Tertinggi Sepanjang Sejarah, Realisasi Investasi DKI Jakarta Capai Rp41,1 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode kuartal III (Juli-September) tahun 2019, yang mencapai Rp205,7 triliun.
Berdasarkan lokasi proyek terbesar, lima besar realisasi investasi adalah DKI Jakarta (Rp41,1 triliun atau 20,0%); Jawa Barat (Rp33,4 triliun, 16,2%); Jawa Timur (Rp14,8 triliun, 7,2%); Riau (Rp13,1 triliun, 6,4%); dan Jawa Tengah (Rp11,1 triliun, 5,4%).
Berdasarkan data tersebut, realisasi investasi di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi perolehan realisasi investasi terbesar dalam sejarah realisasi investasi per kuartal di Jakarta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benni Aguscandra, menyampaikan realisasi investasi pada kuartal III tahun 2019 telah menorehkan catatan kinerja terbaik bidang penanaman modal bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Rrealisasi investasi PMDN dan PMA pada kuartal III tahun 2019 berhasil menembus Rp41,1 triliun. Angka ini merupakan tertinggi dalam sejarah realisasi investasi DKI Jakarta per kuartal," terang Benni, Kamis (7/11/2019).
Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta pada kuartal III tahun 2019 sebesar Rp41,1 triliun, meningkat 56,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Terdiri dari realisasi PMDN sebesar Rp15 triliun dengan 708 proyek dan realisasi PMA sebesar Rp26,1 triliun (USD1,7 miliar) dengan 2.552 proyek.
Pada periode kuartal III tahun 2019, realisasi PMA di provinsi DKI Jakarta tertinggi dibandingkan realisasi PMA provinsi lain di Indonesia.
"Berbagai program dan kebijakan Gubernur Anies Baswedan terkait bidang penanaman modal dan kemudahan perizinan telah menjadikan DKI Jakarta sebagai primadona investasi bagi investor dalam negeri maupun investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia," ujar Benni.
Benni menambahkan visi Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dalam mewujudkan 'Wajah Baru Jakarta' yang berbakti, berhati, berkolaborasi dan merangkul, juga diterapkan dalam kebijakan penanaman modal dan kemudahan perizinan di Jakarta.
Fokus kegiatan strategis daerah penanaman modal dan kemudahan perizinan tersebut, antara lain: pengoptimalisasian Jakarta Investment Centre (JIC), perbaikan peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business) dimana Jakarta berkontribusi 78% dalam penilaian World Bank, mengoperasikan gerai memulai usaha (starting business corner) di Mal Pelayanan Publik, mendorong para investor di Jakarta untuk bermitra dengan UMKM, dan promosi investasi terfokus berdasarkan sektor usaha.
"Selama dua tahun kepemimpinan Anies Baswedan, berbagai penghargaan di bidang penanaman modal dan kemudahan perizinan telah berhasil diraih oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, tercatat 14 penghargaan bergengsi yang diperoleh dari kementerian pusat, lembaga negara dan lembaga swasta lainnya yang kredibel di Indonesia. Ini meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya di Jakarta," ujar Benni.
Benni menerangkan sektor yang paling diminati oleh para investor PMDN yaitu Konstruksi (Rp5,8 triliun); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp5 triliun); dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp2 triliun).
Sedangkan sektor yang paling diminati oleh para investor PMA yaitu Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp21,1 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp3 triliun); dan Jasa Lainnya (Rp1 triliun).
Adapun urutan wilayah Kota/Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta dalam mencatatkan realisasi investasi PMDN dan PMA, sebagai berikut: Jakarta Selatan (Rp24,5 triliun); Jakarta Pusat (Rp14 triliun); Jakarta Timur (Rp1,1 triliun); Jakarta Barat (Rp1 triliun); Jakarta Utara (Rp354 miliar) dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Rp114 miliar).
"Jakarta Selatan menjadi lokasi tertinggi dalam realisasi investasi pada kuartal III tahun 2019 ini. Kedepannya, kami akan terus mendorong para investor untuk melakukan penanaman modal di seluruh wilayah DKI Jakarta, khususnya di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu," terang Benni.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta untuk menarik investor, diantaranya melakukan kegiatan promosi investasi kepada calon investor dalam dan luar negeri baik melalui Business Forum maupun Business Matchmaking, menawarkan peluang investasi dengan pemanfaatan skema Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU) serta menguatkan fungsi Jakarta Investment Centre (JIC).
"Penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kemudahan akses dalam perizinan usaha menjadi fokus utama kami dalam menarik minat investor ke Jakarta," sambung Benni.
Kumulatif realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta periode Januari sampai dengan September 2019 mencapai Rp95,6 triliun, telah tercapai 95,4% dari target realisasi tahun 2019, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jakarta 2017-2022 sebesar Rp100,2 triliun. Terdiri atas PMDN Rp41,6 triliun dan PMA Rp54 triliun (USD3,6 miliar).
Berdasarkan data tersebut, Provinsi DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan Realisasi Investasi PMDN tertinggi di Indonesia. "Kami optimis realisasi investasi dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan bahkan dapat melampaui target tersebut pada tahun 2019 ini," pungkas Benni.
