Wapres Ma'ruf Amin: Ekspor Produk Halal Indonesia Tertinggal dari Brazil
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebutkan pontensi industri halal Indonesia masih sangat kecil. Bahkan potensi industri halal Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara berkembang lainnya yakni di Brazil. Hal ini dikarenakan ekspor produk halal Indonesia masih jauh tertinggal dan hanya mencapai 3,8%.
"Kontribusi Indonesia di pasar halal dunia juga masih sangat kecil. Ekspor produk halal kita baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia yang mencapai USD2,1 Triliun pada tahun 2017. Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor 1 di dunia dengan nilai USD5,5 Miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai USD2,4 Miliar," ujar Wapres Ma'ruf Amin di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Sambung dia melanjutkan, dalam acara Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah masih jauh dibandingkan dengan potensinya. Sampai Januari 2019, market share keuangan Syariah di Indonesia termasuk Perbankan dan Asuransi baru mencapai 8,6%. "Sedangkan khusus untuk Perbankan Syariah bahkan baru mencapai 5,6%," jelasnya.
Dia menambahkan harus ada dukungan untuk mendorong produk halal di Indonesia. Salah satunya peranan Ikatan Ahli Ekonomi Islam agar perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah dapat semakin cepat dalam mendukung perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Ikatan Ahli Ekonomi Islam ini dijadikan momentum agar perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah dapat semakin cepat dalam mendukung perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang harus kita manfaatkan," paparnya.
"Kontribusi Indonesia di pasar halal dunia juga masih sangat kecil. Ekspor produk halal kita baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia yang mencapai USD2,1 Triliun pada tahun 2017. Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor 1 di dunia dengan nilai USD5,5 Miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai USD2,4 Miliar," ujar Wapres Ma'ruf Amin di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Sambung dia melanjutkan, dalam acara Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah masih jauh dibandingkan dengan potensinya. Sampai Januari 2019, market share keuangan Syariah di Indonesia termasuk Perbankan dan Asuransi baru mencapai 8,6%. "Sedangkan khusus untuk Perbankan Syariah bahkan baru mencapai 5,6%," jelasnya.
Dia menambahkan harus ada dukungan untuk mendorong produk halal di Indonesia. Salah satunya peranan Ikatan Ahli Ekonomi Islam agar perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah dapat semakin cepat dalam mendukung perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Ikatan Ahli Ekonomi Islam ini dijadikan momentum agar perkembangan ekonomi dan keuangan Syariah dapat semakin cepat dalam mendukung perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang harus kita manfaatkan," paparnya.
(akr)