Peringati Puncak Hari Nusantara, PUPR Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Pariaman
A
A
A
JAKARTA - Bertepatan dengan Puncak Hari Nusantara 2019 yang diperingati di Kota Pariaman, Provinsi Sumatra Barat, Sabtu (14/12/2019), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan sejumlah infrastruktur PUPR yang dibangun untuk mendukung aktivitas warga tepi pantai Pariaman.
Sejumlah infrastruktur yang diresmikan tersebut yakni penataan kawasan tepi Pantai Gandoriah, penataan water front city Sungai Pariaman, pembangunan pengaman pantai di Pariaman, bantuan 1.000 unit bedah rumah di Pariaman dan pembangunan rumah khusus nelayan Nagari Karan Aur yang dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Pariaman sebagai tuan rumah peringatan Hari Nusantara tersebut.
Presiden Jokowi dalam sambutannya yang dibacakan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, "pemerintah memberikan perhatian besar bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, pulau-pulau terluar dan terpencil melalui konsep Pembangunan Indonesia Sentris yang bertujuan agar seluruh rakyat merasakan hadirnya negara, merasakan buah pembangunan dan merasa bangga menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Setelah adanya peringatan Hari Nusantara 2019 diikuti dengan bantuan pembangunan sejumlah infrastruktur dari Kementerian PUPR, dalam sambutannya Jokowi berharap masyarakat Kota Pariaman mampu mengembangkan potensi ekonomi khususnya pariwisata di Kota Pariaman dan Sumatera Barat sebagai satu kesatuan yang utuh.
"Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai Ketua Panitia Nasional beserta jajarannya yang telah bekerja keras menyiapkan penyelenggaraan Hari Nusantara Tahun 2019," kata Airlangga.
Sementara itu, Basuki mengatakan, makna Hari Nusantara untuk menggaungkan kembali semangat perjuangan dalam mewujudkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara maritim yang pertama kali dicetuskan dalam "Deklarasi Djoeanda" pada 13 Desember 1957.
"Laut adalah masa depan negara Indonesia sebagai negara maritim. Untuk itu Kementerian PUPR selalu koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan harkat nelayan, sebagai penghayatan Indonesia sebagai negara kepulauan," ujar Basuki dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (15/12/2019).
Dikatakan Basuki, program pembangunan dan perbaikan kawasan nelayan telah laksanakan di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia seperti di Kalimantan Barat, Pontianak, Tegal, dan Tambak Lorok Semarang. Adanya kawasan nelayan yang ditingkatkan infrastrukturnya seperti hunian, sanitasi dan air bersihnya diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para nelayan tersebut.
Pembangunan kawasan nelayan menurut Menteri Basuki perlu dilakukan lintas sektoral mulai dari hunian, penataan kawasan pantai termasuk sanitasi dan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan. Di Kota Pariaman sendiri, Kementerian PUPR telah membangun pengaman pantai di Pariaman untuk mencegah kerusakan akibat abrasi pantai dan sebagai sistem peredam energi gelombang air laut. Pembangunannya dilakukan sejak April 2019 dengan anggaran Rp2,6 miliar.
Selain itu juga telah dibangun penataan kawasan Pantai Gandoriah dan Waterfront City Sungai Pariaman untuk mewujudkan kota pesisir yang modern. Pembangunannya dilakukan pada 2019 dengan anggaran Rp7 miliar. Sementara untuk peningkatan kualitas rumah nelayan, telah disalurkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 1.000 unit senilai Rp17,5 juta per unit yang tersebar di empat kecamatan yakni Pariaman Utara (400 unit), Pariaman Timur (190 unit), Pariaman Selatan (140 unit) dan Pariaman Tengah (270 unit).
Selain program BSPS, Kementerian PUPR juga telah membangun sebanyak 50 unit rumah khusus bagi para nelayan Nagari Karan Aur tidak jauh dari Pantai Gandoriah. Rumah nelayan yang dibangun pada tahun 2017 tersebut merupakan tipe 36 dan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang tahan gempa. Saat ini rumah nelayan tersebut semuanya telah terhuni.
Selain meresmikan sejumlah infrastruktur PUPR yang telah selesai dibangun, Airlangga dan Basuki juga melakukan groundbreaking revitalisasi Pasar Rakyat Pariaman. Pasar rakyat yang sudah berusia lebih dari 100 tahun tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan akibat gempa dan kebakaran.
Pasar tersebut akan dibangun kembali dengan konsep ramah lingkungan yang tahan gempa. Bangunannya nanti juga direncanakan tidak hanya diperuntukkan sebagai pasar rakyat, mengingat posisinya yang berada di pusat kota dan dekat dengan wisata Pantai Gandoriah. Dengan revitalisasi diharapkan pasar tersebut akan menjadi pusat aktivitas warga.
