Melambat, Penerimaan Pajak Baru Rp1.018,47 Triliun di Oktober 2019
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan pajak hingga Oktober baru mencapai Rp1.018,47 triliun atau 64,56% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577 triliun. Adapun penerimaan pajak ini ditopang dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pihaknya terus menerus mengamati penerimaan pajak dari bulan ke bulan. Meski demikian, dia mengakui pada beberapa sektor terjadi perlambatan penerimaan pajak.
"Penerimaan pajak kita betul-betul pelototi bulan per bulan dan memang sampai Oktober ada yang alami turning poin seperti PPh pada 21 untuk PPh pasal 21 itu melambat di kuartal III, karena penerimaan pajak masih harus kita kejar agar sesuai target APBN, " ujar Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Dia melanjutkan, PPh Nonmigas dan PPN merupakan penopang utama Penerimaan Pajak. Pertumbuhan PPh Nonmigas utamanya didorong oleh pertumbuhan penerimaan PPh 25/29 Orang Pribadi (OP) yang disebabkan oleh kenaikan kepatuhan pasca-Tax Amnesty (TA) dan PPh 21 karena adanya peningkatan tingkat serapan tenaga kerja. Penerimaan PPh 25/29 OP dan PPh 21, masing-masing tercatat tumbuh sebesar 16,35% (yoy) dan 9,77% (yoy).
"Capaian pendapatan negara tersebut terdiri atas penerimaan perpajakan yang terealisasi sebesar Rp1.173,89 triliun atau 65,71 %. PNBP yang telah terealisasi sebesar Rp333,29 triliun atau 88,10% dan penerimaan hibah yang terealisasi sebesar Rp1,72 triliun atau 395,55% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019," jelasnya.
Sementara itu, penerimaan kumulatif dari PPN/PPnBM per akhir Oktober 2019 tumbuh lebih baik jika dibandingkan kuartal III/2019 di tengah perlambatan perekonomian.
Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu tercatat telah mencapai Rp155,42 triliun atau 74,43% dari target APBN 2019 dan mampu tumbuh positif sebesar 7,92% (yoy). Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebagian besar ditopang oleh penerimaan dari cukai, yang tumbuh 15,29% (yoy).
Berdasarkan komponennya, pertumbuhan penerimaan cukai utamanya berasal dari penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) dan cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang tumbuh masing-masing sebesar 15,30% (yoy) dan 14,25% (yoy).
Realisasi PNBP sampai dengan akhir Oktober 2019 tercatat mencapai Rp333,29 triliun atau mencapai 88,10% dari target APBN dan masih tumbuh sebesar 3,16% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pihaknya terus menerus mengamati penerimaan pajak dari bulan ke bulan. Meski demikian, dia mengakui pada beberapa sektor terjadi perlambatan penerimaan pajak.
"Penerimaan pajak kita betul-betul pelototi bulan per bulan dan memang sampai Oktober ada yang alami turning poin seperti PPh pada 21 untuk PPh pasal 21 itu melambat di kuartal III, karena penerimaan pajak masih harus kita kejar agar sesuai target APBN, " ujar Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Dia melanjutkan, PPh Nonmigas dan PPN merupakan penopang utama Penerimaan Pajak. Pertumbuhan PPh Nonmigas utamanya didorong oleh pertumbuhan penerimaan PPh 25/29 Orang Pribadi (OP) yang disebabkan oleh kenaikan kepatuhan pasca-Tax Amnesty (TA) dan PPh 21 karena adanya peningkatan tingkat serapan tenaga kerja. Penerimaan PPh 25/29 OP dan PPh 21, masing-masing tercatat tumbuh sebesar 16,35% (yoy) dan 9,77% (yoy).
"Capaian pendapatan negara tersebut terdiri atas penerimaan perpajakan yang terealisasi sebesar Rp1.173,89 triliun atau 65,71 %. PNBP yang telah terealisasi sebesar Rp333,29 triliun atau 88,10% dan penerimaan hibah yang terealisasi sebesar Rp1,72 triliun atau 395,55% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019," jelasnya.
Sementara itu, penerimaan kumulatif dari PPN/PPnBM per akhir Oktober 2019 tumbuh lebih baik jika dibandingkan kuartal III/2019 di tengah perlambatan perekonomian.
Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu tercatat telah mencapai Rp155,42 triliun atau 74,43% dari target APBN 2019 dan mampu tumbuh positif sebesar 7,92% (yoy). Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebagian besar ditopang oleh penerimaan dari cukai, yang tumbuh 15,29% (yoy).
Berdasarkan komponennya, pertumbuhan penerimaan cukai utamanya berasal dari penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) dan cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) yang tumbuh masing-masing sebesar 15,30% (yoy) dan 14,25% (yoy).
Realisasi PNBP sampai dengan akhir Oktober 2019 tercatat mencapai Rp333,29 triliun atau mencapai 88,10% dari target APBN dan masih tumbuh sebesar 3,16% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.
(fjo)