Pacu Industri Animasi, Sinar Mas Land Dukung Beast 2019
A
A
A
JAKARTA - Industri animasi dan computer graphics (CG) di Indonesia sedang mengalami perkembangan signifikan. Bidang ini dapat berkembang lebih besar menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Saat ini terdapat banyak studio animasi atau game lokal di Indonesia yang memiliki kapasitas tenaga kerja berkisar antara 100-300 orang. Beberapa studio ini sukses mengerjakan proyek sendiri, sedangkan studio-studio lainnya menyokong produksi film dari dalam dan luar negeri.
Kondisi yang produktif ini berbanding terbalik dengan ketersediaan tenaga kerja yang ada. Studio-studio tersebut masih kekurangan dan kesulitan dalam mencari sumber daya manusia (SDM) baru yang sesuai dengan standar kualitas perusahaan mereka.
Di sisi lain, sejumlah animator asal Indonesia telah berhasil merambah dunia animasi Hollywood. Salah satunya Mike Wiluan yang saat ini menjabat sebagai CEO dari Infinite Studio. Mike telah mengerjakan beberapa film animasi seperti Meraih Mimpi (2008) hingga film-film internasional seperti Hitman: Agent 47 (2015) dan Crazy Rich Asian.
Selain itu ada Ronny Gani juga telah sukses mengantar beberapa film animasi kelas dunia ke puncak box office. Pengalamannya bekerja di bagian visual effects dari Industrial Light & Magic Singapore yang merupakan anak perusahaan Lucas Film (pembuat film seri Star Wars) memberinya kesempatan untuk mengerjakan film-film Marvell Studio seperti The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), Ant-man (2015) dan Avengers: Infinity War (2018).
Tokoh-tokoh animator internasional dari Indonesia tersebut, akan menjadi pembicara di acara Bengkel Animasi CG festival (BEAST) 2019 yang berlangsung di ICE BSD City. Melihat perkembangan industri ini, pemerintah mulai berupaya untuk menciptakan program-program yang melahirkan animator kelas dunia.
Hal ini tentu didukung oleh Sinar Mas Land yang saat ini sedang menggarap kawasan Digital Hub. Proyek ini merupakan salah satu pengembangan inovatif dari Sinar Mas Land yang ditujukan bagi pelaku industri teknologi digital, mulai dari institusi pendidikan, komunitas, startup, hingga perusahaan berskala multinasional.
Pengembangan yang dilakukan di area seluas 26 hektar di BSD City ini telah menyambut berbagai perusahaan ternama seperti Apple, Huawei, Grab dan Microsoft.
Selain Digital Hub, Sinar Mas Land juga tengah menggarap Nongsa D-Town yang bekerja sama dengan Citramas Group yang menjembatani kebutuhan akan Digital Talent dan teknologi antara Singapura dan Indonesia di area seluas 8 hektar di Batam. Kerja sama tersebut dilakukan melihat perkembangan animasi digital di Infinite Studios Batam yang begitu maju pesat.
Untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan SDM yang unggul dalam bidang animasi, Sinar Mas Land dan Bengkel Animasi bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian mengadakan Bengkel Animasi CG Festival (BEAST) 2019.
Event tersebut merupakan wadah bertukar informasi dan kolaborasi antar stakeholder dari industri animasi dan CG di Indonesia, mulai dari studio animasi/games, praktisi, institusi pendidikan, pelajar, mahasiswa dan institusi-institusi pemerintah terkait.
"Sinar Mas Land bangga dapat menjadi tuan rumah untuk acara BEAST 2019 yang mengakomodasi peminat dan pelaku bidang animasi dan CG. Kami optimis dengan perkembangan kedua bidang ini baik dari segi kreatif maupun teknologi digital yang saat ini juga menjadi fokus kami, sejalan dengan pembangunan Digital Hub yang sedang berlangsung," ujar Irawan Harahap, Project Leader Digital Hub dari Sinar Mas Land, Minggu (17/11/2019).
BEAST 2019 dihadiri oleh pemilik studio animasi ternama sebagai pembicara: Mike Wiluan (CEO Infinite Studios), Aditya Triantoro (CEO The Little Giantz), Irvan Rifai (Brown Bag Films Bali), Johanes Kurnia (Generalist Supervisor ILM di film Star Wars: The Last Jedi), Stephen Putra (Pipeline TD film Gemini Man, Alita: Battle Angel), David Lojaya (Character Designer Dreamworks Animation) dan Ronny Gani (Senior Animator Film Avengers: End Game).
Tujuh tokoh ini akan berbagi informasi dan pengetahuan dari pengalaman mereka selama berkarir di studio animasi besar di dalam dan luar negeri. Hal ini tentu dapat menambah wawasan untuk para peserta dalam mengembangkan skill mereka.
"Sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar. Namun dari segi kualitas, harus diakui adanya ketertinggalan jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Kualitas animator Indonesia yang harus mampu bersaing secara internasional menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dan perkembangan industri animasi kita," ujar Ronny Gani, pendiri dari Bengkel Animasi.
Hal tersebut memotivasi Ronny dalam mendirikan Bengkel Animasi yang fokus dalam upaya meningkatkan kualitas animator muda, melalui program-program pelatihan yang intensif dan melibatkan para praktisi dan perusahaan-perusahaan animasi di Indonesia.
Melalui acara ini, Sinar Mas Land dan Bengkel Animasi secara aktif mengupayakan pertambahan sumber daya manusia di bidang industri animasi serta mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian kreatif terbesar di Asia.
