Fasilitasi Anak Muda Kelola Perikanan, Menteri Edhy: Kerja yang Benar dan Jangan Korupsi
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka pembangunan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo didampingi Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja, melaksanakan kunjungan kerja ke Politeknik KP Sidoarjo, Jum’at (22/11).
Penguatan SDM melalui sekolah vokasional menjadi program utama Presiden Jokowi untuk mencetak sumber daya manusia yang terampil dan siap kerja. Hingga 2024 mendatang, Pemerintah akan membangun Lembaga Manajemen Talenta Indonesia untuk mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia bertujuan agar Indonesia semakin kuat dalam persaingan global.
Dalam arahannya, Menteri Edhy menyampaikan bahwa Politeknik KP memiliki sumber daya dan potensi yang luar biasa. Pihaknya pun mendorong lulusan Politeknik KP untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan sektor perikanan dan mengelolanya dari hulu ke hilir.
“Anak-anak muda harus ditanamkan dalam benaknya, akan menjadi pengusaha, pembudidaya dan harus bisa lebih hebat dari orang tuanya. Lulusan Politeknik KP harus dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di dalam masyarakat kemudian mencari solusinya," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (23/11/2019).
Dia menambahkan, lulusan Politeknik KP juga dapat memberikan kontribusi yang positif demi kemajuan suatu daerah dengan wawasan yang luas dan ide pemikiran yang cemerlang serta tindakan yang sigap. "KKP berkomitmen untuk memberikan fasilitas kepada anak muda mengelola perikanan,” tandasnya.
Menteri Edhy juga mendorong lulusan Politeknik KP nantinya dapat mengoptimalisasi sumber daya yang ada dengan membangun komunikasi kepada nelayan, pelaku usaha, serta memperkuat sektor perikanan budidaya. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yakni peningkatan komunikasi dengan stakeholder KP dan pengembangan sektor perikanan budidaya. “Budidaya kuat apabila sumber daya manusia kita kelola dengan baik. Kerja dengan benar dan yang terpenting tidak korupsi,” tegasnya.
Pihaknya pun menuturkan bahwa pendidikan vokasi akan diperluas hingga pesisir dan pegunungan. Politeknik KP yang merupakan salah satu satuan pendidikan KKP, telah menerapkan sistim vokasi dengan pendekatan teaching factory (Tefa) yakni 70% praktek dan 30% teori.
Sebanyak 50% peserta didiknya pun diperoleh dari anak pelaku utama perikanan. Politeknik KP juga menjadi center of excellence bagi sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi terkait kelautan dan perikanan
Pengembangan SDM di bidang KP memiliki peranan strategis dalam mendukung pencapaian pembangunan KP secara keseluruhan. Melalui pendekatan Tefa akan memberikan feedback bagi taruna, dosen dan lembaga pendidikan KP dalam menanamkan kemandirian berwirausaha. Oleh karenanya, pembangunan dan pengembangan Tefa perlu melibatkan pihak swasta atau corporate partner baik dari sisi teknis maupun sisi lainnya.
Menteri Edhy turut mengapresiasi kinerja Pimpinan dan Dosen Politeknik KP Sidoarjo yang terus berkarya demi memajukan institusi dan peningkatan mutu pendidikan. Antara lain dengan melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, pemerintah daerah, dunia usaha dan industri perikanan, serta institusi lain baik dalam dan luar negeri.
Politeknik KP Sidoarjo juga telah mengembangkan berbagai inovasi teknologi budidaya perikanan, diantaranya Budidaya Udang Intensif Zero Waste Skala Tambak Rakyat, Teknologi Pembesaran Kepiting, Pengembangan Pakan Apung Buatan, Pengembangan Probotik untuk Tambak Udang Tradisional serta inovasi teknologi budidaya lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Edhy bersama Kepala BRSDM dan rombongan meninjau seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki Politeknik KP Sidoarjo, seperti ruang kelas, Layanan Akademik (BAAK), perpustakaan, laboratorium, Tefa Budidaya Air Tawar, Teaching Factory (TEFA) Mekanisasi Perikanan, Teaching Factory (TEFA) Pengolahan Modern, Teaching Factory (TEFA) Value Added Product (VAP), serta asrama dan ruang makan. Pihaknya juga melihat Demo Cabut Duri Ikan Bandeng dan Gelar Produk Kewirausahaan Taruna dan Alumni.
Di akhir kunjungannya, Menteri Edhy juga menyerahkan secara Simbolis Alat Tangkap Bubu Ramah Lingkungan Berkode 3.000 unit bubu kepada nelayan dari 3 kelompok. Pada tahun 2019, Balai Riset Perikanan Laut memperkenalkan Bubu Lipat Rajungan Berkode (Bulirade) sebagai alat penangkapan rajungan yang ramah lingkungan, mudah dioperasikan, selektif jenis dan ukuran serta tertelusur. Bulirade pun telah digunakan oleh nelayan bubu rajungan pada pertengahan tahun 2019 dan mendapat respon yang positif dari nelayan karena memiliki keunggulan sangat selektif terhadap hasil tangkapan rajungan.
Diharapkan penggunaan Bulirade akan memberikan dampak peningkatan terhadap pendapatan nelayan, menjaga kelestarian sumberdaya rajungan dan lingkungannya, memenuhi kaidah keberlanjutan. Hasil tangkapan Bulirade menjadi komoditas ekspor unggulan dengan akses pasar international, selanjutnya Bulirade menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses sertifikasi ecolabelling pada perikanan bubu rajungan dengan akses pasar dan harga yang terjamin.
