Desain Pembangunan Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta Resmi Dimulai
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menggelar kick off rangkaian persiapan desain pembangunan Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sejak Jumat (27/12/2019).
PT Angkasa Pura II dan KSO Karya Bersama Nusantara akan merumuskan desain menyeluruh Terminal 4 dalam waktu 18 bulan ke depan, mencakup desain perencanaan teknis, struktur pembiayaan, dan desain penataan keseluruhan operasional terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
KSO Karya Bersama Nusantara adalah pemenang pelelangan "Perencanaan Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta” yang terdiri dari PT Bina Karya-Yooshin Engineering Corporation-PT LAPI Divusi.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan setelah desain disepakati maka pembangunan Terminal 4 akan mulai dilakukan pada pertengahan tahun 2021.
"Nantinya pembangunan secara fisik Terminal 4 baru akan dilakukan pada 2021 dan tuntas awal tahun 2024. Terminal 4 nantinya menjadi terminal penumpang pesawat terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 40 juta penumpang per tahun," ujar Awaluddin dalam keterangan resmi, Sabtu (28/12/2019).
Perumusan desain Terminal 4 juga mengakomodir masukan dari berbagai stakeholder, misalnya regulator, maskapai, dan pihak pendukung operasional bandara lainnya melalui sejumlah kegiatan misalnya focus group discussion (FGD) seperti yang digelar pada Jumat (27/12).
FGD bertajuk NEXT Terminal of Airport 4.0 menghadirkan perwakilan KSO Karya Bersama Nusantara, Aeroports de Paris (ADP), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia (IABI), Kementerian Perhubungan, maskapai, dan stakeholder lainnya.
"Terminal 4 harus mengakomodir kebutuhan di masa depan, karena dibangun pada 2020 dan baru dibuka pada 2024. Kita tidak bisa berpikir apa yang dibutuhkan sekarang, tetapi harus memprediksi dengan tepat apa yang dibutuhkan traveler dan industri penerbangan pada 2024. Sehingga Terminal 4 dapat sangat diandalkan dalam meningkatkan konektivitas udara di Indonesia," ujar Awaluddin.
Ia menambahkan pembangunan Terminal 4 mengarah ke advanced technology dengan konsep smart environment, smart mobility dan smart security.
Awaluddin menyebutkan konsep smart environment harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan tidak harus meniru mentah apa yang diterapkan di luar negeri.
“Yang jelas harus mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan," imbuhnya.
Terkait dengan smart mobility, Terminal 4 banyak menyediakan self-check in counter, self baggage drop, serta mendukung teknologi lain seperti mobile check-in dan fasilitas lainnya sesuai dengan tren traveler saat ini yang lebih memilih memproses keberangkatan penerbangan secara mandiri ketimbang harus datang ke konter check-in.
Terkait dengan smart security, Terminal 4 akan mengimplementasikan smart CCTV serta full body scanner x-ray dan peralatan keamanan terkini lainnya.
Di samping itu, Awaluddin juga menekankan pembangunan Terminal 4 harus mudah dan siap mengakomodir infrastruktur teknologi informasi terkini dan mengantisipasi dinamisnya perkembangan teknologi ke depannya.
"Setiap teknologi harus dengan mudah dan murah digunakan supaya Terminal 4 dapat mengakomodir kebutuhan traveler dan beroperasi secara efektif," jelas Awaluddin.
Sementara itu, Perwakilan KSO Karya Bersama Nusantara Tommy Soetomo mengatakan FGD akan banyak digelar untuk menampung saran dari seluruh stakeholder terkait perumusan desain Terminal 4.
"Saat ini disiapkan Terminal 4 untuk penerbangan domestik dan internasional dan bisa mengakomodir hingga 40 juta penumpang. Namun sudah barang tentu kami akan mengajukan kembali berdasarkan masukan yang ada. Akan ada banyak FGD, dan pleno, mana nanti usulan yang diterima dan mana yang dikompromikan," ungkapnya.
"Yang jelas, lanjut Tommy, terminal penumpang pesawat harus mengutamakan flow penumpang. Apabila flow penumpang lancar maka akan berdampak baik bagi sisi komersial dan operasional.
Terminal 4 seluas 400.000 meter persegi diproyeksikan mampu melayani hingga 40 juta penumpang per tahun. Adapun Terminal 1 dan 2 nantinya setelah revitalisasi masing-masing akan memiliki kapasitas hingga 20 juta penumpang per tahun. Sementara itu, Terminal 3 berkapasitas 25 juta penumpang per tahun.
Sehingga, dengan Terminal 1, 2, 3, dan 4 nantinya Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki kapasitas hingga 100 juta penumpang per tahun.
Dalam rencana pengembangan Terminal 4 nantinya, inovasi teknologi yang akan dilakukan di antaranya melalui pemanfaatan artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality hingga augmented reality.
"Melalui pengembangan Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Angkasa Pura II akan ikut mendorong kinerja sektor kebandarudaraan dan industri penerbangan nasional ke level yang lebih tinggi dari sekarang, tidak berkutat di hal-hal konvensional. Kita ingin mewujudkan era baru berbasis infrastruktur digital di pelayanan kebandarudaraan," tutup Awaluddin.
