Menperin Agus Gumiwang: Saatnya Startup ASEAN dan Korea Memimpin Dunia

Jum'at, 29 November 2019 - 00:11 WIB
Menperin Agus Gumiwang: Saatnya Startup ASEAN dan Korea Memimpin Dunia
Menperin Agus Gumiwang: Saatnya Startup ASEAN dan Korea Memimpin Dunia
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menilai, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi startup di ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mendominasi dan memimpin lanskap startup dunia. Diungkapkan olehnya bahwa pada tahun 2013, hanya terdapat 39 perusahaan rintisan di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai unicorn.

Istilah unicorn sendiri, yaitu startup yang berusia kurang dari 10 tahun dengan memiliki valuasi lebih dari USD1 Miliar. Namun enam tahun kemudian pada pertengahan 2019, TechCrunch melaporkan sudah ada sebanyak 452 unicorn dan startup di seluruh dunia dengan valuasi kumulatif mencapai USD1,6 Triliun.

“Kami ingin melahirkan startup dan unicorn yang lebih besar, lebih tangguh, dan berorientasi pasar. Pertumbuhan unicorn sangat cepat pada 2018, karena dalam waktu 15 bulan, lebih dari 170 startup di seluruh dunia mencapai status tersebut," tutur Menperin Agus Gumiwang.

Lebih lanjut Ia mengaku bangga, bahwa 4 dari 10 unicorn di ASEAN berasal dari Indonesia, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. “Mereka adalah sejumlah perusahaan yang paling banyak mendapatkan modal dan merupakan startup paling kompetitif,” ujarnya.

Agus optimistis, unicorn dari Indonesia mampu bersaing dengan unicorn lainnya di ASEAN seperti Grab, Sea, Lazada, dan Razer dari Singapura, Revolution Precrafted dari Filipina, dan VNG dari Vietnam. Semua unicorn di ASEAN punya market value gabungan sebesar USD34 Miliar, yang dikutip dari laporan Bain & Company pada 2018.

Sejalan dengan pertumbuhan unicorn yang cepat di Asia Tenggara, hal ini terjadi juga di Korea Selatan. Menurut CBInsights pada November 2019, terdapat 10 unicorn startups di Korsel, di antaranya Coupang, Bluehole, Yello Mobile, Wemakeprice, Woowa Brothers, dan Viva Republica. “Jumlah itu terus berkembang sejalan dengan munculnya ratusan startup baru,” sebutnya.

Berdasarkan data CBInsights pada Januari 2019, terdapat 3.617 startup yang didirikan di wilayah Asia Tenggara. Sementara itu, startup baru (non-unicorn) baik di ASEAN dan Korea, totalnya mencapai 3.919 startup.

“Startup tersebut didukung dengan pendanaan kuat dan menciptakan bisnis yang out-of-the-box, sehingga mampu menunjukkan posisi mereka di dunia dan siap untuk bersaing dengan kompetisi startup yang kian ketat,” terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8655 seconds (0.1#10.140)