Berdasarkan lokasi proyek terbesar, lima besar realisasi investasi adalah DKI Jakarta (Rp41,1 triliun atau 20,0%); Jawa Barat (Rp33,4 triliun, 16,2%); Jawa Timur (Rp14,8 triliun, 7,2%); Riau (Rp13,1 triliun, 6,4%); dan Jawa Tengah (Rp11,1 triliun, 5,4%).
Berdasarkan data tersebut, realisasi investasi di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi perolehan realisasi investasi terbesar dalam sejarah realisasi investasi per kuartal di Jakarta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benni Aguscandra, menyampaikan realisasi investasi pada kuartal III tahun 2019 telah menorehkan catatan kinerja terbaik bidang penanaman modal bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Rrealisasi investasi PMDN dan PMA pada kuartal III tahun 2019 berhasil menembus Rp41,1 triliun. Angka ini merupakan tertinggi dalam sejarah realisasi investasi DKI Jakarta per kuartal," terang Benni, Kamis (7/11/2019).
Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta pada kuartal III tahun 2019 sebesar Rp41,1 triliun, meningkat 56,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Terdiri dari realisasi PMDN sebesar Rp15 triliun dengan 708 proyek dan realisasi PMA sebesar Rp26,1 triliun (USD1,7 miliar) dengan 2.552 proyek.
Pada periode kuartal III tahun 2019, realisasi PMA di provinsi DKI Jakarta tertinggi dibandingkan realisasi PMA provinsi lain di Indonesia.
"Berbagai program dan kebijakan Gubernur Anies Baswedan terkait bidang penanaman modal dan kemudahan perizinan telah menjadikan DKI Jakarta sebagai primadona investasi bagi investor dalam negeri maupun investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia," ujar Benni.
Benni menambahkan visi Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dalam mewujudkan 'Wajah Baru Jakarta' yang berbakti, berhati, berkolaborasi dan merangkul, juga diterapkan dalam kebijakan penanaman modal dan kemudahan perizinan di Jakarta.
Fokus kegiatan strategis daerah penanaman modal dan kemudahan perizinan tersebut, antara lain: pengoptimalisasian Jakarta Investment Centre (JIC), perbaikan peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business) dimana Jakarta berkontribusi 78% dalam penilaian World Bank, mengoperasikan gerai memulai usaha (starting business corner) di Mal Pelayanan Publik, mendorong para investor di Jakarta untuk bermitra dengan UMKM, dan promosi investasi terfokus berdasarkan sektor usaha.
"Selama dua tahun kepemimpinan Anies Baswedan, berbagai penghargaan di bidang penanaman modal dan kemudahan perizinan telah berhasil diraih oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, tercatat 14 penghargaan bergengsi yang diperoleh dari kementerian pusat, lembaga negara dan lembaga swasta lainnya yang kredibel di Indonesia. Ini meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya di Jakarta," ujar Benni.
Benni menerangkan sektor yang paling diminati oleh para investor PMDN yaitu Konstruksi (Rp5,8 triliun); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp5 triliun); dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp2 triliun).
Sedangkan sektor yang paling diminati oleh para investor PMA yaitu Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp21,1 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp3 triliun); dan Jasa Lainnya (Rp1 triliun).
Adapun urutan wilayah Kota/Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta dalam mencatatkan realisasi investasi PMDN dan PMA, sebagai berikut: Jakarta Selatan (Rp24,5 triliun); Jakarta Pusat (Rp14 triliun); Jakarta Timur (Rp1,1 triliun); Jakarta Barat (Rp1 triliun); Jakarta Utara (Rp354 miliar) dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Rp114 miliar).
"Jakarta Selatan menjadi lokasi tertinggi dalam realisasi investasi pada kuartal III tahun 2019 ini. Kedepannya, kami akan terus mendorong para investor untuk melakukan penanaman modal di seluruh wilayah DKI Jakarta, khususnya di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu," terang Benni.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta untuk menarik investor, diantaranya melakukan kegiatan promosi investasi kepada calon investor dalam dan luar negeri baik melalui Business Forum maupun Business Matchmaking, menawarkan peluang investasi dengan pemanfaatan skema Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU) serta menguatkan fungsi Jakarta Investment Centre (JIC).
"Penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kemudahan akses dalam perizinan usaha menjadi fokus utama kami dalam menarik minat investor ke Jakarta," sambung Benni.
Kumulatif realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta periode Januari sampai dengan September 2019 mencapai Rp95,6 triliun, telah tercapai 95,4% dari target realisasi tahun 2019, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jakarta 2017-2022 sebesar Rp100,2 triliun. Terdiri atas PMDN Rp41,6 triliun dan PMA Rp54 triliun (USD3,6 miliar).
Berdasarkan data tersebut, Provinsi DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan Realisasi Investasi PMDN tertinggi di Indonesia. "Kami optimis realisasi investasi dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan bahkan dapat melampaui target tersebut pada tahun 2019 ini," pungkas Benni.
(ven)