Rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Dikebut Pasca Gempa 2018
A
A
A
JAKARTA - Pasca gempa yang terjadi tahun 2018 lalu, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, Sulawesi Tengah terus berbenah. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya mempercepat proses rekonstruksi dan rehabilitasi bandara yang direncanakan akan selesai tahun 2022 dan diharapkan bisa lebih cepat.
"Adapun proses rekonstruksi rehabilitasi yang dilakukan adalah pada fasilitas sisi darat dan fasilitas sisi udara meliputi: rekonstruksi dan rehabilitasi gedung terminal, rekonstruksi gedung PKP-PK, rekonstruksi gedung serba guna, rehabilitasi bangunan operasional, rumah ibadah, dan rumah dinas," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Dia melanjutkan pekerjaan di sisi udara yang meliputi rekonstruksi dan geometri runway, perbaikan permukaan runway dan taxiway, rehabilitasi apron, pembuatan paved shoulder. "Rekonstruksi dilakukan untuk merehabilitasi dan memperkuat struktur bangunan agar lebih tahan terhadap bencana seperti gempa bumi," katanya
Untuk keseluruhan pekerjaan diperkirakaan memakan biaya sebesar Rp. 327,5 milyar yang berasal dari APBN dan bantuan dari Asian Development Bank (ADB). “Anggarannya sekitar Rp327,5 milyar. Sudah dilakukan pekerjaan dan bertahap. Insya Allah April 2022 keseluruhan rekonstruksi akan selesai,” jelasnya.
Untuk diketahui Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu memiliki panjang runway 2.500 x 45 m dengan luas terminal penumpang sebesar Rp. 15.196 m2. Pada tahun 2018 bandara ini mampu menampung sebanyak 1,3 juta penumpang.
Pasca bencana, transportasi udara merupakan salah satu sarana transportasi pilihan utama yang sangat penting keberadaannya di kota Palu tidak hanya untuk mobilisasi orang tapi juga sebagai jalur masuk utama bagi bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan melalui transportasi udara.
Selain melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi Bandara, Kemenhub juga akan melakukan rekonstruksi di 3 (tiga) pelabuhan yaitu Pelabuhan Pantoloan, Wani dan Donggala dan di sektor darat akan melakukan perbaikan Terminal Bus Tipe A Induk Mamboro di Sulawesi Tengah.
Rehabilitasi dan rekonstruksi sektor transportasi dilakukan sebagaimana amanat Presiden melalui Instruksi Presiden RI nomor 10 Tahun 2018 Tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah dan Wilayah Terdampak Lainnya.
Dengan dilakukannya pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi di Sulawesi Tengah ini diharapkan dapat memulihkan dan membangkitkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Palu dan sekitarnya pascabencana.
Dalam kunjungan Kerja ke Palu kali ini, Presiden Joko Widodo bersama rombongan juga meninjau langsung Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) untuk korban bencana gempa dan tsunami di Duyu dan Tondo Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Presiden berharap hunian tersebut bisa segera ditempati oleh masyarakat para korban bencana gempa dan tsunami di Palu.
Selain Menhub, turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam peninjauan ini antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Juliari Batubara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dan Wali Kota Palu Hidayat.
"Adapun proses rekonstruksi rehabilitasi yang dilakukan adalah pada fasilitas sisi darat dan fasilitas sisi udara meliputi: rekonstruksi dan rehabilitasi gedung terminal, rekonstruksi gedung PKP-PK, rekonstruksi gedung serba guna, rehabilitasi bangunan operasional, rumah ibadah, dan rumah dinas," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Dia melanjutkan pekerjaan di sisi udara yang meliputi rekonstruksi dan geometri runway, perbaikan permukaan runway dan taxiway, rehabilitasi apron, pembuatan paved shoulder. "Rekonstruksi dilakukan untuk merehabilitasi dan memperkuat struktur bangunan agar lebih tahan terhadap bencana seperti gempa bumi," katanya
Untuk keseluruhan pekerjaan diperkirakaan memakan biaya sebesar Rp. 327,5 milyar yang berasal dari APBN dan bantuan dari Asian Development Bank (ADB). “Anggarannya sekitar Rp327,5 milyar. Sudah dilakukan pekerjaan dan bertahap. Insya Allah April 2022 keseluruhan rekonstruksi akan selesai,” jelasnya.
Untuk diketahui Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu memiliki panjang runway 2.500 x 45 m dengan luas terminal penumpang sebesar Rp. 15.196 m2. Pada tahun 2018 bandara ini mampu menampung sebanyak 1,3 juta penumpang.
Pasca bencana, transportasi udara merupakan salah satu sarana transportasi pilihan utama yang sangat penting keberadaannya di kota Palu tidak hanya untuk mobilisasi orang tapi juga sebagai jalur masuk utama bagi bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan melalui transportasi udara.
Selain melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi Bandara, Kemenhub juga akan melakukan rekonstruksi di 3 (tiga) pelabuhan yaitu Pelabuhan Pantoloan, Wani dan Donggala dan di sektor darat akan melakukan perbaikan Terminal Bus Tipe A Induk Mamboro di Sulawesi Tengah.
Rehabilitasi dan rekonstruksi sektor transportasi dilakukan sebagaimana amanat Presiden melalui Instruksi Presiden RI nomor 10 Tahun 2018 Tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah dan Wilayah Terdampak Lainnya.
Dengan dilakukannya pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi di Sulawesi Tengah ini diharapkan dapat memulihkan dan membangkitkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Palu dan sekitarnya pascabencana.
Dalam kunjungan Kerja ke Palu kali ini, Presiden Joko Widodo bersama rombongan juga meninjau langsung Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) untuk korban bencana gempa dan tsunami di Duyu dan Tondo Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Presiden berharap hunian tersebut bisa segera ditempati oleh masyarakat para korban bencana gempa dan tsunami di Palu.
Selain Menhub, turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam peninjauan ini antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Juliari Batubara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dan Wali Kota Palu Hidayat.
(akr)