Perluas Bisnis ke Asia Tenggara, Pelni Lirik Potensi Kargo Ekspor ke Davao dan Brunei
A
A
A
LEMBANG - Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2020-2024 (RJPP), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memiliki visi tambahan yaitu untuk menjadi logistik maritim terkemuka bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.
Untuk itu, Pelni melihat adanya peluang dalam pengangkutan ekspor produk-produk dalam negeri ke Davao dan Brunei Darussalam.
"Kami melihat ada potensi yang sangat besar di dua wilayah tersebut. Brunei yang berbatasan langsung dengan Kalimantan seringkali kebanjiran produk dari Jakarta," ujar Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Harry Boediarto di Lembang, Minggu (17/11/2019).
Namun, ia menyayangkan bahwa barang-barang tersebut tidak langsung dikirimkan lewat Jakarta, tetapi melalui Singapura.
"Sebenarnya kalau ada jalan langsung, biayanya bisa lebih murah. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata minat Brunei terhadap barang-barang dari Indonesia sangat tinggi," jelas Harry.
"Banyak penduduk yang tinggal disana sangat kenal dengan produk-produk Indonesia. Terlebih lagi melalui Pelabuhan Kuching, Bintulu, dan Miri, dimana mereka bisa membawa barang sambil berjalan pulang," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa Pelni menemukan potensi serupa di Davao. Hal ini disebabkan hampir semua penduduk Filipina bagian selatan membeli produk-produk dari Indonesia. Untuk itu, Pelni mempersiapkan untuk memberikan layanan kargo ekspor ke wilayah-wilayah tersebut mulai tahun 2020.
"Dari segi kesiapan, kami masih akan menggunakan kapal-kapal eksisting, karena kapal-kapal kami juga sudah memenuhi standar internasional. Ini sebuah kesempatan, dengan membawa barang-barang tersebut (ekspor), kami berharap bisa mengimbangi impor," tutur Harry.
Untuk itu, Pelni melihat adanya peluang dalam pengangkutan ekspor produk-produk dalam negeri ke Davao dan Brunei Darussalam.
"Kami melihat ada potensi yang sangat besar di dua wilayah tersebut. Brunei yang berbatasan langsung dengan Kalimantan seringkali kebanjiran produk dari Jakarta," ujar Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Harry Boediarto di Lembang, Minggu (17/11/2019).
Namun, ia menyayangkan bahwa barang-barang tersebut tidak langsung dikirimkan lewat Jakarta, tetapi melalui Singapura.
"Sebenarnya kalau ada jalan langsung, biayanya bisa lebih murah. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata minat Brunei terhadap barang-barang dari Indonesia sangat tinggi," jelas Harry.
"Banyak penduduk yang tinggal disana sangat kenal dengan produk-produk Indonesia. Terlebih lagi melalui Pelabuhan Kuching, Bintulu, dan Miri, dimana mereka bisa membawa barang sambil berjalan pulang," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa Pelni menemukan potensi serupa di Davao. Hal ini disebabkan hampir semua penduduk Filipina bagian selatan membeli produk-produk dari Indonesia. Untuk itu, Pelni mempersiapkan untuk memberikan layanan kargo ekspor ke wilayah-wilayah tersebut mulai tahun 2020.
"Dari segi kesiapan, kami masih akan menggunakan kapal-kapal eksisting, karena kapal-kapal kami juga sudah memenuhi standar internasional. Ini sebuah kesempatan, dengan membawa barang-barang tersebut (ekspor), kami berharap bisa mengimbangi impor," tutur Harry.
(ven)