Hingga 22 Oktober, IHSG Hanya Turun Tipis 0,04%
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini hingga tanggal 22 Oktober, hanya turun tipis 0,04% (year to date). Adapun investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp49,3 triliun.
Hal ini seiring pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatatkan perkembangan positif, dengan penurunan yield sebesar 83,0 basis points (bps) secara year to date, dengan net buy investor non residen sebesar Rp145,4 triliun.
"Sampai dengan 22 Oktober 2019, penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp133,43 triliun. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 39 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 60 emiten dengan total indikasi penawaran Rp48,14 triliun," ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK, Anto Prabowo di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dia melanjutkan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif di bulan September 2019. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan 7,89% yoy, didorong oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 12,84% yoy.
"Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan masih mengalami moderasi pertumbuhan di level 3,5% yoy," jelasnya.
OJK senantiasa memantau dinamika perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi dampak kondisi yang tidak mendukung ini terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik terutama terkait dengan profil risiko likuiditas dan risiko kredit.
"OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder untuk memitigasi ketidakpastian eksternal yang cukup tinggi, menjaga kontribusi sektor jasa keuangan dalam pembangunan, dan menjaga stabilitas sistem keuangan," tandasnya.
Hal ini seiring pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatatkan perkembangan positif, dengan penurunan yield sebesar 83,0 basis points (bps) secara year to date, dengan net buy investor non residen sebesar Rp145,4 triliun.
"Sampai dengan 22 Oktober 2019, penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp133,43 triliun. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 39 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 60 emiten dengan total indikasi penawaran Rp48,14 triliun," ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK, Anto Prabowo di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dia melanjutkan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif di bulan September 2019. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan 7,89% yoy, didorong oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 12,84% yoy.
"Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan masih mengalami moderasi pertumbuhan di level 3,5% yoy," jelasnya.
OJK senantiasa memantau dinamika perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi dampak kondisi yang tidak mendukung ini terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik terutama terkait dengan profil risiko likuiditas dan risiko kredit.
"OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder untuk memitigasi ketidakpastian eksternal yang cukup tinggi, menjaga kontribusi sektor jasa keuangan dalam pembangunan, dan menjaga stabilitas sistem keuangan," tandasnya.
(ven)