Reposisi di Kementerian BUMN Pesan Simbolis Perubahan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat manajemen dari PPM School of Management Wahyu T Setyobudi mengatakan, masyarakat sangat bergairah untuk melihat perubahan-perubahan seperti reposisi yang terjadi di Kementerian BUMN saat ini. Perubahan itu dinilai menyuntikkan warna baru di tubuh kementerian.
Menurutnya perombakan ini harus dilihat dari tiga perspektif. Pertama dari sisi efektivitas organisasi di kementerian BUMN. Kedua, dampaknya pada perusahaan BUMN dan ketiga dari perspektif masyarakat.
Reposisi eselon I, kata dia, umumnya terkait strategi dan program yang akan dijalankan menteri baru. Karena, tegas dia, menteri baru dengan strategi baru tentunya membutuhkan tenaga baru. Tindakan ini, kata dia, dapat menjadi momen kick off untuk menjamin personel yang cocok baik secara kompetensi maupun chemistry.
"Ini juga memberi pesan simbolis atas perubahan yang akan dijalankan," ujarnya di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Sementara untuk perusahaan BUMN yang menerima para deputi yang direposisi tersebut, tampaknya tidak akan berpengaruh banyak. Karena dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) yang baik, kewenangan pejabat pengelola tentunya tidak absolut.
Lebih lanjut dia menjelaskan, reposisi tersebut ibarat kopi yang diaduk, pada awalnya akan menimbulkan riak dalam organisasi namun nantinya akan menuju keseimbangan baru. "Saya menunggu dengan penuh optimisme. Semoga modal kepercayaan dan optimisme ini jadi momentum baik yang bisa dimanfaatkan oleh kementerian," ujarnya.
Menurutnya perombakan ini harus dilihat dari tiga perspektif. Pertama dari sisi efektivitas organisasi di kementerian BUMN. Kedua, dampaknya pada perusahaan BUMN dan ketiga dari perspektif masyarakat.
Reposisi eselon I, kata dia, umumnya terkait strategi dan program yang akan dijalankan menteri baru. Karena, tegas dia, menteri baru dengan strategi baru tentunya membutuhkan tenaga baru. Tindakan ini, kata dia, dapat menjadi momen kick off untuk menjamin personel yang cocok baik secara kompetensi maupun chemistry.
"Ini juga memberi pesan simbolis atas perubahan yang akan dijalankan," ujarnya di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Sementara untuk perusahaan BUMN yang menerima para deputi yang direposisi tersebut, tampaknya tidak akan berpengaruh banyak. Karena dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) yang baik, kewenangan pejabat pengelola tentunya tidak absolut.
Lebih lanjut dia menjelaskan, reposisi tersebut ibarat kopi yang diaduk, pada awalnya akan menimbulkan riak dalam organisasi namun nantinya akan menuju keseimbangan baru. "Saya menunggu dengan penuh optimisme. Semoga modal kepercayaan dan optimisme ini jadi momentum baik yang bisa dimanfaatkan oleh kementerian," ujarnya.
(fjo)