Jadi Pendobrak, Generasi Milenial Didorong Menjadi Bagian BUMN
A
A
A
JAKARTA - Generasi milenial didorong untuk masuk menjadi bagian dari BUMN. Generasi muda milenial saat ini dinilai memiliki potensi untuk mendorong kemajuan perusahaan pelat merah.
"Kami memberikan edukasi kepada generasi milenial bahwa kami akan ada perubahan, kami juga siap merekrut generasi milenial untuk bergabung tidak hanya di kementerian, tapi juga di perusahaan-perusahaan BUMN," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Erick menginginkan peran generasi milenial bisa meningkat dan bahkan mendominasi di BUMN. Bahkan, menurutnya jabatan tinggi di perusahaan-perusahaan pelat merah harusnya mulai diiisi oleh generasi muda.
"Saya berharap mereka (milenial) juga jadi pimpinan-pimpinan ke depan. Jadi dirut BUMN jangan yang usia 70 tahun atau 65 tahun, kalau bisa di usia 46 tahun. Seperti Wamen BUMN Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) lebih muda dari saya. Nah kami coba upgrade hal-hal seperti itu," katanya.
Meski menginginkan banyaknya peran milenial, Erick menekankan, bukan berarti peran para senior di perusahaan BUMN tidak diperlukan. Kata dia, para senior bisa menjadi guru bagi para generasi muda di dalam mengelola perusahaan.
"Tetap yang para senior kami jaga karena menjadi mentor yang bagus, banyak sekali figur-figur yang bagus, di komisaris maupun di kementerian BUMN. Tapi yang mendobrak, yang kerja biar yang mudaan sajalah," jelasnya.
"Kami memberikan edukasi kepada generasi milenial bahwa kami akan ada perubahan, kami juga siap merekrut generasi milenial untuk bergabung tidak hanya di kementerian, tapi juga di perusahaan-perusahaan BUMN," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Erick menginginkan peran generasi milenial bisa meningkat dan bahkan mendominasi di BUMN. Bahkan, menurutnya jabatan tinggi di perusahaan-perusahaan pelat merah harusnya mulai diiisi oleh generasi muda.
"Saya berharap mereka (milenial) juga jadi pimpinan-pimpinan ke depan. Jadi dirut BUMN jangan yang usia 70 tahun atau 65 tahun, kalau bisa di usia 46 tahun. Seperti Wamen BUMN Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) lebih muda dari saya. Nah kami coba upgrade hal-hal seperti itu," katanya.
Meski menginginkan banyaknya peran milenial, Erick menekankan, bukan berarti peran para senior di perusahaan BUMN tidak diperlukan. Kata dia, para senior bisa menjadi guru bagi para generasi muda di dalam mengelola perusahaan.
"Tetap yang para senior kami jaga karena menjadi mentor yang bagus, banyak sekali figur-figur yang bagus, di komisaris maupun di kementerian BUMN. Tapi yang mendobrak, yang kerja biar yang mudaan sajalah," jelasnya.
(fjo)