PT Angkasa Pura II dan KSO Karya Bersama Nusantara akan merumuskan desain menyeluruh Terminal 4 dalam waktu 18 bulan ke depan, mencakup desain perencanaan teknis, struktur pembiayaan, dan desain penataan keseluruhan operasional terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
KSO Karya Bersama Nusantara adalah pemenang pelelangan "Perencanaan Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta” yang terdiri dari PT Bina Karya-Yooshin Engineering Corporation-PT LAPI Divusi.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan setelah desain disepakati maka pembangunan Terminal 4 akan mulai dilakukan pada pertengahan tahun 2021.
"Nantinya pembangunan secara fisik Terminal 4 baru akan dilakukan pada 2021 dan tuntas awal tahun 2024. Terminal 4 nantinya menjadi terminal penumpang pesawat terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 40 juta penumpang per tahun," ujar Awaluddin dalam keterangan resmi, Sabtu (28/12/2019).
Perumusan desain Terminal 4 juga mengakomodir masukan dari berbagai stakeholder, misalnya regulator, maskapai, dan pihak pendukung operasional bandara lainnya melalui sejumlah kegiatan misalnya focus group discussion (FGD) seperti yang digelar pada Jumat (27/12).
FGD bertajuk NEXT Terminal of Airport 4.0 menghadirkan perwakilan KSO Karya Bersama Nusantara, Aeroports de Paris (ADP), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia (IABI), Kementerian Perhubungan, maskapai, dan stakeholder lainnya.
"Terminal 4 harus mengakomodir kebutuhan di masa depan, karena dibangun pada 2020 dan baru dibuka pada 2024. Kita tidak bisa berpikir apa yang dibutuhkan sekarang, tetapi harus memprediksi dengan tepat apa yang dibutuhkan traveler dan industri penerbangan pada 2024. Sehingga Terminal 4 dapat sangat diandalkan dalam meningkatkan konektivitas udara di Indonesia," ujar Awaluddin.
Ia menambahkan pembangunan Terminal 4 mengarah ke advanced technology dengan konsep smart environment, smart mobility dan smart security.
Awaluddin menyebutkan konsep smart environment harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan tidak harus meniru mentah apa yang diterapkan di luar negeri.
“Yang jelas harus mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan," imbuhnya.
Terkait dengan smart mobility, Terminal 4 banyak menyediakan self-check in counter, self baggage drop, serta mendukung teknologi lain seperti mobile check-in dan fasilitas lainnya sesuai dengan tren traveler saat ini yang lebih memilih memproses keberangkatan penerbangan secara mandiri ketimbang harus datang ke konter check-in.
Terkait dengan smart security, Terminal 4 akan mengimplementasikan smart CCTV serta full body scanner x-ray dan peralatan keamanan terkini lainnya.
Di samping itu, Awaluddin juga menekankan pembangunan Terminal 4 harus mudah dan siap mengakomodir infrastruktur teknologi informasi terkini dan mengantisipasi dinamisnya perkembangan teknologi ke depannya.
"Setiap teknologi harus dengan mudah dan murah digunakan supaya Terminal 4 dapat mengakomodir kebutuhan traveler dan beroperasi secara efektif," jelas Awaluddin.
Sementara itu, Perwakilan KSO Karya Bersama Nusantara Tommy Soetomo mengatakan FGD akan banyak digelar untuk menampung saran dari seluruh stakeholder terkait perumusan desain Terminal 4.
"Saat ini disiapkan Terminal 4 untuk penerbangan domestik dan internasional dan bisa mengakomodir hingga 40 juta penumpang. Namun sudah barang tentu kami akan mengajukan kembali berdasarkan masukan yang ada. Akan ada banyak FGD, dan pleno, mana nanti usulan yang diterima dan mana yang dikompromikan," ungkapnya.
"Yang jelas, lanjut Tommy, terminal penumpang pesawat harus mengutamakan flow penumpang. Apabila flow penumpang lancar maka akan berdampak baik bagi sisi komersial dan operasional.
Terminal 4 seluas 400.000 meter persegi diproyeksikan mampu melayani hingga 40 juta penumpang per tahun. Adapun Terminal 1 dan 2 nantinya setelah revitalisasi masing-masing akan memiliki kapasitas hingga 20 juta penumpang per tahun. Sementara itu, Terminal 3 berkapasitas 25 juta penumpang per tahun.
Sehingga, dengan Terminal 1, 2, 3, dan 4 nantinya Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki kapasitas hingga 100 juta penumpang per tahun.
Dalam rencana pengembangan Terminal 4 nantinya, inovasi teknologi yang akan dilakukan di antaranya melalui pemanfaatan artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality hingga augmented reality.
"Melalui pengembangan Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Angkasa Pura II akan ikut mendorong kinerja sektor kebandarudaraan dan industri penerbangan nasional ke level yang lebih tinggi dari sekarang, tidak berkutat di hal-hal konvensional. Kita ingin mewujudkan era baru berbasis infrastruktur digital di pelayanan kebandarudaraan," tutup Awaluddin.
(ven)