Harga Minyak Turun Tipis, Investor Menunggu Pertemuan OPEC
A
A
A
WINA - Harga minyak bergerak lebih rendah dalam perdagangan Kamis (5/12/2019), menjelang dimulainya pertemuan OPEC di Wina, Austria. Harga telah naik tajam selama pekan ini, seiring rencana OPEC+ memperpanjang penurunan produksi hingga pertengahan tahun 2020.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International berkurang 10 sen atau 0,2% menjadi USD62,90 per barel pada pukul 01:12 GMT. Harga Brent telah melonjak 3,6% selama pekan ini.
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 22 sen atau 0,4% menjadi USD58,21 per barel. Adapun harga WTI telah naik 4,2% selama tiga hari belakangan.
Perhatian investor saat inu tertuju pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Kemungkinan besar, OPEC+, sebutan kelompok ini akan memangkas produksi lebih lanjut.
OPEC+ sejak 2017 terus berupaya membatasi produksi untuk melawan peningkatan produksi besar-besaran dari Amerika Serikat, yang sekarang menjadi negara produsen minyak terbesar di dunia.
OPEC berkeinginan mendorong harga namun membutuhkan dukungan dari Rusia dan produsen minyak lainnya, untuk melawan kelebihan pasokan di tahun depan. Namun, selama ini, OPEC+ tidak selalu patuh kepada kesepakatan untuk mengurangi 1,2 juta barel per hari.
"Hasil yang paling mungkin dari pertemuan OPEC+ minggu ini adalah kesepakatan untuk mengurangi produksi antara 300 ribu hingga 400 ribu barel per hari. Angka yang logis dimana selama ini negara-negara OPEC gagal dalam memenuhi komitmen mereka," tulis Eurasia Group.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International berkurang 10 sen atau 0,2% menjadi USD62,90 per barel pada pukul 01:12 GMT. Harga Brent telah melonjak 3,6% selama pekan ini.
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 22 sen atau 0,4% menjadi USD58,21 per barel. Adapun harga WTI telah naik 4,2% selama tiga hari belakangan.
Perhatian investor saat inu tertuju pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Kemungkinan besar, OPEC+, sebutan kelompok ini akan memangkas produksi lebih lanjut.
OPEC+ sejak 2017 terus berupaya membatasi produksi untuk melawan peningkatan produksi besar-besaran dari Amerika Serikat, yang sekarang menjadi negara produsen minyak terbesar di dunia.
OPEC berkeinginan mendorong harga namun membutuhkan dukungan dari Rusia dan produsen minyak lainnya, untuk melawan kelebihan pasokan di tahun depan. Namun, selama ini, OPEC+ tidak selalu patuh kepada kesepakatan untuk mengurangi 1,2 juta barel per hari.
"Hasil yang paling mungkin dari pertemuan OPEC+ minggu ini adalah kesepakatan untuk mengurangi produksi antara 300 ribu hingga 400 ribu barel per hari. Angka yang logis dimana selama ini negara-negara OPEC gagal dalam memenuhi komitmen mereka," tulis Eurasia Group.
(ven)