo Skytrain, Airport Operation Control Center dan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 KV, serta Power Station 2 dan Power Station 3.
(fjo)