Saat ini terdapat banyak studio animasi atau game lokal di Indonesia yang memiliki kapasitas tenaga kerja berkisar antara 100-300 orang. Beberapa studio ini sukses mengerjakan proyek sendiri, sedangkan studio-studio lainnya menyokong produksi film dari dalam dan luar negeri.
Kondisi yang produktif ini berbanding terbalik dengan ketersediaan tenaga kerja yang ada. Studio-studio tersebut masih kekurangan dan kesulitan dalam mencari sumber daya manusia (SDM) baru yang sesuai dengan standar kualitas perusahaan mereka.
Di sisi lain, sejumlah animator asal Indonesia telah berhasil merambah dunia animasi Hollywood. Salah satunya Mike Wiluan yang saat ini menjabat sebagai CEO dari Infinite Studio. Mike telah mengerjakan beberapa film animasi seperti Meraih Mimpi (2008) hingga film-film internasional seperti Hitman: Agent 47 (2015) dan Crazy Rich Asian.
Selain itu ada Ronny Gani juga telah sukses mengantar beberapa film animasi kelas dunia ke puncak box office. Pengalamannya bekerja di bagian visual effects dari Industrial Light & Magic Singapore yang merupakan anak perusahaan Lucas Film (pembuat film seri Star Wars) memberinya kesempatan untuk mengerjakan film-film Marvell Studio seperti The Avengers (2012), Avengers: Age of Ultron (2015), Ant-man (2015) dan Avengers: Infinity War (2018).
Tokoh-tokoh animator internasional dari Indonesia tersebut, akan menjadi pembicara di acara Bengkel Animasi CG festival (BEAST) 2019 yang berlangsung di ICE BSD City. Melihat perkembangan industri ini, pemerintah mulai berupaya untuk menciptakan program-program yang melahirkan animator kelas dunia.
Hal ini tentu didukung oleh Sinar Mas Land yang saat ini sedang menggarap kawasan Digital Hub. Proyek ini merupakan salah satu pengembangan inovatif dari Sinar Mas Land yang ditujukan bagi pelaku industri teknologi digital, mulai dari institusi pendidikan, komunitas, startup, hingga perusahaan berskala multinasional.
Pengembangan yang dilakukan di area seluas 26 hektar di BSD City ini telah menyambut berbagai perusahaan ternama seperti Apple, Huawei, Grab dan Microsoft.
Selain Digital Hub, Sinar Mas Land juga tengah menggarap Nongsa D-Town yang bekerja sama dengan Citramas Group yang menjembatani kebutuhan akan Digital Talent dan teknologi antara Singapura dan Indonesia di area seluas 8 hektar di Batam. Kerja sama tersebut dilakukan melihat perkembangan animasi digital di Infinite Studios Batam yang begitu maju pesat.
Untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan SDM yang unggul dalam bidang animasi, Sinar Mas Land dan Bengkel Animasi bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian mengadakan Bengkel Animasi CG Festival (BEAST) 2019.
Event tersebut merupakan wadah bertukar informasi dan kolaborasi antar stakeholder dari industri animasi dan CG di Indonesia, mulai dari studio animasi/games, praktisi, institusi pendidikan, pelajar, mahasiswa dan institusi-institusi pemerintah terkait.
"Sinar Mas Land bangga dapat menjadi tuan rumah untuk acara BEAST 2019 yang mengakomodasi peminat dan pelaku bidang animasi dan CG. Kami optimis dengan perkembangan kedua bidang ini baik dari segi kreatif maupun teknologi digital yang saat ini juga menjadi fokus kami, sejalan dengan pembangunan Digital Hub yang sedang berlangsung," ujar Irawan Harahap, Project Leader Digital Hub dari Sinar Mas Land, Minggu (17/11/2019).
BEAST 2019 dihadiri oleh pemilik studio animasi ternama sebagai pembicara: Mike Wiluan (CEO Infinite Studios), Aditya Triantoro (CEO The Little Giantz), Irvan Rifai (Brown Bag Films Bali), Johanes Kurnia (Generalist Supervisor ILM di film Star Wars: The Last Jedi), Stephen Putra (Pipeline TD film Gemini Man, Alita: Battle Angel), David Lojaya (Character Designer Dreamworks Animation) dan Ronny Gani (Senior Animator Film Avengers: End Game).
Tujuh tokoh ini akan berbagi informasi dan pengetahuan dari pengalaman mereka selama berkarir di studio animasi besar di dalam dan luar negeri. Hal ini tentu dapat menambah wawasan untuk para peserta dalam mengembangkan skill mereka.
"Sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar. Namun dari segi kualitas, harus diakui adanya ketertinggalan jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Kualitas animator Indonesia yang harus mampu bersaing secara internasional menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dan perkembangan industri animasi kita," ujar Ronny Gani, pendiri dari Bengkel Animasi.
Hal tersebut memotivasi Ronny dalam mendirikan Bengkel Animasi yang fokus dalam upaya meningkatkan kualitas animator muda, melalui program-program pelatihan yang intensif dan melibatkan para praktisi dan perusahaan-perusahaan animasi di Indonesia.
Melalui acara ini, Sinar Mas Land dan Bengkel Animasi secara aktif mengupayakan pertambahan sumber daya manusia di bidang industri animasi serta mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian kreatif terbesar di Asia.
(ven)