Penguatan SDM melalui sekolah vokasional menjadi program utama Presiden Jokowi untuk mencetak sumber daya manusia yang terampil dan siap kerja. Hingga 2024 mendatang, Pemerintah akan membangun Lembaga Manajemen Talenta Indonesia untuk mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia bertujuan agar Indonesia semakin kuat dalam persaingan global.
Dalam arahannya, Menteri Edhy menyampaikan bahwa Politeknik KP memiliki sumber daya dan potensi yang luar biasa. Pihaknya pun mendorong lulusan Politeknik KP untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan sektor perikanan dan mengelolanya dari hulu ke hilir.
“Anak-anak muda harus ditanamkan dalam benaknya, akan menjadi pengusaha, pembudidaya dan harus bisa lebih hebat dari orang tuanya. Lulusan Politeknik KP harus dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di dalam masyarakat kemudian mencari solusinya," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (23/11/2019).
Dia menambahkan, lulusan Politeknik KP juga dapat memberikan kontribusi yang positif demi kemajuan suatu daerah dengan wawasan yang luas dan ide pemikiran yang cemerlang serta tindakan yang sigap. "KKP berkomitmen untuk memberikan fasilitas kepada anak muda mengelola perikanan,” tandasnya.
Menteri Edhy juga mendorong lulusan Politeknik KP nantinya dapat mengoptimalisasi sumber daya yang ada dengan membangun komunikasi kepada nelayan, pelaku usaha, serta memperkuat sektor perikanan budidaya. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yakni peningkatan komunikasi dengan stakeholder KP dan pengembangan sektor perikanan budidaya. “Budidaya kuat apabila sumber daya manusia kita kelola dengan baik. Kerja dengan benar dan yang terpenting tidak korupsi,” tegasnya.
Pihaknya pun menuturkan bahwa pendidikan vokasi akan diperluas hingga pesisir dan pegunungan. Politeknik KP yang merupakan salah satu satuan pendidikan KKP, telah menerapkan sistim vokasi dengan pendekatan teaching factory (Tefa) yakni 70% praktek dan 30% teori.
Sebanyak 50% peserta didiknya pun diperoleh dari anak pelaku utama perikanan. Politeknik KP juga menjadi center of excellence bagi sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi terkait kelautan dan perikanan
Pengembangan SDM di bidang KP memiliki peranan strategis dalam mendukung pencapaian pembangunan KP secara keseluruhan. Melalui pendekatan Tefa akan memberikan feedback bagi taruna, dosen dan lembaga pendidikan KP dalam menanamkan kemandirian berwirausaha. Oleh karenanya, pembangunan dan pengembangan Tefa perlu melibatkan pihak swasta atau corporate partner baik dari sisi teknis maupun sisi lainnya.
Menteri Edhy turut mengapresiasi kinerja Pimpinan dan Dosen Politeknik KP Sidoarjo yang terus berkarya demi memajukan institusi dan peningkatan mutu pendidikan. Antara lain dengan melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, pemerintah daerah, dunia usaha dan industri perikanan, serta institusi lain baik dalam dan luar negeri.
Politeknik KP Sidoarjo juga telah mengembangkan berbagai inovasi teknologi budidaya perikanan, diantaranya Budidaya Udang Intensif Zero Waste Skala Tambak Rakyat, Teknologi Pembesaran Kepiting, Pengembangan Pakan Apung Buatan, Pengembangan Probotik untuk Tambak Udang Tradisional serta inovasi teknologi budidaya lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Edhy bersama Kepala BRSDM dan rombongan meninjau seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki Politeknik KP Sidoarjo, seperti ruang kelas, Layanan Akademik (BAAK), perpustakaan, laboratorium, Tefa Budidaya Air Tawar, Teaching Factory (TEFA) Mekanisasi Perikanan, Teaching Factory (TEFA) Pengolahan Modern, Teaching Factory (TEFA) Value Added Product (VAP), serta asrama dan ruang makan. Pihaknya juga melihat Demo Cabut Duri Ikan Bandeng dan Gelar Produk Kewirausahaan Taruna dan Alumni.
Di akhir kunjungannya, Menteri Edhy juga menyerahkan secara Simbolis Alat Tangkap Bubu Ramah Lingkungan Berkode 3.000 unit bubu kepada nelayan dari 3 kelompok. Pada tahun 2019, Balai Riset Perikanan Laut memperkenalkan Bubu Lipat Rajungan Berkode (Bulirade) sebagai alat penangkapan rajungan yang ramah lingkungan, mudah dioperasikan, selektif jenis dan ukuran serta tertelusur. Bulirade pun telah digunakan oleh nelayan bubu rajungan pada pertengahan tahun 2019 dan mendapat respon yang positif dari nelayan karena memiliki keunggulan sangat selektif terhadap hasil tangkapan rajungan.
Diharapkan penggunaan Bulirade akan memberikan dampak peningkatan terhadap pendapatan nelayan, menjaga kelestarian sumberdaya rajungan dan lingkungannya, memenuhi kaidah keberlanjutan. Hasil tangkapan Bulirade menjadi komoditas ekspor unggulan dengan akses pasar international, selanjutnya Bulirade menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses sertifikasi ecolabelling pada perikanan bubu rajungan dengan akses pasar dan harga yang terjamin.
(ind)