Impor Kacamata Sangat Tinggi dari China, Insentif Disiapkan Pemerintah

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat impor industri kacamata sangat tinggi, dimana hingga bulan September 2019 nilainya mencapai sebesar USD90,4 juta. Sedangkan ekspor industri kaca mata sejauh ini hanya sebesar USD85,7 juta yang masih lebih rendah.

"Saat ini sebagian besar produk kacamata yang beredar di dalam negeri adalah produk impor yang berasal dari Republik Rakyat Tiongkok," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Di sisi lain Kemenperin terus memacu nilai ekspor, dan juga terus berupaya meningkatkan pertumbuhan dan daya saing aneka industri dalam hal ini termasuk industri kacamata.

Dia pun menambahkan, akan memberikan bantuan dan insentif untuk pengembangan industri diantaranya adalah pembebasan bea masuk melalui program Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

"Bimbingan teknis dan pendampingan desain dan teknis produksi, restrukturisasi mesin/peralatan, dan fasilitasi promosi melalui pameran dalam dan luar negeri," jelasnya

Lebih lanjut, dia pun meminta agar PT Atalla Indonesia yang merupakan salah satu pelaku industri kacamata untuk bisa menekan impor. PT Attala Indonesia diterangkan memiliki visi menjadikan diri sebagai basis utama industri kacamata di dunia yang telah mengimplementasikan teknologi 4.0. "Sehingga Indonesia mampu untuk swasembada kacamata, dan mengurangi ketergantungan impor," jelasnya.

PT Atalla juga terus berusaha meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam berinovasi dan memproduksi kacamata yang berbasis penerapan teknologi pada saat proses produksi. Guna mendukung program pemerintah untuk “Industri Kesehatan Halal 2024”, PT Atalla Indonesia dengan brand Atalla, saat ini secara resmi telah memiliki sertifikasi HALAL MUI. Atalla memperkenalkan produk-produk barunya yang halal dengan slogan "Halal itu baik“.