Rincian Progress Pembangunan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
A
A
A
JAKARTA - Progres penyelesaian pembangunan LRT Jabodebek disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri akan sesuai dengan perencanaan, dimana targetnya selesai akhir Desember 2021. Sementara untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, target progres pembangunan konstruksinya di akhir 2019 adalah 40%.
"Sebelumnya memang LRT Jabodebek ada kendala pembebasan lahan untuk Depo di Bekasi Timur dan yang kedua ada lagi longspand di Dukuh Atas. Untuk lahan saat ini sudah proses penyelesaian 75 persen lahan dibebaskan. Bahkan gedung kontrol (OCC Room) sudah mulai dibangun. Gedung ini sangat penting karena nanti akan bertugas mengontrol perjalanan LRT yang otomatis penuh,” ujar Zulfikri.
Pembangunan Gedung ini diharapkan bisa segera selesai sehingga uji coba semua teknologi yang digunakan di LRT bisa dilakukan dengan leluasa. “Jika Gedung kontrol bisa cepat selesai, kita akan mempunyai waktu yang cukup Panjang untuk melakukan uji coba, sehingga teknologi yang cukup canggih ini bisa handal dalam pengoperasiannya” jelas Zulfikri.
Pembangunan LRT Jabodebek tahap I ini mempunyai tiga lintasan, yakni Cawang-Cibubur sepanjang 14,89 km dengan 4 stasiun, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 11,05 km dengan 8 stasiun, dan Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,49 km dengan 5 stasiun dan 1 stasiun integrasi. Total Panjang lintasan LRT Jabodebek Tahap 1 adalah 44,43 km. Saat ini progress pembangunannya sudah mencapai 67,73%.
Untuk LRT Jabodebek Tahap 2 juga akan mempunyai tiga lintasan, yakni Dukuh Atas-Senayan sepanjang 7,8 km dengan 3 stasiun, Cibubur-Bogor sepanjang 25,8 km dengan 4 stasiun, dan Palmerah-Grogol sepanjang 5,7 km dengan 3 stasiun. Total Panjang LRT Jabodebek Tahap 2 adalah 38,5 km. Namun saat ini belum ada pembangunan dilakukan berkaitan LRT Jabodebek tahap 2.
Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, target progres pembangunan konstruksinya di akhir 2019 adalah 40%. Saat ini progress sudah mencapai 38,2%, dan hingga akhir Desember target bisa tercapai 40%. Jalur kereta cepat ini akan mempunyai Panjang 142,3 km, dengan empat stasiun.
Pembangunan jalur kereta cepat diterangkan cukup sulit karena harus membangun 13 terowongan dengan total panjang 16,82 km. Selain itu lebih dari separuh atau 82,7 panjang jalur akan melayang (elevated). Untuk penunjang kereta cepat ini, maka PT Kereta Cepat Indonesia China, selaku pemilik proyek, akan membangun tiga kawasan Transit Oriented Development yakni Karawang TOD, Walini TOD, dan Tegalluar TOD.
"Sebelumnya memang LRT Jabodebek ada kendala pembebasan lahan untuk Depo di Bekasi Timur dan yang kedua ada lagi longspand di Dukuh Atas. Untuk lahan saat ini sudah proses penyelesaian 75 persen lahan dibebaskan. Bahkan gedung kontrol (OCC Room) sudah mulai dibangun. Gedung ini sangat penting karena nanti akan bertugas mengontrol perjalanan LRT yang otomatis penuh,” ujar Zulfikri.
Pembangunan Gedung ini diharapkan bisa segera selesai sehingga uji coba semua teknologi yang digunakan di LRT bisa dilakukan dengan leluasa. “Jika Gedung kontrol bisa cepat selesai, kita akan mempunyai waktu yang cukup Panjang untuk melakukan uji coba, sehingga teknologi yang cukup canggih ini bisa handal dalam pengoperasiannya” jelas Zulfikri.
Pembangunan LRT Jabodebek tahap I ini mempunyai tiga lintasan, yakni Cawang-Cibubur sepanjang 14,89 km dengan 4 stasiun, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 11,05 km dengan 8 stasiun, dan Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,49 km dengan 5 stasiun dan 1 stasiun integrasi. Total Panjang lintasan LRT Jabodebek Tahap 1 adalah 44,43 km. Saat ini progress pembangunannya sudah mencapai 67,73%.
Untuk LRT Jabodebek Tahap 2 juga akan mempunyai tiga lintasan, yakni Dukuh Atas-Senayan sepanjang 7,8 km dengan 3 stasiun, Cibubur-Bogor sepanjang 25,8 km dengan 4 stasiun, dan Palmerah-Grogol sepanjang 5,7 km dengan 3 stasiun. Total Panjang LRT Jabodebek Tahap 2 adalah 38,5 km. Namun saat ini belum ada pembangunan dilakukan berkaitan LRT Jabodebek tahap 2.
Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, target progres pembangunan konstruksinya di akhir 2019 adalah 40%. Saat ini progress sudah mencapai 38,2%, dan hingga akhir Desember target bisa tercapai 40%. Jalur kereta cepat ini akan mempunyai Panjang 142,3 km, dengan empat stasiun.
Pembangunan jalur kereta cepat diterangkan cukup sulit karena harus membangun 13 terowongan dengan total panjang 16,82 km. Selain itu lebih dari separuh atau 82,7 panjang jalur akan melayang (elevated). Untuk penunjang kereta cepat ini, maka PT Kereta Cepat Indonesia China, selaku pemilik proyek, akan membangun tiga kawasan Transit Oriented Development yakni Karawang TOD, Walini TOD, dan Tegalluar TOD.
(akr)