Perry Warjiyo Beri Sinyal BI Masih Terbuka Relaksasi Kebijakan Moneter
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) masih membuka ruang untuk relaksasi kebijakan makroprudensial dan moneter. Meski sepanjang tahun 2019, seperti diketahui BI telah menurunkan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sepanjang empat kali atau sebesar 0,75% hingga kini berada pada level 5,00%.
"Tadi sudah saya bacakan, ke depan BI akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif. Akomodatif apa? BI kan punya banyak instrumen, bisa dalam bentuk suku bunga, likuiditas, dan lain-lain," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Lebih lanjut terang dia, BI mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCB) sebesar 0% dan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 4% dengan fleksibilitas repo sebesar 4%. Adapun,kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Dia menambahkan, koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).
"Transmisi pelonggaran kebijakan moneter terus berlanjut didukung kecukupan likuiditas perbankan yang memadai serta pasar uang yang stabil dan efisien," papar Perry.
"Tadi sudah saya bacakan, ke depan BI akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif. Akomodatif apa? BI kan punya banyak instrumen, bisa dalam bentuk suku bunga, likuiditas, dan lain-lain," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Lebih lanjut terang dia, BI mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCB) sebesar 0% dan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 4% dengan fleksibilitas repo sebesar 4%. Adapun,kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Dia menambahkan, koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).
"Transmisi pelonggaran kebijakan moneter terus berlanjut didukung kecukupan likuiditas perbankan yang memadai serta pasar uang yang stabil dan efisien," papar Perry.
(akr)