IHSG Akhir Tahun Bisa Ditutup 6.350 Berkat Window Dressing

Sabtu, 28 Desember 2019 - 18:28 WIB
IHSG Akhir Tahun Bisa...
IHSG Akhir Tahun Bisa Ditutup 6.350 Berkat Window Dressing
A A A
JAKARTA - Analis pasar modal dari Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) pada awal pekan depan akan diwarnai aksi Window Dressing. Tren ini biasa dilakukan pada hari terakhir perdagangan setiap tahun.

Window dressing bisa dilakukan oleh emiten atau perusahaan publik untuk menarik minat investor dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan perusahan. Agar harga saham di akhir tahun ditutup naik dibandingkan periode sebelumnya. Selain dilakukan oleh emiten, Window Dressing juga dilakukan oleh fund manager pengelola reksadana.

"Akhir tahun, IHSG sangat mungkin ditutup di level 6.350. Untuk awal Januari IHSG pada tanggal 2, kami perkirakan masih akan mengalami kenaikan terbatas tetapi IHSG sangat rawan aksi ambil untung karena kenaikan yang cukup signifikan selama Desember. Pelaku pasar kami rekomendasikan melakukan SOS ketika pasar mengalami kenaikan. Support IHSG ada di level 6.300 sampai 6.270 dan resistance di level 6.348 sampai 6.370," ujar Hans di Jakarta, Sabtu (28/12/2019).

Untuk memberikan laporan terbaik kepada investor, fund manager sering mengganti portofolio pada akhir tahun. Saham-saham berkinerja kurang baik dikeluarkan dari portofolio diganti dengan saham-saham berkinerja baik. Aktifitas ini secara langsung membuat saham-saham tertentu yang berkinerja baik mengalami kenaikan. Dan beberapa saham lapis tiga yang dilepas mengalami tekanan harga.

Hal ini yang membuat pelaku pasar melihat di ujung tahun sering ada kenaikan saham-saham tertentu terutama saham blue chip. Hal ini cukup sering terjadi di Indonesia, dimana setiap bulan Desember IHSG selalu berkinerja positif. Investor dan pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih keuntungan.

Kenaikan pasar bulan Desember ini juga tidak lepas dari semakin dekatnya penandatangan fase awal antara China dan Amerika Serikat. Awalnya China memperlihatkan sikap maju mundur dan kurang antusias mengenai perjanjian perdagangan dibanding AS. Pernyataan Beijing bahwa kontak dengan AS semakin dekat tak lama setelah Presiden Donald Trump berkata tentang seremonial penandatanganan pakta perdagangan.

Langkah China yang akan memangkas tarif impor terhadap berbagai barang dari AS. Kementerian Keuangan China mengatakan mulai 1 Januari, akan menurunkan tarif impor pada lebih dari 850 produk, mulai dari daging babi beku hingga beberapa jenis semikonduktor. China juga meningkatkan impor barang Amerika di tengah ekonomi yang melambat dan perang dagang dengan Amerika.

Beberapa data AS menunjukan posisi tidak berubah mulai dari data Departemen Tenaga Kerja tentang pengangguran mingguan AS turun 13.000 menjadi 222.000 lebih tinggi dari perkiraan 220.000. Departemen Perdagangan AS juga mengonfirmasi kenaikan PDB AS kuartal ketiga, diprediksi naik 2,1% (yoy), tidak berubah dari perkiraan November lalu. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak akan menurunkan atau menaikan suku bunga waktu dekat.

Berita pemakzulan Presiden Trump juga tidak terlihat mempengaruhi pasar keuangan di akhir tahun. DPR yang dikuasai Partai Demokrat, memutuskan untuk memakzulkan Trump karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres dalam melakukan penyidikan.

Trump menjadi presiden ketiga yang didakwa dengan kejahatan tingkat tinggi, dan sekarang akan menghadapi persidangan di Senat. Peluang pemakzulan relatif kecil karena Senat dikuasai Republik. Hal ini membuat pasar tidak terlalu merespon proses pemakzulan ini.

Dari zona Eropa, hasil pemilu di Inggris diperkirakan memperlancar jalan keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. PM Inggris Boris Johnson telah mendapatkan persetujuan kesepakatan Brexit di parlemen, sehingga besar kemungkinan Brexit yang mulus dari Uni Eropa.

Sikap PM Inggris Boris Johnson yang akan menggunakan jalan keras pada tahun 2020 untuk menuntut Uni Eropa, memberikan kepadanya kesepakatan perdagangan bebas komprehensif dalam waktu kurang dari 11 bulan menimbulkan kekhawatiran hard Brexit. Kemampuan Inggris mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Uni Eropa dalam rentang waktu relatif singkat tetap jadi perhatian para investor.

Optimisme pasar di Desember bertambah setelah rilis data perekonomian China pada Jumat pekan ini. Data menunjukkan laba perusahaan industri China naik tercepat dalam 8 bulan terakhir. Data yang dirilis Jumat menunjukkan laba perusahaan industri China naik tercepat di periode November.

Tetapi pelemahan demand domestik di China tetap jadi risiko bagi kinerja laba perusahaan tahun depan. Selain itu, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menurunkan biaya keuangan perusahaan dan mengisyaratkan pemotongan "yang ditargetkan" pada rasio persyaratan cadangan bank.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)