Indef Minta UMKM Indonesia Meniru India
A
A
A
JAKARTA - Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, meminta agar Indonesia bisa belajar dari UMKM India maupun China yang mampu menjadi basis perekonomian negara masing-masing.
Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dilakukan untuk mengantisipasi perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China yang mempengaruhi situasi ekonomi global menjadi tidak stabil. Namun tidak dengan India.
"India itu luar biasa, ada perang dagang dia happy. Karena ada relokasi peran jasa dan produksi China ke India," ujar Bhima di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Menurut dia, situasi perang dagang sebenarnya bisa dimanfaatkan Indonesia. Sektor industri yang dinilai terdampak adanya perang dagang, ternyata kalau dilihat tiap-tiap segmennya justru ada yang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dan itu justru terjadi pada segmen-segmen yang bisa digarap UMKM.
"UMKM produksi sarung tangan di Bandung kenaikan bisa sampai 200% sejak perang dagang. Itu karena pemain golf di AS mengalihkan pada sarung tangan Indonesia yang biaya masuknya lebih murah," katanya.
Begitu pula dengan segmen produksi pakaian yang menurutnya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pakaian pada 2018 mengalami peningkatan 19% dan trennya terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Peluang-peluang tersebut menurutnya penting untuk dimanfaatkan UMKM. Di era keterbukaan komunikasi dan informasi, UMKM harus bisa kreatif untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memanfaatkan peluang pasar baik domestik maupun internasional," pungkasnya.
Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dilakukan untuk mengantisipasi perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China yang mempengaruhi situasi ekonomi global menjadi tidak stabil. Namun tidak dengan India.
"India itu luar biasa, ada perang dagang dia happy. Karena ada relokasi peran jasa dan produksi China ke India," ujar Bhima di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Menurut dia, situasi perang dagang sebenarnya bisa dimanfaatkan Indonesia. Sektor industri yang dinilai terdampak adanya perang dagang, ternyata kalau dilihat tiap-tiap segmennya justru ada yang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dan itu justru terjadi pada segmen-segmen yang bisa digarap UMKM.
"UMKM produksi sarung tangan di Bandung kenaikan bisa sampai 200% sejak perang dagang. Itu karena pemain golf di AS mengalihkan pada sarung tangan Indonesia yang biaya masuknya lebih murah," katanya.
Begitu pula dengan segmen produksi pakaian yang menurutnya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pakaian pada 2018 mengalami peningkatan 19% dan trennya terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Peluang-peluang tersebut menurutnya penting untuk dimanfaatkan UMKM. Di era keterbukaan komunikasi dan informasi, UMKM harus bisa kreatif untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memanfaatkan peluang pasar baik domestik maupun internasional," pungkasnya.
(ven)