Penerimaan Pajak Meleset, Menkeu Lirik Dividen dan PNBP
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui penerimaan pajak akan meleset dari target di APBN 2019. Kekurangan penerimaan pajak tahun ini diperkirakan mencapai Rp400 triliun.
Terkait dengan itu, Sri Mulyani akan memantau potensi penerimaan dari dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta dari bea cukai agar penerimaan pajak tidak mengalami shortfall.
"Pokoknya nanti kita selesaikan seluruhnya karena akhir tahun ini, dua minggu ini akan kita lihat pergerakan dari seluruh belanja-belanja yang bisa confirm, yang tidak bisa confirm, yang bisa cair, yang tidak bisa cair, juga kita akan hitung semuanya dari perpajakan, pajak, bea dan cukai, dari dividen, dari PNBP," ujar Sri Mulyani di Dirjen Pajak, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Menkeu juga menegaskan akan menjaga agar defisit APBN akibat penerimaan pajak yang kurang maksimal tak melebihi target yang telah ditetapkan. "Kita lihat semuanya ini dua minggu ini. Jadi kami tetap akan menjaga defisitnya ada di kisaran yang sudah disampaikan di 2,2%. Kita akan jaga di sekitar itu dan kita optimis, mungkin kalau meleset ya satu digit di atas atau di bawah, itu yang kita yakini," paparnya.
Sri Mulyani pun berharap momentum ekonomi akan tetap positif seperti yang telah disampaikan Presdien Joko Widodo sebelumnya. Pihaknya juga fokus agar APBN 2020 bisa dikerjakan pada awal tahun supaya bisa mendorong ekonomi tahun depan.
"Namun, secara persis kami akan lihat dari sisi pergerakan dua minggu ini. Karena kami lihat belanja cukup bagus, belanja cukup meningkat jadi untuk ekonomi positif, karena kemarin pelemahan ini cukup tertolong dengan peningkatan dari pencairan belanja," jelasnya.
Terkait dengan itu, Sri Mulyani akan memantau potensi penerimaan dari dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta dari bea cukai agar penerimaan pajak tidak mengalami shortfall.
"Pokoknya nanti kita selesaikan seluruhnya karena akhir tahun ini, dua minggu ini akan kita lihat pergerakan dari seluruh belanja-belanja yang bisa confirm, yang tidak bisa confirm, yang bisa cair, yang tidak bisa cair, juga kita akan hitung semuanya dari perpajakan, pajak, bea dan cukai, dari dividen, dari PNBP," ujar Sri Mulyani di Dirjen Pajak, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Menkeu juga menegaskan akan menjaga agar defisit APBN akibat penerimaan pajak yang kurang maksimal tak melebihi target yang telah ditetapkan. "Kita lihat semuanya ini dua minggu ini. Jadi kami tetap akan menjaga defisitnya ada di kisaran yang sudah disampaikan di 2,2%. Kita akan jaga di sekitar itu dan kita optimis, mungkin kalau meleset ya satu digit di atas atau di bawah, itu yang kita yakini," paparnya.
Sri Mulyani pun berharap momentum ekonomi akan tetap positif seperti yang telah disampaikan Presdien Joko Widodo sebelumnya. Pihaknya juga fokus agar APBN 2020 bisa dikerjakan pada awal tahun supaya bisa mendorong ekonomi tahun depan.
"Namun, secara persis kami akan lihat dari sisi pergerakan dua minggu ini. Karena kami lihat belanja cukup bagus, belanja cukup meningkat jadi untuk ekonomi positif, karena kemarin pelemahan ini cukup tertolong dengan peningkatan dari pencairan belanja," jelasnya.
(fjo)