Menko Perekonomian Fokus Genjot Ekspor dan Tekan Impor

Sabtu, 16 November 2019 - 13:01 WIB
Menko Perekonomian Fokus...
Menko Perekonomian Fokus Genjot Ekspor dan Tekan Impor
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2019 mencatatkan surplus sebesar USD161,3 juta, jauh membaik dibandingkan Oktober 2018 yang defisit USD1,75 miliar dan dibandingkan September 2019 yang defisit USD163,9 juta.

"Capaian ini mengindikasikan berbagai program yang dijalankan oleh pemerintah sudah berada pada arah yang benar," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

Perbaikan neraca perdagangan pada Oktober 2019 utamanya disumbangkan oleh surplus non-migas sebesar USD990,5 juta, meski pada saat yang sama sektor migas masih mengalami defisit sebesar USD829,2 juta.

Realisasi surplus non-migas pada Oktober 2019 ini lebih tinggi dibandingkan surplus pada September 2019 lalu yang tercatat sebesar USD598 juta dan periode yang sama tahun lalu yang defisit USD386,9 juta.

Pemerintah, kata dia, akan mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kinerja ekspor, salah satunya dari sisi kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan dan investasi melalui omnibus law. "Berbagai langkah juga sedang dan akan diambil untuk menurunkan angka impor ke depan, di antaranya pemberlakukan mandatori B30," imbuh Airlangga.

Airlangga menjelaskan, uji coba penggunaan B30 di sektor transportasi sudah mulai dilakukan bulan ini. Hasil road test sementara kendaraan bermesin diesel yang akan difinalisasi dalam waktu dekat menunjukkan bahwa bahan bakar B20 dan B30 telah memenuhi spesifikasi parameter short test seperti kadar FAME, kadar air, viskositas, densitas, angka asam. Selain itu, penggunaan B20 dan B30 tidak memperlihatkan perbedaan dampak yang signifikan terhadap daya kendaraan.

"Maka, pada saat implementasi mandatori B30 dilaksanakan secara formal pada 1 Januari 2020, diproyeksikan akan terjadi penghematan devisa sebesar USD4,8 miliar sepanjang 2020," ujar Airlangga.

Langkah lain yang akan dilakukan pemerintah dalam upaya menekan impor dan penghematan devisa antara lain revitalisasi Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk mensubstitusi produk impor petrokimia, pengembangan program gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai upaya substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG), dan pengembangan green refinery. "Semua ini merupakan bagian dari quick wins pemerintah dalam memperkuat neraca perdagangan Indonesia," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1371 seconds (0.1#10.140)