Dengan rencana tinggi bangunan mencapai tingkat 3 dan tingkat 4 di sebagiannya, dilengkapi konstruksi atap dak beton yang direncanakan sebagai shelter apabila terjadi bencana tsunami. Pasar Pariaman juga akan disiapkan ramp di sisi selatan bangunan agar dapat dimanfaatkan sebagai lokasi evakuasi. Pembangunannya dilakukan di atas lahan seluas 4.565 m2 dengan anggaran Rp81,7 miliar oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sejumlah infrastruktur yang diresmikan tersebut yakni penataan kawasan tepi Pantai Gandoriah, penataan water front city Sungai Pariaman, pembangunan pengaman pantai di Pariaman, bantuan 1.000 unit bedah rumah di Pariaman dan pembangunan rumah khusus nelayan Nagari Karan Aur yang dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Pariaman sebagai tuan rumah peringatan Hari Nusantara tersebut.
Presiden Jokowi dalam sambutannya yang dibacakan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, "pemerintah memberikan perhatian besar bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, pulau-pulau terluar dan terpencil melalui konsep Pembangunan Indonesia Sentris yang bertujuan agar seluruh rakyat merasakan hadirnya negara, merasakan buah pembangunan dan merasa bangga menjadi warga Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Setelah adanya peringatan Hari Nusantara 2019 diikuti dengan bantuan pembangunan sejumlah infrastruktur dari Kementerian PUPR, dalam sambutannya Jokowi berharap masyarakat Kota Pariaman mampu mengembangkan potensi ekonomi khususnya pariwisata di Kota Pariaman dan Sumatera Barat sebagai satu kesatuan yang utuh.
"Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai Ketua Panitia Nasional beserta jajarannya yang telah bekerja keras menyiapkan penyelenggaraan Hari Nusantara Tahun 2019," kata Airlangga.
Sementara itu, Basuki mengatakan, makna Hari Nusantara untuk menggaungkan kembali semangat perjuangan dalam mewujudkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara maritim yang pertama kali dicetuskan dalam "Deklarasi Djoeanda" pada 13 Desember 1957.
"Laut adalah masa depan negara Indonesia sebagai negara maritim. Untuk itu Kementerian PUPR selalu koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan harkat nelayan, sebagai penghayatan Indonesia sebagai negara kepulauan," ujar Basuki dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (15/12/2019).
Dikatakan Basuki, program pembangunan dan perbaikan kawasan nelayan telah laksanakan di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia seperti di Kalimantan Barat, Pontianak, Tegal, dan Tambak Lorok Semarang. Adanya kawasan nelayan yang ditingkatkan infrastrukturnya seperti hunian, sanitasi dan air bersihnya diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para nelayan tersebut.
Pembangunan kawasan nelayan menurut Menteri Basuki perlu dilakukan lintas sektoral mulai dari hunian, penataan kawasan pantai termasuk sanitasi dan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan. Di Kota Pariaman sendiri, Kementerian PUPR telah membangun pengaman pantai di Pariaman untuk mencegah kerusakan akibat abrasi pantai dan sebagai sistem peredam energi gelombang air laut. Pembangunannya dilakukan sejak April 2019 dengan anggaran Rp2,6 miliar.
Selain itu juga telah dibangun penataan kawasan Pantai Gandoriah dan Waterfront City Sungai Pariaman untuk mewujudkan kota pesisir yang modern. Pembangunannya dilakukan pada 2019 dengan anggaran Rp7 miliar. Sementara untuk peningkatan kualitas rumah nelayan, telah disalurkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 1.000 unit senilai Rp17,5 juta per unit yang tersebar di empat kecamatan yakni Pariaman Utara (400 unit), Pariaman Timur (190 unit), Pariaman Selatan (140 unit) dan Pariaman Tengah (270 unit).
Selain program BSPS, Kementerian PUPR juga telah membangun sebanyak 50 unit rumah khusus bagi para nelayan Nagari Karan Aur tidak jauh dari Pantai Gandoriah. Rumah nelayan yang dibangun pada tahun 2017 tersebut merupakan tipe 36 dan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang tahan gempa. Saat ini rumah nelayan tersebut semuanya telah terhuni.
Selain meresmikan sejumlah infrastruktur PUPR yang telah selesai dibangun, Airlangga dan Basuki juga melakukan groundbreaking revitalisasi Pasar Rakyat Pariaman. Pasar rakyat yang sudah berusia lebih dari 100 tahun tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan akibat gempa dan kebakaran.
Pasar tersebut akan dibangun kembali dengan konsep ramah lingkungan yang tahan gempa. Bangunannya nanti juga direncanakan tidak hanya diperuntukkan sebagai pasar rakyat, mengingat posisinya yang berada di pusat kota dan dekat dengan wisata Pantai Gandoriah. Dengan revitalisasi diharapkan pasar tersebut akan menjadi pusat aktivitas warga.
Dengan rencana tinggi bangunan mencapai tingkat 3 dan tingkat 4 di sebagiannya, dilengkapi konstruksi atap dak beton yang direncanakan sebagai shelter apabila terjadi bencana tsunami. Pasar Pariaman juga akan disiapkan ramp di sisi selatan bangunan agar dapat dimanfaatkan sebagai lokasi evakuasi. Pembangunannya dilakukan di atas lahan seluas 4.565 m2 dengan anggaran Rp81,7 miliar oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
(ven)