Dorong Perbaikan CAD, BI Berharap ke Program B20 dan Mobil Listrik
A
A
A
LABUAN BAJO - Bank Indonesia (BI) memproyeksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih akan terjadi hingga beberapa tahun ke depan. Bahkan di 2024, bank sentral memprediksi CAD sekitar 2,3-2,8% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Makro BI, Endy Dwi Tjahjono memprediksi CAD selama tahun ini sebesar 2,7% terhadap PDB. Angka ini mengecil dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar 2,98% dari PDB.
“Kalau dilihat prediksinya, CAD kemarin kita catat USD 7,7 miliar atau 2,7% terhadap PDB. Tahun ini keseluruhan barang kali akan lebih baik, di bawah 3%, sekitar 2,7% terhadap PDB,” ujar Endy saat pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12/2019).
BI memprediksi CAD tahun 2020 akan di kisaran 2,5-3% terhadap PDB, lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun ini. Sementara di 2024, BI memproyeksi CAD sebesar 2,3-2,8% terhadap PDB. Endy menjelaskan, sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat mendorong perbaikan CAD. Utamanya terkait perbaikan impor melalui penggunaan biodiesel di dalam negeri.
“Kalau sekarang masih biodiesel 20% (B20), diharapkan bisa jadi 100 persen biodiesel (B100), maka tidak perlu lagi kita ekspor biodiesel, kita gunakan di sini. Ini diharapkan bisa menggantikan impor BBM,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan mobil listrik juga diharapkan bisa memperbaiki CAD. Apalagi bahan baku baterai listrik, seperti nikel dan kobalt bisa dipenuhi di dalam negeri. “Kalau berhasil dan ke depan baralih ke mobil listrik, Indonesia bisa menjadi pusat produksi dari batu baterai mobil listrik, karena potensi kita sangat besar di sana. Upaya-upaya ini bisa turunkan CAD kita,” katanya.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Makro BI, Endy Dwi Tjahjono memprediksi CAD selama tahun ini sebesar 2,7% terhadap PDB. Angka ini mengecil dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar 2,98% dari PDB.
“Kalau dilihat prediksinya, CAD kemarin kita catat USD 7,7 miliar atau 2,7% terhadap PDB. Tahun ini keseluruhan barang kali akan lebih baik, di bawah 3%, sekitar 2,7% terhadap PDB,” ujar Endy saat pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12/2019).
BI memprediksi CAD tahun 2020 akan di kisaran 2,5-3% terhadap PDB, lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun ini. Sementara di 2024, BI memproyeksi CAD sebesar 2,3-2,8% terhadap PDB. Endy menjelaskan, sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat mendorong perbaikan CAD. Utamanya terkait perbaikan impor melalui penggunaan biodiesel di dalam negeri.
“Kalau sekarang masih biodiesel 20% (B20), diharapkan bisa jadi 100 persen biodiesel (B100), maka tidak perlu lagi kita ekspor biodiesel, kita gunakan di sini. Ini diharapkan bisa menggantikan impor BBM,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan mobil listrik juga diharapkan bisa memperbaiki CAD. Apalagi bahan baku baterai listrik, seperti nikel dan kobalt bisa dipenuhi di dalam negeri. “Kalau berhasil dan ke depan baralih ke mobil listrik, Indonesia bisa menjadi pusat produksi dari batu baterai mobil listrik, karena potensi kita sangat besar di sana. Upaya-upaya ini bisa turunkan CAD kita,” katanya.
(akr)