Transformasi 4.0, Wujudkan SDM Unggul Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Revolusi industri 4.0 yang menonjolkan kecanggihan teknologi di era 4.0 berpotensi menggeser peran manusia bila tidak dibekali dengan skill yang mumpuni. Karena itu bila Indonesia ingin memenangkan persaingan, maka pembangunan dan penguatan sumber daya manusia adalah keharusan.
Konsultan SDM dan Presiden Direktur Priority Banking School (PBS) Dewi Wiranti mengatakan, diperlukan penguatan dan pengembangan dalam konteks digitalisasi maupun budaya. Kebutuhan penguatan SDM itu semakin nyata dengan memperhatikan penelitian Institute for Management Development (IMD), dimana daya saing tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan sejumlah negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
"Menjawab tantangan tersebut, PBS memprakarsai program Transformasi 4.0 sebuah program percepatan perubahan dibidang digitalisasi, pengembangan SDM dan penajaman budaya sebagai persiapan memasuki industry 4.0," ujar Dewi dalam siaran persnya, kemarin.
Menurut Dewi, transformasi 4.0 terdiri dari tiga program percepatan perubahan yakni pertama, program percepatan perubahan tata kelola keuangan,manajemen dan proses melalui solusi Digital. Kedua, program percepatan perubahan dalam peningkatan kompetensi SDM pada umumnya dan pengusaha kecil pada khususnya, dibidang kewirausahaan dan vokasi training sehingga memiliki kemampuan daya saing yang tangguh.
"Fokus utamanya menjadikan vokasi training dan kewirausahaan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formil, disamping itu melakukan berbagai pelatihan vokasi untuk para pekerja diberbagai bidang usaha," jelasnya.
Ketiga, lanjut dia, percepatan perubahan penajaman budaya dalam sikap menjalankan suatu pekerjaan dengan pola pikir yang positif, semangat dan tangguh serta penajaman pemahaman akan anti-radikalisme/de-radikalisme. Meski begitu diakui Dewi, inisiatif menjalankan transformasi 4.0 tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus secara terintegrasi menggandeng semua pihak dalam ekosistem pilar perekonomian negara.
"Pentingnya keterlibatan banyak pihak terutama pemerintah karena dalam menghadapi era digitalisasi diperlukan berbagai persiapan. Selain infrastruktur, juga persiapan peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM melalui vocation training dan vocational school," katanya.
Tak kalah penting, Dewi menuturkan, diperlukan dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan penyediaan peralatan serta pemenuhan pengajar serta penyediaan tempat pelatihan, sehingga transformasi bisa berjalan dengan cepat, efektif serta produktif.
"Demi suksesnya pelaksanaan transformasi 4.0,PBS Konsorsium juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas, lembaga pendidikan, perusahaan jasa keuangan dan industri serta pemuka agama dan masyarakat," pungkas Dewi. (Rakhmat Baihaqi)
Konsultan SDM dan Presiden Direktur Priority Banking School (PBS) Dewi Wiranti mengatakan, diperlukan penguatan dan pengembangan dalam konteks digitalisasi maupun budaya. Kebutuhan penguatan SDM itu semakin nyata dengan memperhatikan penelitian Institute for Management Development (IMD), dimana daya saing tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan sejumlah negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
"Menjawab tantangan tersebut, PBS memprakarsai program Transformasi 4.0 sebuah program percepatan perubahan dibidang digitalisasi, pengembangan SDM dan penajaman budaya sebagai persiapan memasuki industry 4.0," ujar Dewi dalam siaran persnya, kemarin.
Menurut Dewi, transformasi 4.0 terdiri dari tiga program percepatan perubahan yakni pertama, program percepatan perubahan tata kelola keuangan,manajemen dan proses melalui solusi Digital. Kedua, program percepatan perubahan dalam peningkatan kompetensi SDM pada umumnya dan pengusaha kecil pada khususnya, dibidang kewirausahaan dan vokasi training sehingga memiliki kemampuan daya saing yang tangguh.
"Fokus utamanya menjadikan vokasi training dan kewirausahaan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan formil, disamping itu melakukan berbagai pelatihan vokasi untuk para pekerja diberbagai bidang usaha," jelasnya.
Ketiga, lanjut dia, percepatan perubahan penajaman budaya dalam sikap menjalankan suatu pekerjaan dengan pola pikir yang positif, semangat dan tangguh serta penajaman pemahaman akan anti-radikalisme/de-radikalisme. Meski begitu diakui Dewi, inisiatif menjalankan transformasi 4.0 tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus secara terintegrasi menggandeng semua pihak dalam ekosistem pilar perekonomian negara.
"Pentingnya keterlibatan banyak pihak terutama pemerintah karena dalam menghadapi era digitalisasi diperlukan berbagai persiapan. Selain infrastruktur, juga persiapan peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM melalui vocation training dan vocational school," katanya.
Tak kalah penting, Dewi menuturkan, diperlukan dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan penyediaan peralatan serta pemenuhan pengajar serta penyediaan tempat pelatihan, sehingga transformasi bisa berjalan dengan cepat, efektif serta produktif.
"Demi suksesnya pelaksanaan transformasi 4.0,PBS Konsorsium juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas, lembaga pendidikan, perusahaan jasa keuangan dan industri serta pemuka agama dan masyarakat," pungkas Dewi. (Rakhmat Baihaqi)
(nfl)