Dikeluarkan Harvard, Bom Kim Bangun Start-up Terbesar di Korsel

Kamis, 05 Desember 2019 - 06:06 WIB
Dikeluarkan Harvard,...
Dikeluarkan Harvard, Bom Kim Bangun Start-up Terbesar di Korsel
A A A
SEOUL - Bagaimana seseorang yang dikeluarkan dari salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Harvard, kini mampu membangun perusahaan rintisan alias startup paling bernilai di Korea Selatan (Korsel). Bagi banyak pengusaha, gelar bergengsi MBA Harvard memberikan langkah penting dalam perjalanan dalam mewujudkan mimpi hingga menjadi pendiri.

Tapi bagi Bom Kim, langkah itu lebih cepat daripada kebanyakan orang. Hanya enam bulan bersama Harvard, Ia kemudian keluar dan bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Sekarang kurang dari satu dekade, Kim merupakan otak miliarder di belakang perusahaan Startup paling berharga di Korea Selatan.

"Saya punya keyakinan ketika saya masih pascasarjana, bahwa saya memiliki waktu yang sangat singkat untuk benar-benar membuat sesuatu yang berdampak besar bagi banyak orang," katanya kepada CNBC make it.

Kim adalah pendiri dan CEO Coupang, yakni sebuah raksasa e-commerce yang telah dijuluki Amazon dari Korea Selatan dimana kini perusahaan rintisan tersebut telah bernilai USD9 miliar. Memulai bisninya pada tahun 2010 di Seoul, Kim mencoba mengambil keuntungan dari apa yang dia lihat sebagai peluang seiring perkembangan pesat teknologi.

Hari ini perusahaan miliknya telah mempunyai basis pengguna hampir setengah ukuran populasi negaranya. Namun, Kim yang kini berusia 40 tahun mengatakan belum bisa disebut sebagai penerus Jeff Bezos berikutnya.

Belajar


Bahkan ketika Coupang dimulai pada akhir tahun 2000-an, menjadi gaya Groupon yakni transaksi bisnis harian. Tapi Kim kemudian meningkatkan lingkupnya menjadi e-commerce dan dengan cepat beralih ke eBay. "Bentuk Coupang, model bisnis Coupang, apa yang Coupang terlihat seperti hari ini, karena telah melalui banyak perubahan," ujar Kim.

Bisnis tersebut kemudian menuai sukses. Dalam waktu tiga tahun, Kim mengatakan telah mencetak nilai penjualan mencapai USD1 miliar dan berada dalam puncaknya dari Penawaran Umum Perdana di bursa saham. Tapi Ia menarik kesepakatan dan secara radikal mengubah model bisnis dengan keyakinan bisa membangun sesuatu yang lebih baik.

"Kami harus bertanya pada diri sendiri: ' Apakah bisnis yang kami bangun, adalah layanan dan pengalaman yang kami sediakan... menciptakan dunia seperti itu di mana pelanggan yang kita cintai, mereka akan turun? Kenyataannya adalah tidak" kata Kim.

Memulai dari awal

Jadi Kim memutuskan untuk memulai dari awal, kali ini menciptakan kembali Coupang sebagai end-to-end platform belanja yang dirancang untuk mengelola perjalanan pelanggan dari desktop ke depan pintu konsumer.

Ini termasuk menciptakan bisnis logistik dengan gaya UPS dari Coupang, Rocket Delivery dimaksudkan untuk "menyenangkan" pelanggan dan meningkatkan sistem pos yang disjunctured Korea Selatan, ujar Kim. "Satu-satunya model yang kami lihat adalah terutama seperti Amazon... Dan pada waktu itu, kita sungguh iri dengan mereka," ujarnya.
Dikeluarkan Harvard, Bom Kim Bangun Start-up Terbesar di Korsel

Pasar e-commerce di Korea Selatan telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, dan tahun ini diproyeksikan menjadi kelima terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Sementara itu, jam kerja yang panjang dan kota dengan berpenduduk padat membuat dibutuhkan layanan pengiriman on-demand.

Coupang menanggapi karakteristik pasar tersebut. Hari ini, lebih dari 5.000 driver- dikenal sebagai Coupangmen- mampu melayani 99,3% pelanggan dalam waktu kurang dari 24 jam. Layanan pengiriman barunya bahkan menjanjikan bakal melampaui Amazon Prime, dengan memberikan pengiriman dari mulai jam 7 pagi untuk pesanan yang dibuat sebelum tengah malam di hari sebelumnya.

Kim menyakini fokus pada detail telah membantunya mengatur bisnisnya terpisah di pasar yang sangat kompetitif. Sementara Amazon tidak aktif di Korea Selatan, Coupang tahun lalu mengungguli nama lokal seperti Gmarket dan 11Street untuk peritel online yang menjadi pilihan konsumen.

"Apa yang tampak seperti kutukan pada waktu itu -bahwa kita harus membangun seluruh infrastruktur ini, dan membangun teknologi untuk mengintegrasikan semuanya, end-to-end, oleh diri kita sendiri, dari awal- hingga akhirnya menjadi berkah yang besar," ungkapnya.

Korea Selatan sebagai model


Keuntungan pasar yang diraih juga membuat investor bersemangat. Pada November 2018, Coupang telah menerima total kucuran dana mencapai USD3.6 miliar dari nama besar termasuk SoftBank, Sequoia Capital dan BlackRock. Diperkirakan valuasi Coupang saat ini telah bernilai USD9 miliar sehingga menjadikannya sebagai startup paling bernilai di Korsel menurut Forbes serta mendorong Kim dengan status miliarder ikonik.
(akr)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.24)